11

11.7K 446 26
                                    

Fikiranku masih dalam keadaan tidak sadar, alias melayang-layang membayangkan pelukan hangat yang tadi pagi kurasakan. Sebenernya bukan pagi sih.. tapi udah kesingan.

Aku mengambil beberapa helai rambutku yang tertindih tubuhku sendiri, sambil santai, menunggu Gattan mandi. Menunggu itu menyenangkan, jika yang di tunggu pasti. Dan aku baru pertama kali beruntung tentang menunggu.

Dalam hitungan menit suara pintu kamar mandi itu mengelip di telingaku, aku menoleh untuk melihatnya. Ku kira dia masih dengan senyuman yang tadi siang ku lihat. Tapi ternyata aku salah, dia kembali jutek saat menatapku. Apa salahnya coba senyum sedikit ke istri?.

Aku mengembalikan mataku ke arah semula, Gattan masuk ruang ganti baju. Selang beberapa menit Gattan menghampiriku sambil membawa dua gelas susu coklat hangat. Tanpa ku sadari dia sudah duduk di kursi rotan sebelahku bersandar. Gattan tersenyum simpul saat mataku menengok ke arahnya, saat itu juga Gattan mengeluarkan Handphone dari saku celana boxernya. Celana favoritnya.

"Nih minum biar anget. Abis itu tidur udah malem" Cetusnya dengan nada mengusir. Terdengar hangat karena di dalamnya terdengar kata-kata kepedulian terhadapku. Dan kini Gattan masih menatapku, dengan tatapan yang dulu pernah membuat aku salting setengah mati.

"Lebih anget kalo bobok-nya sama kamu".

Gattan memutar bola matanya ke arahku. "Yang bikin dingin kan AC bukan kesendirian". Seolah ucapan Gattan benar-benar membuatku merasa jadi orang yang sangat manja.

Aku membalas sinis tatapan Gattan, lalu beranjak berdiri meraih segelas susu, "Gak ada pengertiannya sama sekali".

Gattan tidak menggubris perkataan ku, dia sedang mengetik membalas pesan dari seseorang. Aku masuk ke dalam kamar, bibirku masih manyun, hatiku panas, pengennya terus disitu nemenin Gattan tapi Gattan seakan mengusirku.

Aku membaringkan tubuhku di kasur, lalu mengambil handphone yang selalu aku letakkan di bawah bantal tadi sore. Seketika saat aku menyalakan data selular, banyak notif. Tapi yang ku balas cuma pesan dari adikku. Betapa setianya aku terhadap Gattan.. batinku.

[Aca]

17:44 [Aca ]
Ly! Pengen main kerumah u. Tapi takut sama abang Gattan.

20:38 [Anda]
Main-main sini, atau enggak besok gue main kerumah mamah tapi takut u pada pergi!.

[Aca]
Mengetik...

Terdengar suara langkah kaki menuju kamar tidur, sepertinya Gattan mau masuk kamar.

Gimana ya.. pura-pura bobok aja deh!
Dengan gerakan super cepat, aku meletakkan tanganku di samping kepalaku. Namun aku tidak sadar bahwa handphoneku masih dalam keadaan menyala di atas selimut.

Suara pergerakan pintu terdengar, tubuhku kaku seketika saat mendapati dia yang duduk tepat di samping aku tidur. Tanganya tersentuh dengan tanganku, aku berusaha untuk pura-pura pulas. Sampai aku lupa ada susu hangat yang sebentar lagi akan menjadi susu dingin.

"Hapenya masih nyala, Berarti tidurnya belom lama".

Tangan Gattan meraih handphoneku, Gattan secara sengaja membaca semua chattingan aku. Termasuk teman-teman pria aku. Namun reaksi Gattan masih sangat santai, mungkin karena dia tidak menemukan hal aneh di dalam handphoneku.

Gattan menaruh handphoneku di atas meja, namun Gattan kembali asik memainkan handphonenya. Sejujurnya aku nggak pernah suka kalau Gattan terlalu asyik main handphone. Bahkan sampai terlalu mengabaikanku.

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang