36

8.8K 508 92
                                    

"Aku perempuan murahan mas?" Tanyaku diiringi tangisan.

Gattan hanya diam sambil terus mengusap rambutku.

Aku yang sedari tadi tidak berhenti menangis masih dengan nada penuh sesak nafasku. "Mas? Aku salah ya mempertahankan kamu? Aku gak mau kehilangan kamu".

"Udah Ly... Jangan dibahas lagi ya, Dillah cuma lagi emosi aja".

"Mas... Aku ini perempuan murahan ya? Aku masih saja mengemis cinta kamu. Sampai kapan mas aku harus begini? Aku selalu nguatin diri aku untuk tidak pernah berhenti sabar menghadapi sikap Dilah, karena aku sayang sama kamu" Cetusku lagi.

Gattan hanya tersenyum dan menghapus air mataku. "Maafin Dilah ya Ly... Dia mungkin belum bisa menerima kamu sebagai kakak iparnya, aku minta maaf ya atas perlakuan dia. Udah jangan nangis lagi".

Entah mengapa fikiranku selalu buruk tentang Gattan, aku berfikir dirinya hanya kasian denganku, bukan peduli apalagi sampai membelaku dari adiknya. Aku berusaha untuk selalu berfikir positif selalu dengan Gattan, bagaimanapun Gattan suamiku. Orang yang paling aku utamakan sekarang.

****

Makan siang kali ini aku mau mencoba makanan di cafe samping kantor Gattan. Meskipun sangat ekstrim tapi aku sudah membuat janji dengan bang Reno, aku ingin cerita tentang kejadian Dillah semalam.

Sebenarnya aku ingin mendapat pembelaan dari bang Reno agar dirinya bisa sedikit-sedikit bilang kepada Gattan bahwa aku sangat mencintainya.

Cafe mewah ini sangat ramai pengunjung, memang sih aku baru masuk aja langsung suka suasananya. Dan harga makanannya juga mahal-mahal sekali. Tapi uangku cukup untuk membeli secangkir vanilla latte.

Aku menunggu bang Reno datang, sambil membuka sosial mediaku yang sudah lama sekali aku lupakan karena aku tidak punya handphone. Meskipun kadang aku berfikir Gattan akan membelikanku handphone baru, tapi ternyata salah. Daffilah yang sangat peduli denganku.

Tak lama bang Reno datang dengan Vira istrinya. Vira sangat cantik dengan hijabnya, dan kelihatan lebih anggun karena kehamilannya. Sungguh benar-benar anugrah bagiku jika aku bisa mempunyai anak dari Gattan. Tapi kembali lagi pada realitanya Gattan tidak mungkin berfikir sampai sejauh pemikiranku.

"Assalamualaikum..."sapa keduanya.

"Waalaikumsalam.. bang Reno, Vira.. apa kabar?"

"Alhamdulillah baik... Gimana? Kamu baik jugakan? Udah ngisi?" Cetus Vira.

Aku tersenyum dan mengangguk bahwa aku yang baik-baik saja.

"Seneng banget deh, bisa ketemu bang Reno sama Vira. Sumpah rasanya gak nyangka aja kalian bisa sampai ke jenjang yang sangat serius dan bentar lagi akan punya anak" Aku mengalihkan pembicaraan mereka.

Bang Reno dan Vira saling memandang satu sama lain.

"Gini lho... Kita semua pernah berada di fasenya masing-masing. Kamu mungkin sekarang lagi susah banget buat dapetin cintanya Gattan... Tapi bukan berarti kamu bodoh dalam menjalaninya, karena cinta itu butuh perjuangan. Meskipun yang di perjuangkan tidak mau. Tapi ingat, sekecil apapun perjuangan itu ada harganya di mata allah. Kamu sekarang emang dicampakkan sama Gattan. Tapi suatu saat nanti bisa jadi Gattan yang kamu campakkan. Dunia itu berputar Ly..." Ujar Vira sambil memegangi tanganku.

"Duh, aku mencampakkan Gattan gimana ceritanya hehe, tapi ya membolak-balikan hati seseorang bagi tuhan itu seperti membalikkan telapak tangan".

"Nah itu, suatu saat kamu juga akan tau maksudnya sendiri"

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang