"Kalo ke Bedugul itu jangan pake kaos tipis kayak gini. Pake jaket gue nih" Alfa memasangkan jaketnya pada Fayla. Aroma davidoffnya membuat Fayla candu
"Thanks, eh tapi kok elo juga disini sih?"
"Ya gue nemenin lo lah"
"Hah? Sampe kesini juga? Wah bener-bener deh" Fayla tak habis pikir.
"Yaiyalah gue bakal pastiin elo selamat sampai rumah"
Fayla membelalakkan mata, nyaris tak percaya.
'pliss pegangin gue dong, rasanya ini gue mau terbang' Fayla tersipu mendengar kata-kata AlfaFayla sadar akan sesuatu "Bentar deh, berarti hari ini lo juga pulang?" Alfa mengangguk menjawabnya "Wahh gila, ini udah mau malem loh. Lo nggak capek? Mending besok pagi aja deh"
"Gue udah biasa nyetir malem, elo tenang aja. Gue bakal kuat kok nyetir sendiri"
'apa katanya? Kuat nyetir sendiri? Mana mungkin kuat, emang dia robot apa. Sopir bis aja sekarang pasti lagi istirahat, lah dia mulai tadi di samping gue terus, nggak istirahat juga' omel Fayla dalam hati
"Lo yakin bisa kuat?" Fayla memastikan
"Iya Ay, tenang aja" Alfa meyakinkan. Hening kemudian, baik Fayla maupun Alfa sibuk dengan pikiran masing-masing hingga Alfa memecah keheningan itu.
"Fay?"
"Hmm?"
"Lo masih marah nggak sama gue?" Alfa sudah menatap Fayla sedangkan Fayla baru saja menoleh dan ia terkejut karena jarak mereka cukup dekat saat ini.
Udara yang dingin seakan memanas karena jarak mereka. Tatapan Alfa membuat Fayla terpana.
Hhiikk...hhikk...
Tiba-tiba saja Fayla cegukan karena kegugupannya seperti ada ribuan kupu-kupu terbang berkelana di perutnya. Fayla akan berbalik namun kembali ditahan Alfa.Hhikk.. Hikk.
Cegukan itu belum juga hilang, bibir Alfa sudah berkedut namun Alfa sekuat tenaga menahan tawanya. Fayla merasa canggung karena selain jarak mereka yang cukup dekat, masih ada beberapa temannya di sekitar sini.Tatapan Alfa meminta jawaban, Fayla mengangguk cepat kemudian berdehem "Iya udah gue maafin, sekarang lepasin! Diliat anak-anak, nggak enak gue" ucap Fayla melepas tangan Alfa dari bahunya.
Baik Alfa maupun Fayla kini menikmati pemandangan indah di depannya. Alfa yang berdiri tegak menatap lurus dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke saku celananya, sesekali ia menyisir rambutnya dengan jemarinya sedangkan Fayla duduk di pinggir danau sambil memeluk dirinya yang memakai jaket dari Alfa.
"Ayo anak-anak kita kembali ke bis" seruan Bu Henny membuatku menoleh, membuat setiap anak mendesah kecewa.
Saat akan berdiri, Fayla sepertinya kehilangan keseimbangan, kepalanya berputar seketika. Namun dengan sigap tangan Alfa memeganginya. Tatapan mereka seakan terkunci. Posisi mereka saat ini seperti yang ada di film maupun novel. Ternyata ada juga adegan sepeti ini di dunia nyata.
Baik Fayla maupun Alfa masih pada posisi Alfa memegang kedua bahu Fayla, wajah Alfa mulai mendekat, Fayla memjamkan matanya dalam. Fayla merasakan aroma davidoffnya semakin kuat menusuk penciumannya.
"Ay?"
"Hmm?"
"Kamu lagi nggak mikir macem-macem kan?" pertanyaan Alfa membuat mata Fayla membuka lebar, segera ia menjauhkan wajahnya dari wajah Alfa dan berlalu pergi sambil memegang pipinya yang memanas.
"Yesss, blushing!" teriak Alfa girang dan Fayla dibuat tersipu karenanya.
Bulan dan bintang kini menghiasi langit malam. Sekitar pukul 9 bis sudah memasuki pelabuhan Gilimanuk. Semua siswa sudah masuk kapal. Kapal malam lebih bagus dan nyaman daripada kapal siang.
Kali ini Fayla sudah duduk di kursi kapal yang empuk. Dengan mata sayup-sayup yang menahan kantuk, ia sudah memasang headphone.
Alfa menggandeng Fayla keluar kapal membawanya berdiri di pinggir pagar
"Ngapain sih Al? Mending di dalem aja, disini dingin" Fayla melepas headphone nya"Gue pengen nikmatin malam ini sama lo" kalimat itu membuat hening seketika. "Fay"
"Al"
Entah bagaimana bisa mereka bisa bersamaan mengucapkannya
"Lo duluan" tawar Alfa. Fayla tampak ragu ingin mengatakannya
"Gue mau bilang makasih sama elo. Lo udah disamping gue akhir-akhir ini, makasih juga karena lo udah nolongin gue waktu itu. Mungkin sesuatu yang buruk bakal terjadi sama gue kalo waktu itu lo nggak nolongin gue" Alfa menaruh perhatian penuh pada Fayla
"Jujur waktu itu gue takut banget, tapi entah kenapa waktu itu cuman lo yang ada pikiran gue, gue manggil-manggil nama lo buat minta tolong, dan lo dateng. Gue nggak tau mau bilang apalagi, l udah banyak banget bantuin gue""Ay, gue kan udah bilang dari awal kalo gue bakal nemenin dan jagain lo. Jadi lo nggak perlu khawatir lagi. Dan nggak perlu berterimakasih untuk itu" tatapan mereka kini benar-benar tak ingin lepas
"Gue boleh nanya nggak?" Alfa mengangguk "Kenapa sih lo sampe segininya ke gue?"
"Karena gue suka sama lo"
Mata Fayla membulat. 'Ini dia lagi nyatain perasaannya?'
Angin berhembus cukup kencang, suasana malam yang indah di tengah laut, gemerlapnya lampu kapal menambah suasana romantis saat ini. "Iya Ay, gue suka sama lo"
"Bercanda lo nggak lucu Al!"
"Gue nggak bercanda, gue serius! Gue pengen lo jadi pacar gue" Alfa berkata serius
"Tapi... Tapi kenapa gue? Gue nggak pantes buat lo Al, banyak cewek lain yang lebih sempurna dari gue"
"Tapi mereka nggak bisa bikin gue nyaman. Gue pengen lebih mengenal lo Ay, gue pengen jadi bagian dari hidup lo"
"Tapi kita baru kenal Al, gue takut... Gue takut...." Fayla tak mampu melanjutkan kalimatnya
"Gue janji gue bakal jadi yang terbaik buat lo Ay, gue nggak bakal bikin lo hancur sama kayak yang Ardi lakuin ke lo. Gue bakal bikin kepingan hati lo utuh lagi. Gue janji bakal jagain dan ngelindungi lo, meskipun nyawa gue taruhannya" Janji Alfa
"Lo nggak harus bikin janji yang mungkin nggak bisa ditepatin. Gue percaya sama lo"
"Jadi..?"
"Iya, gue mau" jawaban Fayla membuat Alfa teriak kegirangan
"Ssttt! nanti ada yang denger" Alfa tidak menanggapi Fayla, ia langsung memeluk erat gadisnya
"Makasih Ay, gue janji gue bakal selalu ada buat lo. Makasih makasih makasihh"
'Tuhan yang bakal jadi saksi kalo gue cinta sama lo tanpa alasan apapun'
lanjut Alfa dalam hati.Fayla tersenyum bahagia dibalik pelukannya 'gue nggak peduli siapa lo Al, gue yakin lo orang baik. Yang gue butuhin sekarang cuman elo, selama elo di sisi gue, itu udah lebih dari cukup buat gue. Gue janji gue bakal jadi yang terbaik buat elo" janji Fayla dalam hati.
Alfa melepas pelukannya, ia merogoh sesuatu di dalam sakunya. Sebuah gelang yang cantik. Di bagian atas gelang bertuliskan nama Fayla sedangakan di baliknya bertuliskan nama Alfa. Alfa memasangkannya pada pergelangan Fayla bersama dengan gelang pemberian ayah Fayla.
Cantik."Ini... Bagus banget Al"
"Ini sengaja gue pesen di London dua minggu yang lalu, waktu lo marah sama gue, disana ada nama kita. Lo suka?" Fayla tersenyum mengangguk
"Makasih".
Cuuup..
Ciuman di kening Alfa membuat Fayla mematung seketika."Aduhhh... Sweet banget sih pasangan ini.. Jadian nih ceritanya" suara Meysha tiba-tiba mengudara, membuat Fayla dan Alfa menjadi salah tingkah
"Tau nih, baper gue" timpal Windi
"Romantis banget, sampe nggak peduli kondisi sekitar" timpal Keira
"Pengen nangis gue liatnya" kini Dea yang bersuara
"Lebay!" ucap ketiganya kompak.
Hancur sudah suasana romantisnya karena kedatangan rombongan makhluk yang tak diundang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
غموض / إثارة"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...