Bab 55

745 37 0
                                    

Alfa mengatur nafasnya sejenak, ia memikirkan siapa yang akan ia tumbangkan selanjutnya.

Pilihannya ia jatuhkan pada pria berwajah oriental kedua yang memiliki otot yang cukup besar. Alfa bergerak mundur, mengambil ancang-ancang memancing sasarannya mendekat.

Ketika sasarannya mulai menyerang Alfa berhasil mengelak kemudian menendang belakang lututnya, meninju wajahnya lalu menyikut bagian atas kepala pria itu dengan keras. Pria itu berlutut kemudian tumbang seketika.

Terlalu fokus pada Alfa, Fayla tidak menyadari Sam berjalan mendekatinya, dengan cepat Sam memutar tangan Fayla, memelintirnya kemudian menguncinya membuat Fayla memekik sakit.

Mendengar pekikan Fayla, membuat Alfa menoleh melihatnya. Kelengahan Alfa membuat ketiga pria tak melewatkan kesempatan itu.

"Aaal!" Fayla tak kuasa melihat Alfa menjadi sasaran oukulan ketiganya. Fayla menyesal karena membuat Alfa kehilangan fokusnya.

Fayla memutar otaknya untuk bisa membantu Alfa. Dengan menahan sakit di bagian bahunya, Fayla menyikut dagu Sam, membuat kunciannya lepas lalu dengan cepat Fayla meninju wajah Sam lalu menendang kejantanannya. Sam membungkuk menahan sakit.

Fayla berlari membantu Alfa, entah kekuatan apa yang dimilikinya saat ini, yang terpenting ia harus membantu Alfa, mungkin itu yang dinamakan 'the power of kepepet'.

Dari belakang, Fayla menendang punggung salah seorang pria membuat ia terhempas ke depan. Dilihatnya wajah Alfa sudah babak belur, tapi tiba-tiba Fayla merasakan pukulan keras mendarat di pipinya membuatnya terjatuh. Melihat itu, Alfa sudah akan bangkit namun seseorang menendang bahunya.

Sam mengangkat tubuh Fayla untuk berdiri dan kembali mengunci tangannya. Fayla merasakan sakit dan perih di pipinya. Kedua orang pria membantu Alfa berlutut dengan tegak. Fayla tak tega melihat Alfa tak berdaya seperti itu, wajahnya lebam dan pelipisnya berdarah.

"Sudah kubilang, kau tidak akan bisa mengalahkanku. Sekarang kau harus mengucapkan selamat tinggal pada kekasihmu itu" Wiro sudah menodongkan pistolnya di kepala Alfa, seperti de javu.

Fayla teringat akan mimpinya, keadaannya benar-benar sama. Fayla tak kuat menahan tangis mengingat kelanjutan mimpinya itu.

"Stopp!! Jangan....jangan dia.  Ku mohon.... jangan" Fayla terisak mengucap kalimatnya. Fayla tidak akan membiarkan Alfa mati seperti yang ada di mimpinya.

Wiro menjauhkan pistol di tangannya dari kepala Alfa. "Kalau begitu, kemarilah" Wiro menyuruh Fayla mendekat "Sam, lepaskan dia" Sam menuruti perintah Tuannya, dengan tangan yang gemetar Fayla melangkah mendekati Wiro.

Alfa terkejut dengan tindakan Fayla ini "Jangan Ay!" Fayla melihat sekilas ke arah Alfa lalu melanjutkan langkahnya. Ia tak memperdulikan apa yang terjadi selanjutnya, yang terpenting Alfa bisa selamat.

Wiro langsung mencengkram rahang Fayla, lebih tepatnya mencekik leher Fayla saat Fayla sudah di dekatnya.

Fayla menggenggam tangan Wiro yang berada di lehernya menahan sakit. Rahang Alfa mengeras melihat Fayla kesakitan tercekik seperti itu.

Tangannya mengepal marah melihat setetes air mata Fayla jatuh.
'aku tak bisa menunggu lebih lama lagi. Fayla sudah kesakitan, jika harus menunggu lagi mungkin nyawa Fayla sudah tak tertolong' batin Alfa.

Aura dingin menguar dari diri Alfa. Amarah Alfa menguasainya saat ini, ia menghajar sisa pria dengan membabi buta, yang ia pikirkan saat ini adalah menyelamatkan Fayla.

Bagaimana mungkin Fayla mengambil tindakan ini hanya untuk melindungi dirinya. Alfa menyerang ketiga pria tanpa ampun, tak butuh waktu lama bagi Alfa untuk menumbangkan ketiganya.

Alfa mengeluarkan pistolnya lalu mengarahkannya pada Wiro, sedangkan di sampingnya Sam juga menodongkan pistolnya di kepala Alfa.

Fayla tak tahan lagi, ia kesulitan untuk bernapas. Fayla sudah pasrah jika saat ini juga Tuhan memanggilnya. Fayla menutup mata, mengeluarkan air matanya lalu menatap Wiro pasrah.

"Della?"

Who Is He? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang