Bab 51

705 38 0
                                    

Sinar mentari pagi menyusup masuk kamar Fayla, membuat kedua tangan Fayla bergerak menghalau sinarnya menusuk mata.

Dengan langkah gontai ia masuk ke kamar mandi mencuci muka dan menyikat giginya. Saat menatap cermin, Fayla teringat kejadian semalam. Saat dimana Fayla menyandarkan kepalanya di bahu Alfa, menatap langit malam dalam diam.

Rasanya pagi ini, langkah Fayla terasa ringan, seolah beban yang dipikulnya telah berkurang. Raut bahagia terpancar di wajahnya, ia ingin berenang saat ini.

Air kolam yang cukup dingin tak membuat Fayla mengurungkan niatnya. Olahraga pagi yang sangat menyenangkan. Fayla sangat menyukainya. Fayla menikmati olaharaga paginya, berenang kesana kemari dengan bebas.

Udara pagi yang menyejukkan membuat pikiran Fayla lebih fresh, Fayla menikmati sejuknya udara sambil duduk di pinggir kolam, mengayun-ayunkan kakinya di air.

Byurrr..

Alfa melompat ke dalam kolam, membuat cipratannya membasahi wajah Fayla
"Ihhh.. Al!" kepala Alfa keluar dari kolam, mengibaskan rambutnya yang basah
"Ups sorry" cengir Alfa berjalan mendekat, membuat Fayla bisa melihat dada bidang dan perutnya yang sixpack ditambah badannya yang atletis membuat siapa saja terpana melihatnya.

Fayla terpesona dengan pemandangan indah di depannya, tapi akal sehat Fayla masih berfungsi dengan baik. Fayla menghentikan langkah Alfa di dalam kolam
"Udah, cukup di situ aja, jangan deket-deket" Fayla mengangkat kedua tangannya menutupi wajahnya, Alfa mendengus geli melihat Fayla yang malu seperti itu.

Bukannya menjauh, Alfa semakin dekat "Al, stop!"
"Sini dong, renang bareng" Alfa semakin menggoda Fayla. Dengan cepat, Fayla beranjak dari duduknya 

"Dasar mesum!" teriak Fayla masuk ke dalam villa. Alfa terkikik melihat Fayla lari terbirit-birit seperti itu.

Fayla sudah membersihkan dirinya, ia merasakan tenggorokannya mengering. Fayla terlonjak saat gelas yang dipegangnya diambil oleh Alfa. Sontak ia berbalik, Fayla menelan ludahnya melihat Alfa masih bertelanjang dada, ia baru saja selesai berenang, rambutnya yang basah jatuh ke lantai.

Sekali lagi, Fayla melihat pemandangan yang indah. Fayla memundurkan wajahnya saat wajah Alfa bergerak maju.
"Sekarang kamu yang mesum" bisik Alfa menoel hidung Fayla
"Nggak. Siapa bilang?" Fayla mendorong tubuh Alfa menjauh

"Kamu ngeliatinnya gitu banget, aku jadi ngeri. Ntar aku diapa-apain lagi sama kamu" Alfa berlagak ngeri

Fayla mendecih "Udah sana, mandi. Pake baju yang lengkap"
"Iya ini juga mau mandi, oh iya kamu siap-siap bentar lagi kita keluar, soalnya nanti sore pulang. Jadi kita habisin waktu jalan-jalan keluar, mau?" Alfa meminum airnya

"Mau dong, bentar lagi juga siap kok" Alfa meletakkan gelasnya, melihat Alfa pergi, Fayla berbalik kembali mengambil minum
"Jangan ngintipin aku mandi!" hampir saja gelas yang dipegang Fayla jatuh karena Alfa tiba-tiba saja berbicara di belakangnya

"AAL!" teriak Fayla kesal, Alfa lari tertawa masuk ke kamarnya. 

"Inget, jangan mikir yang macem-macem!" teriak Alfa menambah kekesalan

***

"Kamu kenapa Al?" tanya Fayla melihat Alfa terus memijat keningnya 

"Nggak tau, tiba-tiba pusing"
"Sini duduk dulu" Fayla menuntun Alfa untuk duduk bersandar di kursi danau
"Apa mungkin gara-gara belum sarapan kali ya? Yaudah aku beliiin dulu di warung itu" Alfa mengikuti arah pandang Fayla, Alfa mengangguk lemah

"Kamu tiduran aja, ini pake tasku buat bantalnya" Alfa menuruti Fayla, seperti anak kecil.

Fayla datang membawa 2 bungkus makanan dan juga air mineral. Ia mendudukkan Alfa
"Makan sendiri apa disuapin?" tawar Fayla membuka nasi bungkusnya 

"Suapin" manjanya.

Fayla menyuapi Alfa sedikit pucat, sampai suapan terakhir Alfa makan dengan lahapnya
"Nih minum" Fayla menyodorkan botol air minum. "Kamu senderan dulu, gantian aku yang makan" Alfa menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, namun kemudian merosot menyandarkan kepalanya pada bahu Fayla.

Alhasil dengan gerakan pelan Fayla menyuap makanannya. Kepala Alfa tak bergeser sedikitpun dari pundak Fayla sampai sarapan Fayla habis.

"Mau aku pijitin?" tawar Fayla berbaik hati
"Emang kamu bisa?" sepertinya Alfa meremehkan kemampuan Fayla satu ini
"Bisa lah" 

"Boleh deh, pusing banget ini" Alfa menegakkan punggungnya. Alfa mendekat dan tangan Fayla bergerak memijit pelipis Alfa kemudian bergerak ke ubun-ubun

"Mau tiduran lagi?" tanpa aba-aba Alfa sudah meletakkan kepalanya di pangkuan Fayla 

"Nggak papa kan?" tanya Alfa mendongak menatap Fayla yang terkejut dengan tingkahnya, tapi apa boleh buat Alfa sudah tampak nyaman tidur di pangkuan Fayla.

Tanpa sadar Fayla mengelus puncak kepala Alfa, membuatnya semakin terlelap nyenyak dalam tidurnya.

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang