Bab 16

1.1K 59 0
                                    

Jam 5 pagi, Meysha kembali bergerak gelisah, diliriknya bantal di sebelahnya ternyata masih kosong 

'astaga' pekiknya.
Ia segera melompat menuju kamar mandi, terdengar kran air menyala. Meysha semakin panik dibuatnya, ia membangunkan ketiga sahabatnya yang masih terlelap itu 

"Woy bangun, cepatan bangun!" Meysha menggoyangkan badan ketiganya panik

"Apaan sih Mey, ganggu deh" jawab Windi

"Itu... Fayla dari semalem, dia kayaknya ngurung diri di kamar mandi" Meysha memberitahu

"APA!!" teriak ketiganya bersamaan, mereka melompat dari ranjang dan mengetuk pintu kamar mandi dengan keras

"Fay, lo di dalem kan? Keluar Fay, lo gapapa kan?!" panggil Keira

"Fay, lo ngapain sih. Keluar Fay!" timpal Dea. Mereka menempelkan telinga mereka di pintu kamar mandi. Terdengar tangisan dari dalam sana. Syukurlah paling tidak, mereka masih bisa mendengar Fayla masih sadar dari dalam sana.

"Fay, keluar dong. Lo bisa cerita sama kita, jangan di pendem sendiri Fay. Kita khawatir kalo lo kek gini" rayu Windi

Keira berpikir cepat, ia lalu berkata, "Kalo lo nggak keluar juga, gue bakal minta tolong sama guru-guru biarin aja semua anak tau. Sekalian gue bilang juga ke Alfa buat bukain pintu ini" ancam Keira.

Semua temannya nampak melotot ke arahnya, Keira hanya memberi isyarat untuk diam. Sepertinya ancaman itu ampuh juga, Keira tau sifat Fayla yang nggak mau semua orang tau keadannya. Terdengar suara pintu mulai terbuka. Keempat sahabat Fayla itu terkejut dengan keadaan tubuh Fayla yang mulai pucat kedinginan dan bibirnya yang sudah membiru. Rambutnya yang basah dan baju yang sepertinya sudah diganti.

"Astaga Fay, lo ngapain sih sampe kayak gini?" ucap Meysha khawatir. Fayla hanya menatap kosong sahabatnya

"Gue bisa minta tolong nggak?" tanya Fayla lirih

"Apa?"

"Gue minta tinggalin gue sendiri dulu di kamar. Please, gue mohon" Fayla memohon dengan tatapan kosong.


Keempat sahabatnya pun bergegas pergi meninggalkan kamar Fayla. Mereka mengerti betapa tertekannya Fayla saat ini, melihat keadaan Fayla kemarin yang kacau, pasti sudah terjadi sesuatu yang buruk padanya. Keira mengajak untuk memberitahu hal ini pada Alfa. Menurutnya, Alfa mungkin akan bisa membantu.

"Al bantuin kita" ucap Dea saat pintu sudah terbuka

"Kenapa?" tanya Alfa khawatir

"Fayla.. Dia.. Mulai semalem dia ngunciin diri di kamar mandi, sekarang dia minta kita buat ninggalin dia sendiri di kamar. Kita khawatir Al. Dia juga belum makan dari kemaren" jelas Meysha.

Tampak kening Alfa berkerut, tapi ia masih bisa berpikir tenang "Biar gue yang ngebujuk Fayla. Oh, kalian juga bisa pake kamar gue dulu, mau ke kamar mandi mungkin" tawar Alfa berbaik hati

"Nggak perlu Al, kita ke kamar temen-temen yang lain aja. Yang penting sekarang Fayla. Kita juga nggak bakal bilang ke anak-anak kok, bilangin itu juga ke Fayla ya" jawab Keira yang kemudian keempatnya berlalu pergi.

Alfa segera berlari menuju kamar Fayla. Saat Alfa masuk ke kamar Fayla, dia tidak melihat keberadaan Fayla. Pandangannya menyapu sekitar, Ia berjalan memasuki ke dalam kamar sambil memanggil Fayla. Saat itulah, dibalik tempat tidur, Fayla duduk meringkuk di sudut ruangan. Tatapannya kosong dengan wajah yang sudah pucat.

"Ya ampun Ay!" Alfa berjongkok menghampiri Fayla "Gue disini Ay" Alfa sudah memeluk tubuh dingin Fayla, mengelus rambut Fayla yang basah dengan sangat lembut, mencoba memberi kehangatan dan kenyamanan disana.

Alfa melepas pelukannya saat Fayla tidak bergeming sama sekali, Fayla tidak menangis, itu yang membuatnya semakin khawatir. "Gue ambilin makan ya, Meysha bilang lo belum makan mulai kemaren. Gue ambilin ya" ucap Alfa yang sudah beranjak pergi, namun perngelangan tangan Alfa ditahan Fayla

"Jangan pergi Al" kata-kata itu lolos dari mulut Fayla. Alfa kembali berjongkok menatap Fayla, diusapnya wajah pucat Fayla

"Gue nggak bakal pergi Ay, gue bakal disini nemenin lo, hmm" ucap Alfa lembut menenangkan.

"Jangan pergi Al, hiks hiks" kali ini mata Fayla menatap Alfa seakan memohon untuk tidak meninggalkannya lagi, seketika itu Alfa memeluknya

"Nggak bakal Ay, gue nggak bakal pergi gue janji. Lo tenang ya, gue disini" tangis Fayla pecah, Fayla kembali menangis di pelukan Alfa, Alfa terus menenangkannya hingga Fayla tertidur di atas ranjangnya.

Alfa merasakan sakit saat melihat air mata Fayla terus saja mengalir dalam tidurnya. Sungguh Alfa akan membuat orang yang melakukan ini pada gadisnya akan menyesal.

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang