Setelah kepala sekolah memberi himbauannya, semua siswa mulai memasuki bis masing-masing. Aku duduk berdua dengan Meysha. Jam 7 pagi bis sudah siap akan berangkat. Sebelum bisa benar-benar bergerak, aku melambaikan tanganku keluar jendela melihat ibu dan kak Ana berdiri di seberang.
Sepanjang perjalanan, para penumpang bis ikut bernyanyi mengikuti lagu yang di putar di dalam bis. Semua tampak bersemangat, namun setelah kurang lebih 3 jam, hanya ada satu dua orang yang bernyanyi, sedangkan yang lainnya sudah masuk ke alam mimpi.
Aku menatap kosong keluar jendela, menikmati setiap jalan yang terlewati. Namun, mataku membulat saat melihat seseorang tengah berhenti di pinggir jalan. Seperti..... Alfa.
Ah nggak mungkin, halusinasi gue aja, Alfa juga udah nggak ada kabar, nggak mungkin itu dia. Gumamku dalam hati menatap keluar jendela.
Posisinya membelangiku, tapi pungungnya tampak familiar. Saat sosok itu sudah tak terlihat, aku sudah menutup tirai jendela, mencoba kembali berfikir logis, nggak mungkin itu Alfa.
Lelah dengan pikiranku, dengan menggunakan masker ku putuskan untuk ikut ke dalam alam mimpi bersama teman-teman yang lain.
Terlihat langit sudah mulai berganti gelap. Kami sudah tiba di Bali dan kini tengah berhenti di sebuah restoran sekitar pukul 8 malam. "Eh Fay, nggak makan?" tanya Meysha
"Nggak, aku nggak makan. Perutku rasanya nggak enak, kayak jetlag gitu"
"Oh gitu, yaudah minum teh anget aja Fay, tuh disana tinggal ambil aja. Gue masuk dulu ya"
"Hmm" jawabku sambil mengambil teh hangat. Aku berjalan keluar dan duduk di gazebo depan resto. Minum segelas teh hangat sambil menikmati lalu lalang kendaraan di malam hari kayak gini, seru juga. Cukup lama aku duduk, satu per satu anak-anak sudah mulai keluar resto. Ada yang sudah naik bis dan ada yang duduk -duduk sepertiku sambil menunggu yang lain.
Tepat pukul 10 malam kami sampai di hotel. Perwakilan setiap kamar sudah bersiap untuk check in. Setelah mendapat kunci, kami berlima sudah bergegas menuju kamar kami. Kamar yang cukup nyaman. Setelah membersihkan diri masing-masing, aku berbaring meluruskan punggungku. Maklum saja perjalanan tadi membuatku punggungku lelah.
"Fay, nggak mau ikut kita keluar? Kita mau liat-liat hotel" tanya Keira yang sudah siap dengan baju hangatnya
"Nggak deh, gue capek, pengen tidur aja" jawabku memeluk bantal guling
"Yaudah kita duluan. Kunci gue bawa Fay" ucap Keira yang beranjak pergi diikuti Meysha, Windi dan Dea. Tak butuh waktu lama untukku tertidur.
Ceklek ...
Samar, kudengar pintu kamar terbuka, namun mataku rasanya sulit untuk terbuka.Mereka udah balik, cepet banget. Pikirku
-
Suasana pagi di Bali ternyata cukup dingin. Subuh tadi aku sudah terbangun dan sudah membersihkan diri.
"Bangun, udah pagi. Buruan siap-siap, ntar ditinggal baru tau" kataku sambil membangunkan keempat sahabatku yang masih terlelap.
"Emmm bentar lagi" erangan Dea membuatku mendengus geli. Daripada menunggu putri tidur bangun, kuputuskan untuk keluar menikmati sejuknya udara pagi. Udara pagi terasa sangat menyegarkan. Aku duduk di kursi depan kamar, melihat beberapa petugas hotel yang kesana kemari menyiapkan sarapan pagi untuk kita semua.
Cukup lama aku menunggu keempat putri tidur bangun, akhirnya suara pintu berderit membuatku menoleh ke asal suara.
"Emang kalian balik jam berapa sih, kok sampe kecapean gitu" tanyaku saat mereka ikut duduk bersamaku
"Jam 12 an lah, liatin anak-anak renang tadi malem."jawab Windi
"Gila sih, malem-malem dingginya kek gitu, eh malah renang" timpal Dea.
'Tunggu, perasaan kemaren mereka balik ke kamar cuman sebentar deh, nggak sampe jam 12 kayaknya. Apa guenya aja yang halu ya?' tanyaku dalam hati sedikit heran. 'Bodo amat lah, gue nya aja kali yang kecapean kemaren jadi nggak sadar jam berapa mereka balik'
Menyingkirkan pikiranku, aku kemudian mengajak mereka bergabung dengan teman-teman yang sudah berada di meja makan "Sarapan yuk" ajakku berjalan lebih dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mystery / Thriller"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...