"Alfa?" seru Fayla riang
Fayla segera turun dari motor untuk melihat lebih jelas sosok di hadapannya kini.
Alfa setengah duduk sedangkan Fayla sudah berdiri menghadapnya."Ishhh, elo ngerjain gue ya?" pukulan Fayla mendarat di lengan Alfa
"Aw, masa baru pulang udah dianiaya gini sih. Gue balik lagi nih"
"Lebay lo! Yaudah balik lagi sana" decak Fayla yang membuang muka
"Ishh,, lo tuh ya" desis Alfa mengacak kerudung Fayla "Gue kangen tau!"
"Aal... Kerudung gue" rengek Fayla meniup kerudungnya. Gemas, Alfa kembali mengacak kerudung Fayla
"Pantes, betah bener di parkiran. Ada si bebeb toh" ledek Meysha yang membuat Alfa menghentikan aksinya menggoda Fayla
"Kalo udah gini, kayaknya bakal nggak jadi deh belajar kelompoknya" Keira dan yang lainnya menghampiri Alfa dan Fayla
"Eh jadi kok, siapa bilang nggak jadi" sergah Fayla
"Emang kalian nggak capek apa, masak pulang sekolah udah mau belajar lagi aja" Alfa tak beranjak dari tempatnya
"Halahh,, bilang aja kalo elo mau cari kesempatan biar bisa jalan sama Fayla" Keira tampaknya mengerti maksud Alfa
"Nahh itu tau" aku Alfa
Fayla menyikut Alfa "Udah ah, jalan sekarang aja yuk,keburu sore" Fayla menyela
"Mending belajarnya di cafe aja, biar sekalian makan siang. Gue yakin kalian belum makan kan? Jadi kalian belajarnya juga bisa lebih santai" usul Alfa. Fayla dan keempat sahabatnya saling melempar pandang "Gue yang bayar, tenang aja" sela Alfa yang seakan mengerti maksud tatapan gadis-gadis itu
"Hahaha kita nggak minta lo ya, elo sendiri yang nawarin" Keira berkilah
"Eh jangan Al" Fayla tak enak hati karena tawaran Alfa"Nggak papa Ay, sekalian gue bisa nemenin lo, lagian liat wajah kelaparan mereka bikin nggak tega gue"
"Huuuuu" sorak keempat sahabat Fayla
Meysha merekomendasikan salah satu cafe yang cocok untuk mereka belajar. Tempatnya tidak terlalu luas tetapi tetap nyaman. Keira, Fayla, Alfa melihat menu di kasir cafe. Sedangkan ketiga sahabat Fayla yang lain sudah duduk di sudut cafe, menunggu pesanan mereka.
"Kei? Jadi pesen apa?" Fayla tampaknya sudah lelah menunggu Keira yang tak kunjung memesan makanan.
"Tau nih, lama banget. Udah pilih apa aja yang lo sama temen-temen lo suka" timpal Alfa yang tampaknya juga ikut kesal
Mendengar itu Keira menyeringai jahil"Kalian berdua diem dulu! Ini juga mau pesen. Mbak saya pesen chicken fingers nya 4, onion ring nya 3, crispy chicken nya 4, nachosnya 3, roti bakarnya 3, omelet mie nya 2, fried french nya 4......"
Fayla menyenggol Keira "Kei!" protes Fayla
"Laper Fay, mumpung ditraktir" sahut Keira enteng "Oh sama es lemon tea nya 4 ya mbak" lanjut Keira memesan yang kemudian dicatat oleh waiters "Trus kalian pesen apa?" sambung Keira menatap Alfa dan Fayla
"Kei? itu tadi udah cukup" seru Fayla
"Itu buat gue sama anak-anak, lo sama Alfa pesen sendiri lah" sahut Keira yang melenggang pergi menuju teman-temannya.
Fayla memejamkan matanya frustasi 'Keira! Malu-maluin! Mau taruh mana muka gue di depan Alfa!' umpat Fayla dalam hatinya.
"Sorry.." Kini Fayla menatap Alfa tak enak hati
"Ngapain minta maaf? Ini kan ide gue yang ngajak kalian, jadi lo nggak usah minta maaf "
"Tapi, itu pesennya banyak banget Al, apa gue ganti aja ya, nanti biar ......"
"Ay, nggak usah. Biarin aja, temen-temen lo itu laper. Dosa gue kalo ngebiarin anak orang kelaperan. Lagian ini tanggung jawab gue, kalo lo nge cancel pesenannya, gue nya yang nggak enak" sela Alfa merangkul bahu Fayla
"Makasih Al, sekali lagi sorry ya" Fayla menatap Alfa yang menghadapnya
"Iyah, udah jangan banyak bilang sorry. Tuh, kasian mbak-mbak nya nungguin kita mulai tadi" Fayla berdehem menutupi rasa malunya karena mbak-mbak waitersnya sedari tadi berdiri dan tersenyum di balik meja kasir
Berkutat dengan buku sambil sesekali menyantap makanan adalah salah satu cara agar tidak bosan dengan yang namanya belajar. Setidaknya itulah cara Fayla dan keempat sahabatnya saat ini. Selama hampir satu jam Fayla menjadi guru privat dadakan. Beberapa tekhnik mengajar sudah Fayla kerahkan saat ini, pasalnya pada tekhnik mengajar pertama membuat teman-teman Fayla mulai pusing, pada tekhnik yang kedua membuat teman-temannya mulai mual, dan untung saja pada tekhnik yang ketiga ini tidak membuat teman-temannya pingsan namun membuat satu-satu dari mereka pergi ke kamar mandi. Hahaha, kebayangkan jadi Fayla gimana, Fayla harus memutar otaknya untuk membuat materi fisika ini masuk ke dalam otak teman-temannya.
Benar-benar deh teman-teman Fayla ini, setidaknya semangat mereka membuat Fayla pantang menyerah. Untung saja metode kali ini membuat mereka mulai mengerti, setidaknya tidak membuat Fayla pingsan. Metode itu pun Alfa yang mengusulkan, mungkin karena kasihan melihat Fayla yang nampaknya ikut stres menghadapi bebalnya otak teman-temannya.
Terima kasih pada Alfa, setidaknya teman-teman Fayla kini mulai mengangguk menanggapi penjelasan Fayla. Keempatnya mulai mengerjakan contoh soal yang ada di buku, Fayla memperhatikan mereka dengan seksama, melihat cara pengerjaan teman-temannya
Drrttt...drttt..
Ponsel Alfa berdering yang mengalihkan perhatian Fayla. Kali ini Alfa tidak beranjak dari duduknya untuk mengangkat panggilannya"Iya om?" Fayla yang mendengar itu melirik Alfa
"Kamu bisa pulang sekarang? Ada yang ingin om sampaikan" terdengar begitu pelan, namun masih bisa ditangkap telinga Fayla
"Bentar lagi ya om, masih nungguin Fayla belajar"
Fayla yang mendengar itu mengalihkan perhatiannya penuh 'om nya tau gue?'
"Oke, Om tunggu di rumah" begitulah yang Fayla dengar sebelum panggilan terputus dan Alfa kembai meletakkan ponselnya di atas meja
"Kenapa Ay?" Alfa melihat Fayla yang sedari tadi memperhatikannya
"Nggak papa" diam sejenak " Al kalo kamu emang ada urusan, kamu pergi sekarang nggak papa, nggak perlu nungguin kita, lagian bentar lagi juga selesai kok"
"Beneran nggak papa?"
"Iyah, udah sana, udah ditungguin om kamu juga kan? Kasian kalo nunggu lama-lama"
"Yaudah, aku pergi sekarang ya" Fayla mengangguk senyum merasakan sentuhan lembut Alfa di kepalanya.
****
Fayla mengendarai motornya gelisah, perasaannya tidak enak. Sudah pukul setengah 6 sore tapi rumah Fayla masih gelap, hanya lampu jalan yang menerobos masuk rumahnya membuat jantungnya tiba-tiba berpacu lebih cepat. Fayla merasa bulu kuduknya berdiri
Ceklek..
Fayla membuka pintu, seketika itu Fayla merasakan sesuatu menusuk indera penciumannya. Anyir. Amis. Bahu Fayla merosot, tubuhnya lemas seketika.
"KKYAAA!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mystery / Thriller"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...