"Li..Lussy gak usah tinggal disini" pinta Gattan.
Aku terdiam memikirkan apa yang harus aku lakukan sekarang, mana bisa aku menyuruh adikku pergi dari rumahku sedangkan aku tau Lussy tidak bersalah dan dia yang menolong Dilah.
Aku harus menanyakan ini langsung kepada Dilah. Aku gak mau Gattan terus salah paham dan berfikir buruk tentang Lussy.
Aku menghampiri Dilah di kamarnya, dirinya sudah sadar, melihatku dirinya langsung membuang muka.
"Dil aku mau nanya, kamu emang semalem mabuk bareng Lussy?" Tanyaku halus.
"Enggak! Gue aja gak suka sama dia ngapain gue main bareng sama dia!" Cetusnya kasar.
Aku merekam kata-kata Dilah di handphoneku, tanpa dia sadari. Supaya menjadi bukti bahwa adikku tidak pernah mengajak Dillah kejalan yang buruk.
Jujur saja aku sangat kecewa mendengar beberapa kali ucapan Gattan menyalahkan Lussy yang padahal dirinya gak bersalah sama sekali. Meskipun kadang sikap dan kelakuan Lussy tidak bisa di tebak, tapi aku yakin dia punya hati yang sangat baik.
"Alesan kamu gak suka sama Lussy apa Dil?" Tanyaku lagi masih dengan nada bicaraku yang lembut.
Dillah bengun dari tidurnya dan langsung menjelaskan dengan nada tinggi. "Gue gak suka sama dia karna dia adek lo! Gue gak suka sama lo! Apalagi waktu lo nikah sama abang gue! Lo tau? Waktu itu abang gue punya pacar? Dan semenjak perjodohan lu sama dia, dia jadi kehilangan orang yang dia cintai! Dan lo malah seneng-seneng di nikahin sama dia! Harusnya lo ngaca sama diri lo sendiri! Lo pantes apa engga buat abang gue! Muka-muka kaya lo! Cuma suka duitnya doangkan! Ngaku deh" Dillah berulang kali menunjukku.
Kali ini aku benar-benar sadar, bagaimana jeleknya aku, rendahnya aku di mata adik iparku, aku tidak tahu sampai kapan aku harus jadi sabar...
Yang jelas betapa menyiksanya berada dalam rumah tangga ini.Aku tak pernah tahu dimana letak kesalahanku, aku menikah dengan Gattan juga karena menuruti kemauan mamahku dan ibunya Gattan. Aku hanya mau melihat mereka bahagia, walaupun waktu itu aku fikir aku akan bisa hidup bahagia menikah dengan laki-laki idamanku.
Sekarang aku tahu bagaimana pun juga suatu saat nanti aku harus mundur, aku tak mau terus-terusan menghalangi kebahagiaan Gattan dengan orang lain.
"Yaudah Dil, kamu boleh benci sama aku... Tapi aku bisa pastiin suatu hari nanti aku gak bakal lagi ada di bagian dendam dalam hati kamu" Kataku lalu meninggalkan Dillah.
Tuhan... Aku ingin menangis sekeras-kerasnya, aku ingin meluahkan segala kesakitan hatiku, ingin meluahkan segala beban dalam hidupku, aku tahu sebelumnya ini adalah pilihanku, aku yang memaksa untuk dicintai olehnya. Walaupun kenyataannya mau sampai kapanpun Gattan tidak akan mencintai aku
Tiba-tiba Gattan menghampiriku yang sedang duduk berlinang air mata. Aku terkejut dan langsung menghapus air mataku.
"Kenapa?" Tanya Gattan dengan wajah juteknya.
Aku menutupi wajahku dari majalah panduan masak yang ada di meja makan. Aku tak mau Gattan melihatku.
"Ly.. kapan Lussy keluar dari rumah ini?" Tanya Gattan lagi.
Memang dari awal Gattan tidak menyukai Lussy apalagi waktu mamih putuskan Lussy tinggal bersamaku, jawaban menerimanya dengan terpaksa.
"Mas, nanti mau bilang apa sama mamah kalo dia keluar dari rumah ini" Tanyaku datar.
"Ya, jujur aja Dillah jadi begini karena Lussykan" jawabnya selengean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Patung Bagimu
RomanceAku dijodohkan dengan pria idamanku di smp, namun rasa cintanya bukanlah untukku. Tapi aku mencintainya begitu lama, bahkan sampai saat ini. Aku memang orang yang keras kepala bahkan saat semua orang bicara bahwa 'lebih baik dicintai daripada menci...