Apa ada yang lebih indah dari sebuah pertemuan? Ketika tuhan mempertemukan kita di sebuah dimensi yang sama. Aku yakin tuhan juga punya maksud tersendiri, tuhan bisa membolak balikan hati seseorang. Hari ini suka besok bisa benci atau kebalikannya.
Kemarin mungkin bisa saja aku bilang aku benci Gattan, tapi hati tidak bisa di bohongi. Semarah apapun aku, sekesal apapun aku ketika aku mencintai kamu semuanya akan terlihat baik-baik saja.
"Aku pikir kisah cinta yang di selingkuh-selingkuhin itu cuma ada di TV mba! Ternyata nyata ada di kehidupan aku dan gak terasa baru kemarin aku melewati semuanya. Bener-bener kaya gak percaya banget"
"Perempuan itu tau siapa yang pantas untuk di perjuangkan, jika dia tidak tahu maka dia belum menemukan tujuan dalam hubungannya. Ini konsekuensi atas apa yang kamu pilih. Kamu kan yang minta nikah sama Gattan. Dan anehnya lagi kebetulan kalian di jodohin" Cetus mba Neni.
Tanganku meraih secangkir teh hangat yang di buatkan mba Neni karna aku adalah tamu-nya siang ini.
"Aku hanya ingin menikah muda, dan allah baik mengabulkan doa dan semua mimpiku mengizinkan aku menikah dengan Gattan. Terkadang apa yang kita anggap istimewa justru memiliki pengaruh besar dalam hal menyakiti. Contohnya aku, yang berusaha menemukan hal terbaik dalam hidup aku menikah dengan orang yang aku anggap baik! Nyatanya semua malah menjadi terbalik. Aku bukan bahkan tidak sama sekali merasa aku kuat! Hebat! Sama sekali tidak. Tapi aku merasa aku bodoh, ini keputusan yang salah ternyata"
"Dek... keputusan kamu, kenginan kamu menikah muda itu gak salah kok. Bahkan di dukung oleh ibunya Gattan, mamih, dan kita semua sebagai keluarga kamu. Hampir kebanyakan orang ingin menikah muda, keputusan itu sebenernya ringan di pikirkan dan berat nyata di lakukan. Kamu nggak bodoh kok. Gattan saja yang belum bisa menerima kamu sebagai istri kamu, karna mungkin kan sebelum menikah dia punya pacar tapi ternyata dia malah di jodohkan dengan kamu"
"Itu mau aku tanyakan kepada Gattan, tapi aku sendiri gak sanggup mendengar jawabannya"
"Jawaban seperti apa?"
"Misalnya dia jawab dia tidak pernah menaruh hati kepadaku, dia tidak mencintai aku, pokoknya aku gak siap buat terluka lagi mba!"
Mba Neni mengangguk, tersenyum menatap ke arahku yang menunduk "gak akan pernah ada orang yang siap untuk terluka"
Mobil Gattan terparkir di depan teras rumah mba Neni, aku meminta Gattan menjemputku setelah seharian aku bertamu di rumah mba Neni.
"Gattan dateng mba! Ih aku malu' gak siap ketemu Gattan, gak siap banget! Haduhh tegang!" Tanganku gemetar karena ini adalah permintaanku Gattan menjemputku, sebelumnya aku tidak pernah begini, aku merasa sepertinya aku manja di perlakukan seperti ini.
Gattan mengetuk pintu dan langsung di bukakan oleh mba Neni.
"Mbaa, Lily ada?" Tanya Gattan kepada mba Neni.
"Hey, ayok masuk-masuk! Ada tuh dia lagi di meja makan, bentar aku panggilin" Mba Neni tersenyum ke arahku sambil memandangiku yang sedari tadi gemetar bingung mau bertemu Gattan.
Langkahku di penuhi banyak ke gelisahan, aku takut Gattan malah ilfeel melihat penampilanku, atau bibirku menor? Atau gaya jalanku yang unik, atau banyak lagi lah.
Gattan duduk di sofa sambil menunggu aku menemuinya, sedangkan aku menyiapkan diri di depan kaca rias, menimpa lipstik nude yang kupadukan dengan merah cerry di bibirku, menyisir rambut, dan memakai minyak wangi.
Mba Neni yang heran melihat tingkahku yang barusan hanya bisa menggeleng-geleng tanpa satu katapun terucap dari bibirnya, sebenarnya bukan hal aneh lagi karena setiap dulu aku mau pacaran pasti mba Neni jadi tukang make up ku.
Aku mengambil tasku, dan pamit ke pada mba Neni. Gattan menggandeng tanganku dan membukakan pintu mobil untukku.
"Kamu rapih banget darimana?" Tanya Gattan sambil sesekali mencuri pandang ke arahku.
Aku hanya terdiam dan benar-benar gugup tidak memiliki alasan untuk menjawabnnya.
"Hei! Aku tanya kamu dari mana?" Seru Gattan.
"Aku, aku... abis main sama ponakan aku lah" Jawabku sedikit gugup.
"Kamu cantik banget malem ini, biarpun belum mandi juga cantik"
"Kok tau?"
"Iyalah, kan kamu seharian di rumah mba Neni emang kamu bawa baju ganti mandi di sana?".
"Iyasih, betul jugak! Ada banyak pertanyaan yang mau aku tanyain sama kamu" cetusku yang sedari tadi fokus melihat jalanan, karena malu kalau harus mencuri pandang menatap Gattan.
Gattan mengangguk "apa?".
"Pertama, kenapa sekarang sikap kamu berubah drastis seratus persen ke aku? Kamu jadi kamu yang baik, dan anehnya jauh banget lebih-lebih deh. Kedua, aku mau tau alasan kamu waktu kamu selingkuhin aku, apapun jawabannya kamu tetep wajib jawab gapapa kalau emang itu menyakiti aku, aku siap denger buat instropeksi diri aku sendiri, ketiga mengapa tadi kamu puji aku cantik? Dan keempat, kenapa kamu gak dateng kerumah Aca tadi pagi? Padahalkan kamu sendiri yang bilang kamu mau nemuin aku sebelum berangkat kerja? Aku udah bangun pagi buat nungguin kamu tapi ternyata malah gak dateng" celotehku.
Gattan tersenyum sambil fokuskan menyetir.
Aku menunggu Gattan menjawab semua pertanyaanku yang kedengerannya ada konyolnya juga, mana mungkin dia mau menjawab pertanyaan yang gak jelas pasti dia akan mengelak dan apa bisa aku percaya lagi sama omongannya? Bahkan pernikahan yang nyatanya janji suci aja dia bisa ingkari.
Gattan tidak menjawab apapun dari pertanyaanku tadi.
"Turunin aku sekarang!" Seruku.
Aku merasa sangat bodoh udah bicara panjang lebar tapi dia hanya menjawab semuanya dengan senyuman, apa aku emang gak pantas buat di hargai?.
"Kamu tuh kenapa sih? Ko minta turun"
"Buat apa aku disini? Kalau kamu sama sekali gak menjawab pertanyaan aku! Aku tuh gak pernah ya sedikitpun di hargai kamu".
"Maaf Li, tapi aku lagi bingung kita mau kemana sekarang? Tapi nanti aku jawab ya tapi bukan dalam posisi aku nyetir"
"Kenapa? Aku mau kamu jawab sekarang, biar aku tau aku yang nentuin mau kemana"
Gattan memberhentikan mobilnya di jalanan dekat komplek.
"Oke, aku jawab pertama apa tadi?"
"Udah gak usah!"
"Oh iya, pertama karena aku mau memperbaiki hubungan rumah tangga kita yang rentan karena ulahku sendiri, udah sisanya nanti ya kita cari restoran dulu ya... aku sayang kamu, kamu jangan marah ya sayang"
****

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Patung Bagimu
RomantizmAku dijodohkan dengan pria idamanku di smp, namun rasa cintanya bukanlah untukku. Tapi aku mencintainya begitu lama, bahkan sampai saat ini. Aku memang orang yang keras kepala bahkan saat semua orang bicara bahwa 'lebih baik dicintai daripada menci...