Setelah mendengar penjelasan dari Aca, Gattan tidak menjawab satu kata pun. Dirinya bahkan langsung membalikan badan dan langsung beranjak pergi meninggalkan rumah Aca.
Aku tidak mengerti mengapa Gattan bisa mengetahui aku ada disini, padahal rumah Aca ini belum lama di beli dan yang mengetahui hanya aku, Lussy dan juga mamih.
Bahkan untuk hal mengetahui tentang keluarga ku Gattan mungkin tidak peduli.
"Gattan udah pergi?" Tanyaku ketika Aca datang menghampiri ku.
Aca terdiam dengan wajah sedihnya.
"Sebenarnya gua gak tega kalau harus ngomong kaya gitu ke Gattan. Gimanapun dia itu kakak ipar gua. Gua dulu bangga banget lu bisa nikah sama dia. Tapi buat ngomong dengan nada kasar sama dia gua kaya nggak sanggup aja gitu"
"Lu pikir gua sanggup ninggalin dia?" Cetusku lalu air mata mengalir lagi.
"Sanggup gak sanggup dia udah kelewatan Li.. gak ada perselingkuhan yang tidak menyakiti hati salah satu pasangan. Tidak ada orang yang mau di jadikan cadangan ataupun tidak di pedulikan. Udah yaa, apapun keadaannya gua bakal dukung lu"
Aku mengangguk lalu menarik selimut untuk menghangatkan tubuhku.
Tiba-tiba handphone ku berbunyi panggilan masuk dari Gattan.
Gattan ternyata masih menunggu di luar rumah Aca. Aku tidak mengerti apa maksudnya, jika tidak mencintai untuk apa sampai mau menungguku disitu.
Apa yang ingin dia bicarakan lagi? Aku sudah lelah menanggapi semua permasalahan yang aku tidak buat sendiri.
Apa sebaiknya aku menemui Gattan? Aku tidak mengerti aku harus apa sekarang. Aku ingin menyelesaikan masalah ini semua agar cepat hilang dari benak pikiranku. Agar hilang bebanku dalam berharap di cintainya.
Aku berjalan keluar untuk menemui Gattan, aku mau bicara empat mata untuk mendapatkan jalan keluar semua ini.
"Mau kemana?" Tanya Aca yang sedang menonton TV di ruang tengah.
"Mau semuanya selesai" jawabku tanpa menoleh ke arah Aca.
Gattan.
Iya, lelaki yang sangat aku cintai sedang duduk merenung meletakkan dagunya di atas dengkul sambil memandangi jalanan komplek yang sepi.
"Mas" Seruku.
Gattan menoleh dan langsung menghampiriku.
"Li.. aku mau ngomong serius sama kamu"
"Mas, aku rasa udah gak ada lagi yang serius mas. Bahkan pernikahan yang sifatnya sakral aja kamu permainkan. Sumpah janji kamu di depan penghulu kamu hianati apa lagi? Apa penjelasan yang bisa aku percayai lagi?" Ketusku sambil berusaha tegar di depan Gattan.
Gattan hanya diam menatapku.
Aku nggak boleh luluh! Aku nggak boleh luluh liat wajah Gattan!.
"Kamu juga ada hubungan kan sama laki-laki lain! Aku juga tau itu. Dan semua omong kosong kamu yang katanya cinta itu mana? Kamu bahkan main sama dua laki-laki yang aku gak tau!" Ketus Gattan.
Aku heran mengapa Gattan bisa mengira aku dekat dengan laki-laki lain, padahal aku sama sekali tidak dekat dengan siapa-siapa. Mungkin yang dia kira adalah Daffi dan pak Daniel.
Mungkin aku harus terlihat berani di depan Gattan, aku tidak mau terlihat terlalu mencintai Gattan, maaf mas... Aku rasa aku harus bersikap keras ke kamu.
"Omong kosong? Semua yang aku lakukan demi kamu? Masih mau bilang ini omong kosong! Bahkan aku tahu kamu selingkuh tapi aku masih bertahan itu omong kosong?. Dan kalau aku selingkuh kenapa? Kalau kamu saja punya perempuan yang bisa kamu bahagiakan. Mengapa aku gak boleh punya laki-laki yang bisa membahagiakan aku. Sedangkan kamu? Pernah punya niatan bahagiain aku? Nggak kan" Cetusku dengan nada tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Patung Bagimu
RomanceAku dijodohkan dengan pria idamanku di smp, namun rasa cintanya bukanlah untukku. Tapi aku mencintainya begitu lama, bahkan sampai saat ini. Aku memang orang yang keras kepala bahkan saat semua orang bicara bahwa 'lebih baik dicintai daripada menci...