Apakah segitunya Lily tidak mau bertemu? Mungkin kekecewaan itu sangat membuat Lily benar-benar terluka dan mencegah dirinya agar tidak bertemu lagi denganku.
Tapi bagaimanapun juga, aku tidak mau kita berpisah. Ini besar salahku dan aku harus menyelesaikannya baik-baik sebagaimana Lily yang menerima kekecewaan dengan lapang dada.
Nanti pulang kerja lebih baik aku menemui Lily, aku berusaha memperjuangkan dia.
****
"Kakak! Ini coklat sama bunga gak mau?" Tanya Aca berdiri di depanku yang sedang santai bermain sosmed.Aku menggeleng berulang kali, aku tidak mau menerima pemberian dari Gattan. Anggap saja ini upayaku agar tidak luluh untuk kesekian kalinya.
"Sombong banget gak mau!" Ujar Aca dengan nada sinis.
"Bukan sombong! Cuma mencegah diri supaya tidak luluh lagi aja!"
"Kak!"
"Apasih Ca?"
"Hargain dong ini pemberian Gattan! Dia pagi-pagi buta udah kesini nganterin coklat sama bunga! Gatau dapet bunga metik dimana pagi-pagi udah di bawa kesini masih seger lagi. Ini coklat manis berarti dia mau bersikap manis sama lu' tapi lu malah gak mau mencicipi sedikit saja pemberian dia!" Celoteh Aca.
Aku menoleh ke wajah Aca yang sedang sedaritadi memaksaku menerima pemberian Gattan.
"Terus maksud lu gua nyicipin? Makan bunga? Bunga seger atau layu pagi-pagi buta pagi-pagi katarak juga terserah Gattan! Sekarang ini gua mau lu hargain keputusan gua! Gua mencoba buat sedikit demi sedikit melupakan Gattan! Tapi ternyata Gattan malah bersikap begini! Gua harus gimana Ca? Gua mau mundur secara halus supaya Gattan tidak merasa tersakiti" Ujarku lalu meninggalkan Aca di ruang tamu.
Aku berjalan masuk kamar dan mengambil tasku, lalu pergi meninggalkan rumah Aca.
"Kenapasih! Keras kepala banget! Gua tau Li! Tauuu banget! Lu itu gak bakal meninggalkan Gattan! Lu cuma lupa sama usaha lu dulu memperjuangkan Gattan!" Gumam Aca.
****
Aku mendatangi cafe dimana aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Gattan sedang bersama dengan Diana.
Aku kesini dengan alasan ingin mengingat semua yang terjadi kemarin agar hatiku terluka lagi dan bisa menempatkan letak kesalahan Gattan.
Aku mau melepasnya tapi mengapa sekarang adikku terus menghalangi itu. Semua seakan kesalahan yang tidak di sengaja.
"Lily?" Panggil seseorang ke arahku yang sedang memegangi kepalaku yang banyak beban.
Dia adalah Daffi orang yang sudah lama sekali tidak bertemu denganku.
"Lily!" Sapanya menghampiriku dan langsung duduk di kursi sampingku.
"Daffi ih kangen banget!" Seruku kepada Daffi.
Aku memang kangen padanya, kangen dia yang suka tiba-tiba hadir dan menolongku. Suka dia yang banyak bicara, banyak tingkah, dan juga dia yang selalu membuat aku merasa nyaman.
Nyaman itu bukan hanya hadir untuk pasangan tapi juga teman, sahabat, saudara, keluarga. Dimana kita bisa mengekspresikan bagaimana perasaan kita jika berada di dekatnya. Dan aku merasakan itu ketika dekat dengan Daffi.
Daffi yang selalu support aku meskipun aku tahu kita hanya sebatas mantan pacar.
"Boong lu!"
"Serius! Tega lu gak dateng ke fashion show gue!"
"Gua lagi mengurus bisnis terbaru! Jadi harus keluar kota sayang!"
Bisnis? Tumben nih manusia berfikir soal bisnis.
"Asik! Jujur gua seneng banget dengernya lu udah mulai berubah! Pokoknya harus maju terus gak boleh males-malesan! Gak boleh nongkrong mulu! Harus rajin... kan kalo kaya gini bukan cuma lu doang yang seneng, gua sebagai temen deketlu seneng" cetusku sambil menatap Daffi yang sedari tadi mengalihkan pandangannya dariku.
"Li! Jangan liatin gua kaya begitu! Salting gua!"
"Ah alay!"
"Li.. percuma gua juga maju terus! Gua udah gak bakalan bisa dapetin lu. Cita-cita gua itu nikah sama lu tapi udah keduluan si brengsek" ujarnya dengan nada sewot.
Aku terdiam sambil melihat dirinya yang memang ada rasa kecewa denganku.
Gattan juga mengunjungi cafe yang sama dengan Lily untuk menemui temannya. Melihat Lily dengan Daffi duduk berhadapan Gattan mengambil table di belakang Lily dengan tubuh membelakangi Lily.
"Kenapasih Daf? Berhenti berharap sama gua... gua bukan mau ngehancurin hati lu... sumpah! Kalau lu terus berharap sama gua lu gak akan tau gimana perempuan cantik di luar sana... karna hati lu cuma menganggap gua satu-satunya. Jadi susah buat lu nerima orang baru!"
"Ya itu kaya lu kan! Yang gak mau liat dunia bahwa Gattan bukan satu-satunya pria tampan"
"Lagian nih kalau misalnya lu mungkin bisa dapetin gua! Status gua bukan gadis! Tapi janda.. apa kata keluarga lu' dan pastinya gua juga gak bisa mencintai lu seperti gua mencintai Gattan. Dan itu akan menyakiti hati lu pasti! Gua yakin! Kaya contohnya Gattan aja gak cinta sama gua?"
Daffi meneguk minumanku, pria itu memang selengean.
"GUA MAU LILI!"
"Atau mau gua kenalin sama temen gue?"
"GUA MAU LILI!"
"Daffi! Gua sebel ah lu begitu"
Daffi pergi meninggalkanku, dan hanya tinggal aku sendirian. Sebenarnya apa tujuan Daffi ke cafe kalau tidak memesan makanan?.
"Semua orang tuh kenapa sih? Nggak bisa ngerti kondisi. Udah tau kondisinya gua itu udah nikah sama Gattan, udah sah istrinya tapi kenapa masih berharap lebih? Ya iyasi nantinya bakal pisah sama Gattan. Tapi bukan berarti gua mau langsung mencari pengganti Gattan. Dan pastinya akan lama dan sulit karena yang ada di hati cuma Gattan" gumamku sambil duduk merenung sendirian melihat nasib minumanku yang sudah habis di teguk Daffi.
Aku membayar minuman dan langsung pulang kerumah karena aku mau persiapan pergi ke luar kota.
****
Aku niatnya ingin pergi keluar kota untuk beberapa waktu kedepan, dengan ongkos seadanya hasil kerja kerasku selama menunggu aku benar-benar bisa melepas Gattan. Atau lebih baiknya Gattan yang mengurus surat pisah. Meskipun aku keluar kota yang tidak jauh dari kota ini.
Memang belum menentukan kemana kota yang akan aku tuju, tapi aku sudah punya angan-angan agar bisa melepas Gattan.
Dan dalam waktu dekat ini aku harus pergi dan mulai mencintai diriku sendiri.
"Ngapain lu buka-buka situs traveling?" Seru Aca mengagetkanku.
"Apa sih ih! Kepo aja!"
"Cie-cie mau honeymoon ya sama abang ganteng Gattan?"
"Enggak! Gak usah sok tau!"
"Honeymoon juga gak papa kali kak! Lagian ya kan sekarang Gattan udah mau memperjuangkan elu! Udah sayang sama lu! Ehe"
Aku terdiam tidak menjawab apapun perkataanya, karna dia pasti akan mengejekku saja.
"Salah! Justru gue mau melepas Gattan dengan cara keluar kota!"
"Ha! Serius kak? Lu kenapa sih kekeh banget!"
Aku melamun sembari melihat kemana aku akan pergi? Dan dimana aku akan tinggal.
Harus aduin Gattan nih! Gua gak mau jauh dari kakak gua! Gak bisa gua tanpa dia! Maksudnya kan lumayan ada dia dirumah ada yang bantuin nyuci piring! Pokoknya gua harus aduin! Pikir Aca.
****
Yuk komen supaya aku lebih semngat update!!!
Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Patung Bagimu
RomanceAku dijodohkan dengan pria idamanku di smp, namun rasa cintanya bukanlah untukku. Tapi aku mencintainya begitu lama, bahkan sampai saat ini. Aku memang orang yang keras kepala bahkan saat semua orang bicara bahwa 'lebih baik dicintai daripada menci...