Fayla tertidur di bawah gelapnya lampu kamar. Ia menarik selimutnya sampai batas dada. Namun tiba-tiba Fayla terbangun, ia merasakan kehadiran seseorang di kamarnya.
Fayla memang orang yang sangat sensitif dengan keadaan sekitarnya. Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri mencoba mendengar sesuatu yang menguatkan dugaannya.
Dan benar saja, bayang hitam tergambar jelas di tirai pintu balkon Fayla. Cahaya rembulan membuat siluet hitam itu benar-benar terlihat di tirainya. Bayangan itu tampak mondar-mandir mencari celah untuk melihat ke dalam.
Fayla sedikit bergidik, namun akalnya masih bisa berpikir. Dengan bergerak perlahan Fayla menuju pintu kamarnya gerakannya sangat pelan mencoba untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun.
Saat pintu terbuka, ada bunyi yang cukup membuat siluet hitam itu terdiam dan menatap ke arah dalam kamar Fayla. Dengan cepat Fayla berlari ke bawah
'Kenapa semua orang tidurnya di lantai bawah sih. Sial!' batin Fayla
Tokk.. Tokk...
"Al! Al!" Fayla berbisik, mengusahakan agar suaranya tidak terdengar sampai ke atas
"Kenapa Ay?" Alfa membuka pintu dan sedikit mengucek matanya, ternyata ketukan Fayla membuat tidak hanya Alfa yang terbangun tetapi juga uncle Hans dan Kia
"Itu... Di kamar... Ada orang" Fayla terbata-bata mengucapkannya karena jujur saja ia sedikit takut.
Dengan cepat Alfa naik ke kamar Fayla dan uncle Hans berlari keluar menuju ruang tamu. Keduanya dengan sigap menunjukkan sifat kelakiannya, sebagai pelindung.
Kia menenangkan Fayla yang sedikit gemetar, ia menggiring Fayla duduk di meja makan dan memberinya segelas air.
"Gimana?" tanya Kia saat Alfa dan Uncle menghampiri
"Uncle nggak menemukan apapun, mungkin orang itu sudah keburu pergi" uncle Hans menyela
"Benar Om, kerjanya rapi, tapi untung aja aku melihat sedikit bekas tanah di lantai balkon, dan itu mungkin dari sepatunya" jelas Alfa yang berdiri di samping Fayla"Tapi kenapa dia mau masuk kamarku? Apa mungkin maling?" Fayla mengadahkan kepalanya melihat Alfa
"Bukan, aku yakin dia orang suruhan Wiro" jawab Alfa
"Wiro?" Kia membeo "Itu berarti situasinya sudah nggak aman""Benar. Tapi kamu tenang aja Ay, kau bakal jagain kamu" janji Alfa
"Sekarang mending lo tidur sama gue aja Fay, gue tau lo takut kan buat tidur sendiri" Fayla mengangguk mendengar tawaran Kia
"Yaudah kamu istirahat sekarang,besok kamu juga sekolahkan, biar aku yang jaga" Fayla mengernyit tak setuju jika Alfa harus mengorbankan waktu tidurnya, apalagi ia harus berjaga sendirian
"Uncle juga bakal nemenin Alfa" sepertinya uncle Hans mengerti dengan tatapan khawatir Fayla.
Kia akhirnya membawa Fayla ke kamar.Kejadian semalam membuat Fayla harus lebih berahati-hati lagi, Kia mengusulkan untuk Fayla mulai belajar bela diri. Karena itulah Fayla mulai searching dan belajar lewat youtube, setidaknya Fayla harus mengerti teorinya dulu sebelum praktek.
***
"Ay, weekend ini aku mau ngajak kamu jalan-jalan, kamu mau?" Alfa memecah keheningan di pagi ini"Kenapa?"
"Aku tau kamu masih takut kan karena kejadian semalam, untuk itu aku mau ajak kamu refreshing" jelas Alfa sambil menikmati sarapan paginya
"Iya Fay, kamu ikut Alfa aja" seru uncle Hans
"Iya bener tuh Fay, biar kamu refreshing jadi kamu nggak stres sama sekolahmu" dukung Kia.Fayla dibuat heran dengan sikap mereka yang menyuruhnya untuk refreshing, tapi ada benarnya juga, Fayla masih takut dengan kejadian semalam dan ia juga butuh pengalih perhatiannya. Untuk itu Fayla menyetujuinya, toh nggak ada salahnya juga kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mystery / Thriller"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...