70

14.5K 420 58
                                    

Aku masuk ke dalam kamarku lalu mengunci pintu. Aku penasaran dengan kotak perhiasan yang Gattan berikan lewat kedua adikku yang usil itu.

Sebenarnya apa tujuan dan maksud Gattan memberiku ini? Menyoggok aku dengan sekotak perhiasan dan berpura-pura baik depan adikku?.

Akhir-akhir ini aku memang tidak bisa mempercayai kebaikan Gattan, selalu terbesit fikiran buruk dan mengira hanya pencitraan saja.

Apalagi setelah mendengar banyak orang berbicara bahwa perselingkuhan itu bukan sebuah kesalahan ketidak sengajaan atau khilaf, tapi selingkuh adalah sebuah penyakit yang bisa saja terjadi lagi ketika ada waktu luang dan kesempatan.

Duh, mengapa aku jadi tambah bimbang untuk bertemu Gattan, tapi apa salahnya sih aku have fun berdua dia apalagi aku masih berstatus istri dia.

Aku tidak usah mengabarinya mungkin aku langsung datang saja ke rumah, sekalian melihat keadaan rumah setelah berapa lama ku tinggalkan. Setiap ingat rumah mengapa selalu terbesit rasa bersalah di dalam hati ini.

Aku di antar taksi ke rumah Gattan, setelah sampai rumah mataku langsung di suguhkan dengan halaman rumah yang cukup kotor dan berantakan, rumput yang sudah tinggi, selang yang menjulur sembarangan, dan daun kering yang tidak tersapu.

Mas Gattan mungkin sibuk kerja dan tidak ada waktu untuk membereskan rumah, lagian kan ini seharusnya menjadi tugasku, tapi aku malah meninggalkan rumah, batinku.

Aku melihat Dillah keluar rumah membawa mangkuk dan berjalan ke arah luar komplek, biasanya dia mau membeli bakso yang jaraknya tidak jauh dari pos satpam.

"Nih pak, terima kasih banyak pak" cetusku menyodorkan uang kepada pak supir lalu turun dari taksi.

Mengetahui pintu tidak di kunci aku langsung masuk ke dalam rumah.

Mendapati Gattan yang sedang duduk di depan tv bersama segelas kopi.

"Mas..." panggilku.

"Li... kamu kapan dateng? Kok gak bilang mau pulang? Sini duduk Li.." Gattan terkejut melihat kedatanganku dan langsung membersihkan sofa untuk aku duduk di sampingnya.

Aku menyapu pandanganku melihat seisi rumah yang cukup berantakan.

"Kamu udah makan?" Tanya Gattan.

"Belom sih, tapi aku nggak laper".

"Makan di luar mau? atau kita pergi kemana nih? Mau jalan kemana?" Tanya Gattan lagi.

"Kamu gak pernah bersih-bersih rumah?" Aku tidak menjawab pertanyaan Gattan sama sekali, aku langsung to the point, karena aku tidak betah melihat rumah kotor dan berantakan.

Gattan terdiam dan tersenyum seakan malu untuk menjawab.

Aku mengambil beberapa piring kotor dan langsung menaruhnya di dapur.

"Aku belom sempet nyuci piring Li... niatnya sih nanti mau nyari ART cuma belom sempet" ujar Gattan yang terus membuntutiku.

"Aku tau kamu sibuk kerja mas... ini salah aku kok. Aku udah ninggalin rumah berminggu-minggu padahal aku punya banyak tanggung jawab di rumah... maaf ya mas...".

"Ini bukan salah kamu! Ini salah aku, aku yang udah bikin kamu pergi dari rumah, maafin aku Li..."

"Oh iya ini emang salah kamu! Mas kenapa sih kamu kalo naro barang tuh sembarangan banget! Ini nanti kalau hilang nyarinya pake emosi!" Cetusku dengan nada marah.

Aku membereskan meja ruang tamu Gattan yang penuh dengan debu, lalu lanjut mencuci piring.

"Li.. kita katanya mau have fun? Ayo dong nanti yang nyuci piring Dilah aja".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang