Sudah hampir seminggu aku bertemu Lussy dan dirinya masih dengan sikap murungnya yang luar biasa diam. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, bahkan sudah tidak ada lagi waktu untuk berbincang sampai larut malam bersamanya. Iya, karena kesalah pahaman. Sudah seharusnya aku menanyakan apa yang harus aku lakukan dengan kejadian kemarin. Ini bukan hal biasa, aku tak mau adikku menjadi banyak fikiran hanya karena dirinya di salahkan.
"Lus! Gua mau nanya" Seruku nyelonong masuk ke kamarnya.
Mendapati Lussy yang sedang bermain handphone. Lussy menaikan dagunya.
"Kenapa lu jadi diem gini sama gua! Gua bingung Lus harus gimana. Gua mau belain lu tapi disisi lain Gattan suami gua" Lantangku.
Lussy bangun dari rebahan, dan meletakkan handphonenya "kak sampai kapan sih kakak begini! Ayo kak kita pergi bareng-bareng aja dari sini!" Ajak Lussy.
Aku bingung apa alasan Lussy mengajakku pergi dari sini, aku tidak tahu apa-apa masa tiba-tiba pergi dari rumah ini.
"Maksud lu?".
"Sadar dong kak! Sadar! Mau sampai kapan sih kakak maksa Gattan buat cintain kakak! Mau sampai kapan?" Ketus Lussy sambil memegangi jari jemariku.
Kali ini tatapan Lussy terlihat serius, air matanya ikut mengalir, jujur aku sangat sedih melihat adikku yang pastinya ingin selalu aku dukung. Karena pada dasarnya semua hanya kesalah pahaman saja.
"Kak! Seminggu yang lalu! Waktu ada temen Gattan, Bang Reno itu. Aku nguping pembicaraan mereka kak! Aku denger kalau dia cuma pura-pura doang cinta sama kakak! ayolah kak sadar! Kalau dari awal dia gak pernah cinta sama kakak! Dia itu cintanya sama orang lain. Kakak kenapasih gak pernah sadar! Kak sekarang liat kaca!"
Lussy mengarahkan tubuhku ke arah kaca full body di kamarnya. "Kakak liat! Kakak begini, kakak terlalu sederhana buat dia! Dia mengenal banyak perempuan yang jauh jauh jauh lebih oke daripada kakak! Kakak liat! Apa kakak pantes buat dia? Gimana dia mau ngakuin kakak? Kalau kakak sendiri begini! Udah kak gak usah berjuang-berjuang buat bisa dapetin hatinya, kita lihat diri kita dulu, kita lihat keluarga kita. Beda kak! Beda".
Aku benar-benar merasa sangat kumuh di kaca. Aku tidak cantik, tidak menarik, apa daya ku yang hanya memakai pakaian sederhana ini. Make up juga hanya jika pergi keluar rumah saja. Iyaa, seperti upik abu. Itu aku. Udah jelek gak ada sadar dirinya.
Apa yang dikatakan Lussy benar, aku tidak pernah MENGACA!.
"Tapi gua gak sanggup buat lepasin dia Lus... Gua gak mau dia jadi milik orang lain. Gua bahagia kok meskipun harus di acuhkan setiap hari" Jawabku lancang.
Plakkk!!!
Lussy menampar pipi kiriku. Iya seketika aku langsung terdiam dari pembelaanku terhadap Gattan.
"Kak! Aku pernah lihat Gattan masuk hotel sama perempuan lain!" Bentak Lussy.
Masuk hotel? Batinku.
"Dia masuk hotel bersama perempuan! Perempuan putih, tinggi, cantik, bersih, dan seksi. Dia sangat menarik! Kakak tahu, apa yang menjadi alasan Gattan mau mengusir aku? Kakak tahu?"
Mengusir, selama seminggu ini aku menjaga ketat Gattan supaya tidak menyuruh Lussy pergi dari sini. Tapi apakah Gattan mengusir Lussy di belakangku?.
"Cukup Lus..." Kataku berderai air mata.
Lussy mengekang keras pundakku. Menatap tajam mataku, dan fokus mengatakan "Dia gak akan pernah cinta sama lu kak! Sadar plis.... Sekarang lu pikir deh! dia kuliah di universitas terkenal dan mahal, dia SMA di sekolah favorit. Dia punya perusahaan besar. Sedangkan lu? Kuliah di tempat yang standar aja gak lulus-lulus. Dimana sih pikiran lu kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Patung Bagimu
RomanceAku dijodohkan dengan pria idamanku di smp, namun rasa cintanya bukanlah untukku. Tapi aku mencintainya begitu lama, bahkan sampai saat ini. Aku memang orang yang keras kepala bahkan saat semua orang bicara bahwa 'lebih baik dicintai daripada menci...