Fayla POV
Aku sudah memikirkannya, ya, keputusanku ini sudah benar. Aku nggak mau jadi beban untuk Alfa. Ya, ini sudah benar.
Aku sudah memikirkannya semalaman, keputusanku sudah bulat. Aku nggak boleh goyah, ini semua demi kebaikan mereka. Aku terus saja meyakinkan diri bahwa keputusan yang telah aku ambil ini sudah benar.
Aku menatap langit yang sinar rembulannya mulai meredup, hanya cahaya remang yang ia hasilkan. Bahkan cahaya bintang tak cukup menerangi sisa malam ini.
Hanya Bi Ina yang saat ini menjadi tempatku. Bi Ina lah yang telah membantu ibu mengasuhku dan kak Ana sejak kecil, Bi ina sudah kuanggap menjadi orang tua ku. Bi Ina.
Aku tak mengatakan apapun saat aku tiba di rumahnya kemarin, aku hanya bilang saat ini aku ingin menenangkan diri dan Bi Ina mengerti hal itu dan tak bertanya apapun padaku. Syukurlah aku masih memiliki tempat untuk menenangkan diri.
Ingin rasanya aku kembali sekolah, tapi untuk saat ini sepertinya tidak. Alfa pasti mencariku di sekolah, mungkin lusa aku baru akan kembali bersekolah.
Aku pun sepertinya harus mulai mencari pekerjaan paruh waktu. Karena nggak mungkin aku harus tinggal bersama bibi, sedangkan untuk kembali ke rumah.... Aku masih takut dan trauma.
Jika aku meminta uang ke kak Ana, rasanya aku semakin membebaninya. Setidaknya aku harus mencari uang untuk uang makanku.
****
Keempat sahabatku pada heboh saat melihatku sudah duduk di bangku. Mereka banyak sekali bertanya,Kenapa lama sekali masuk sekolah? kenapa tidak memberi kabar?
kemana aku pergi selama ini?Pertanyan bertubi-tubi itu membuatku sampai bingung harus menjawab yang mana dulu. Sampai akhirnya Meysha mengatakan jika beberapa hari yang lalu Alfa datang ke sekolah dan menanyakanku.
"Untuk yang satu ini, aku minta tolong sama kalian, jangan katakan apapun padanya, jangan kasih tau dia aku sudah sekolah lagi, pleasee?"
"Tapi kenapa Fay" Keira menatapku bingung
"Dia kelihatan khawatir banget loh Fay" Meysha pun ikut keheranan"Itu... Ada sesuatu yang nggak bisa aku jelasin sekarang. But, please.. Jangan kasih tau dia" aku sungguh-sungguh memohon untuk yang satu ini. Meski sempat kebingungan tapi pada akhirnya mereka mengangguk mengiyakan. Paling tidak, aku bisa sekolah dengan tenang.
Saat mentari pagi baru muncul aku sudah berjalan menuju sekolah dan kembali pulang saat sinar mentari mulai berubah jingga.
Begitulah aku melewati beberapa hari ini.Aku mulai mencari pekerjaan, namun sampai saat ini belum juga mendapatkannya. Bi Ina sebenarnya juga sudah melarangku untuk mencari kerja. Tapi aku tak bisa berpangku tangan pada Bi Ina.
Semoga esok hari Tuhan memberikanku petunjukNya dan memberikan jalan terbaik untuk kehidupanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He? (END)
Mystery / Thriller"aku nggak tau kamu siapa, aku nggak tau apa alasanmu mendekati gadis sepertiku. Tapi aku bersyukur memilikimu di sisiku. Hanya kaulah sandaran terkuatku" Fayla Putri Iffani "aku tak peduli dengan bentuk fisikmu, aku mencintaimu.. Itu saja. Kecantik...