12

12.7K 463 35
                                    

Walaupun aku punya suami ber-uang, tapi tetap saja aku harus berhemat. Karena tidak selamanya uang mengusai kita. Kali ini aku mau mencari hiburan ke mall, yang lokasinya tidak jauh dari rumahku.

Tujuanku untuk menghilangkan kejenuhanku ditinggal Gattan keluar kota, bukan untuk hura-hura belanja menghabiskan uang karena lapar mata.
Mungkin aku harus bisa lebih membiasakan pergi keluar rumah sendirian, dan tidak perlu bergantung kepada orang lain.

Aku duduk di sebuah restoran di dalam mall sendirian, sengaja aku pilih samping jendela, supaya bisa melihat pemandangan lebih jelas. Dulu aku selalu bermimpi tinggal di pusat kota, biar bisa melihat gedung-gedung tinggi, melihat kemacetan dan kalau malam lihat lampu-lampu gedung yang menurutku itu mewah.

"Fried rice and coffe?" Datang seorang pelayan membawakan makanan dan menyapaku hangat.

"Iya" singkatku masih melanjutkan pandanganku.

Aku memang tidak ada istimewanya, kalau di ajak ke mall' paling yang aku tahu adalah nasi goreng, burger, ayam, dan kopi. Terlebih lagi root beer yang rasanya aneh.

Sudah hampir setengah jam mataku menyapu jendela, tak jenuh rasanya bisa melihat awan biru sambil menyeruput secangkir kopi.

"Haiii!" Sapa seseorang yang membuat aku terkejut dari lamunanku.

Mataku melinguk dan langsung menatapnya sambil tersenyum. Iya, dia adalah Keyla. Gadis cantik yang pernah ku temui di pantai. Tak lepas dari situ, aku juga masih ternganga melihat dandannya yang memang melebihi wanita sosialita. Tak tahu berapa harga dress merahnya yang jelas dia terlihat anggun.

"Ko diem aja? Masih inget aku kan? Aku Keyla!".

Dengan senyuman hangat aku balik menyapa "Inget dong, kamu Keyla yang baik itu".

Keyla menyapu pandangannya ke arahku, mungkin aneh baginya aku yang mengenakan jeans robek, dan kaos putih agak besar.

"Apa kabar?"

"Baik, kamu sendiri baik kan Li? Gmn suami kamu? Sudah baikan?" Cetusnya.

Tiba-tiba bibir ini sulit di gerakan, kaku ingin menjawab apa.

"Baik seperti biasa, kamu gimana udah dapet calon suami? Eh pesen makanan dong, masa kamu liatin aku makan aja" kataku sambil memanggil pelayan.

"Samain aja, tapi tambahin jus mangga"pintanya kepada pelayan.

Tangaku mengaduk nasi goreng dingin yang dari tadi aku cuekin. Berpura-pura mengunyah supaya tidak terlihat banyak pikiran.

"Kalo untuk calon suami sih, kayaknya belom ada. Tapi niatan move on dan bangkit udah ada"

"Bagus dong"jawabku singkat.

Makanan datang, dan dia pun mulai menyibukkan dengan makanan pesanannya. Matanya tidak peduli dengan suasana yang saat ini aku nikmati. Apa ini yang namanya move on, melepas rasa dengan tidak peduli kepada suasana?.

"Eh, rasanya menikah gimana sih? Di tonton banyak orang ? Gugup? Canggung? Senang? Bahagia? Enak ya pake kebaya di dandanin, pegangan tangan sama orang yang kita cinta, aku pengen tau rasanya, cerita dong pengalaman pernikahan kamu" serunya mengagetkanku.

Tanganku kaku tidak mau bergerak mengambil sendok. Belum selesai ku mengunyah tapi tanganku malah ingin menegukkan kopi.

Pelan-pelan ku telan, dan ku tegukkan kopi dingin itu. Sambil mencoba untuk menjawab semuanya dengan jujur dan santai.

"Pernikahanku indah, tapi sangat rahasia" cetusku sambil tersenyum seakan memang benar-benar bahagia.

"Kok gitu? Maksudnya" katanya tersentak membanting sendok dan garpu ke piring. Menghasilkan suara nyaring yang di dengar seisi restoran "maap aku latah, coba ceritakan bagaimana".

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang