Belum pernah aku bangun tidur sebahagia ini, tersenyum-senyum sendiri untuk mengingat kejadian malam kembali. Apa kedepannya aku bisa merasakan ini lagi? Semoga ini permulaan kebahagiaanku sama Gattan.
Gattan masih pulas memeluk guling, melihat wajahnya yang tampan aku menjadi sangat beruntung dan semakin terkesima. Padahalnya aku bukan wanita yang sempurna tapi bisa mendapatkan suami yang jauh melampaui ekspektasiku dulu. Punya suami yang ganteng, dan kaya. Tapi aku lupa berdoa diberikan suami yang baik dan menyayangiku. Karena semenjak aku mengenal Gattan yang juga terkenal famous di sekolah menengah pertama, aku langsung menganggap dia baik, dan juga penyayang. Dia juga jarang ngomong kasar, apalagi main tangan. Begitu yang ku dengar dari temannya. Temannya adalah guru tarian daerah, usianya beda satu tahun denganku tapi bakatnya jauh tinggi dari yang lain. Dan kadang aku berkhayal bisa menjadi seperti dia.
Keseringanku menanyakan tentang Gattan, membuat semua murid tau, kalau aku menyukai Gattan. Dan semenjak Gattan tau, dia malah menjauhiku. Pada masa itu dia punya pacar :(. Bahkan sudah berapa kali ganti pacar sedangkan aku? Masih dengan posisiku jomblo penuh khayalan.
Jika mengingat itu, aku merasa orang paling bodoh, pasalnya aku mengharapkan cinta dari seseorang yang rasanya aku tak pantas untuknya. Bahkan dengan niatnya menjauhiku.
****
Gattan bangun dan langsung menatapku yang fokus memandanginya sambil senyum-senyum sendiri. Gattan membalikkan badan dan lanjut memeluk guling.
Positifnya Gattan mencari posisi enak untuk tidur. Bukan menghindariku. Pagi ini sudah waktunya Gattan kerja. Walaupun sebenarnya aku ingin komplain soal waktuku yang tidak banyak bersamanya. Begitu singkat dan dinginnya sikap dia.
"Mas, kamu kerja nggak?" Tanyaku sambil membelai rambutnya.
Gattan hanya diam sambil menatap jendela yang hampir terang.
"Kamu mau sarapan dirumah apa di kantor?" Tanyaku datar.
Gattan langsung bergegas menuju kamar mandi, pikirku Gattan tidak mau meninggalkan waktu saat bersamaku tadi. Apalagi jarang sekali aku bisa membelai rambutnya.
Aku menyiapkan baju yang akan Gattan kenakan pagi ini, seperti biasa dasi polos berwarna hitam menjadi favoritnya.
"Nanti aku izin ya, pergi keluar beli keperluan rumah. Bolehkan" pintaku dengan suara agak menyeru.
Gattan selesai mandi dan langsung meninggalkanku di kamar. Ku kira dia akan menghampiriku untuk meminta di pakaikan dasi.
"Kamu kok diem aja, jawab dong. Aku minta izin sama kamu" cetusku ngotot.
"Yaudah, kalo mau pergi terserah kamu. Tapi aku lagi gak pegang uang, kamu pake uang kamu sendiri dulu ya, kalo mau kamu ambil cash dulu di atm"
"Aku juga udah gak megang uang. Abis buat belanja di mamang sayur"
Gattan semakin dingin, raut wajahnya ditekuk. Biasanya aku membantu dia memakai sepatu, tapi kali ini sepertinya moodnya sedang berantakan.
Mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi, bahkan dia tidak memberikan kesempatanku untuk mencium tangannya.
Sesingkat itu ternyata waktuku bersamanya, impian-impian yang ku pikirkan ternyata beda jauh dengan realita, tidak ada cium kening, ataupun ucapan manis pulang kerja.
"Kenapa gak ada sarapan?" Tanya Dilla yang mengagetkan lamunanku.
Aku tersentak lalu tersenyum simpul menatapnya. "Belum masak sarapan. Mau sarapan apa?" Tanyaku membuatnya menaikan dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Patung Bagimu
RomanceAku dijodohkan dengan pria idamanku di smp, namun rasa cintanya bukanlah untukku. Tapi aku mencintainya begitu lama, bahkan sampai saat ini. Aku memang orang yang keras kepala bahkan saat semua orang bicara bahwa 'lebih baik dicintai daripada menci...