Bab 29

885 48 0
                                    

Aku mulai membiasakan diri tinggal di rumah Alfa, untuk itu aku juga harus melakukan sesuatu, bukan? Setidaknya aku tidak hanya menumpang tidur saja di rumahnya.

Aku membuka tutup perabotan dapur, mengingat letak bumbu dapur yang ada. Kulihat isi kulkas juga sudah penuh dengan berbagai macam makanan, sayur, buah, telur, dan yang lainnya. Termasuk juga ice cream. Lengkap banget.

Aku mulai berpikir untuk memasak apa untuk sarapan, membuat nasi goreng atau hanya membuat roti selai? Tapi aku juga bingung, apa yang dimakan Alfa setiap sarapan?

Aku berjengit kemudian karena kehadiran yang tiba-tiba. Dia baru saja keluar kamar dan berencana jogging. Sebelum Alfa pergi, aku menahannya untuk menanyakan sarapannya. Dan Alfa mengatakan bahwa dia hanya akan minum coklat panas. Ia kemudian pergi dan memulai lari paginya.

Aku memutuskan untuk memasak nasi goreng untuk sarapan. Tanganku dengan lihai memotong bawang dan menyiapkan bahan lainnya. Setelah hampir tiga puluh menit berkutat di dapur, masakanku telah siap. Aku meletakkan piring nasi goreng dan telur di atas meja makan, dan mengambil dua piring lain untukku dan Alfa.

Teringat dengan pesan Alfa, aku segera membuat coklat panas. Tepat setelah coklatnya jadi, Alfa pulang dengan nafas memburu. Dia bilang akan mandi lebih dulu sebelum menikmati sarapan.

Alfa menyeruput coklat panasnya membuatku mendengus geli, pasalnya cara menyeruputnya itu membuat wajahnya begitu lucu buatku. Seperti anak kecil yang begitu senangnya mendapat es krim.
"Lo suka banget sama coklat?" tanyaku penasaran karena Alfa begitu menikmati coklat panasnya
"Banget, tapi yang ini lebih enak. Harus sering-sering nih buatin gue coklat panas" 
Alfa kembali menyesap minumannya dan aku mulai menyuapi nasi goreng ke dalam mulutku.

"Ay, tadi kak Ana nelpon, nanya keadaanmu" seketika aku berhenti menyendok nasi goreng
"Kenapa kok nggak nelpon ke aku?" 

"Kak Ana pikir kamu masih butuh istirahat, jadi dia tanyanya ke aku, tapi aku udah bilang kalo kamu udah sehat-sehat aja" aku terdiam menunduk

'kenapa sih sama kak Ana?' aku sibuk dengan pikiranku sendiri

"Habis ini kamu mau istirahat apa gimana?" tanya Alfa yang sepertinya tidak sadar akan perubahan wajahku "Emmm.. Aku.. Kayaknya mau bersih-bersih rumah, nyuci baju, sama nyiram taman" aku masih fokus pada piring nasi goreng yang hampir habis

"Ayolah Ay, kamu disini bukan buat ngerjain itu semua, aku biasanya menyewa asisten rumah tangga" aku mendongak ke arah Alfa
"Tapi aku juga nggak bisa hanya tidur disini. Setidaknya aku......."
"Ay?"
"Al? Kalo aku cuman tidur aja, aku malah semakin bosan. Ayolah,, ini cuman pekerjaan kecil"
"oke, aku izinin. Tapi aku juga bakal bantuin" putus Alfa
"Al? Tapi kamu tuan rumah...."
"Kamu bakal kecapean kalo ngerjain rumah ini sendirian. Aku nggak mau jadi pacar yang jahat, yang ngebiarin pacarnya capek" seketika aku terpaku karena perkataan Alfa yang gentle banget. Sungguh, aku bersyukur memilikinya.

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang