Bincang

4K 255 18
                                        

Siang ini kuputuskan untuk berbincang dengan Gattan. Dengan alasan bicara soal tujuan rumah tanggaku dengannya, banyak hal yang mungkin bisa di selesaikan dan juga langkah untuk mengambil keputusan usai atau terus.

Aku mencintai Gattan tanpa pengecualian apapun, aku anggak semua yang terjadi kemarin adalah ujian dan memang terjadi karena Gattan belum bisa mencintaiku, dan masa lalu yang belum usai.

Sebenarnya jika di pikir panjang aku sudah tidak pantas lagi memberi maaf untuk hal perselingkuhan, tapi apa salahnya memberinya kesempatan kedua.

Cafetaria di pusat kota mempertemukan kita berdua yang canggung untuk memulai bicara lagi. Gattan memang selalu rapih yang menjadi ciri khasnya, dan aku yang sekarang mungkin bisa di bilang lebih baik penampilannya karena mulai membiasakan diri memakai dress gantung.

Aku bingung mau memulainya dari mana. Apa yang mau aku bahas terlebih dahulu. Apakah aku nantinya bisa mempercayai Gattan lagi?.

Gattan tersenyum melihat aku yang sedari tadi melamun memikirkan topik pembahasan kita hari ini. Udah kaya mau presentasi padahal ngomong ke suami sendiri.

"Ehmm, sebelumnya apa aku ganggu waktu kamu ngajak kamu ketemu di jam pulang kerja kamu? Kamu pasti mau istirahat kan?" Tanyaku gugup.

"Kamu nih apaan sih? Seharusnya waktu pulang kerja aku kan di habiskan bersama kamu" jawab Gattan dengan nada merayu.

Aku mengangguk tapi kenapa aku malah mikir ini cuma omong kosong Gattan ya...

"Hmm, gitu ya... tapi untuk sekarang ini sih aku belum bisa mempercayai itu lagi, tapi tujuan aku ngajak kamu kesini mau ngobrolin secara..." tiba-tiba aku bingung mau ngomong apa.

Gattan menaikkan alisnya terheran.

"Secara?"

"Anu... secara suami istri, hehe" jawabku ragu.

Gattan tersenyum lagi dengan tatapan dalam menatapku.

"Aku seneng sih kamu masih ngakuin aku sebagai suami kamu, dan kita mau mulai dari mana? By the way kamu cantik banget Li..."

"Makasih sebelumnya mas... aku juga bingung sih mau mulai dari mana' ehmm... aku mau tau alasan kamu selingkuh dari aku boleh? Tapi kalo kamu keberatan buat ngejawabnya gak perlu di jawab kok"

Aduh! Aku ini nyari penyakit hati apa gimana si? Kenapa coba harus ngebahas soal perselingkuhan, tapi aku penasaran walaupun aku gak siap dengan jawaban Gattan nanti.

"Enggak kok, aku nggak keberatan sama sekali... justru aku mau jelasin supaya gak ada lagi rasa penasaran kamu. Jadi semenjak pernikahan kita, aku harus terpaksa putusin Nadin karena aku juga gak mau almarhum papah jadi marah sama aku kalo aku nyakitin kamu. Aku udah berusaha banget buat bisa lupain Nadin, dan memang waktu aku putusin Nadin dia gak terima. Dia ngejar aku terus waktu itu dan akhirnya dia memilih untuk menikah dengan laki-laki lain. Aku jujur memang aku masih mencintai Nadin saat itu walaupun status aku adalah suami kamu. Aku berusaha untuk membuat posisi Nadin di hati aku itu tergantikan oleh posisi kamu, tapi ya memang gak segampang itu ternyata, sikap kamu berbanding terbalik dengan Nadin"

Aku meneguk minuman pesananku sambil serius mendengarkan penjelasan Gattan.

"Aku terlalu seperti anak kecil ya?" Seruku memotong penjelasan Gattan.

"Enggak Li... bukan begitu, kamu dengerin aku cerita dulu ya.."

"Maaf, yaudah lanjutin"

"Seperti yang tadi kamu bilang, kamu seperti anak kecil dan Nadin itu dewasa sekali"

"Tuh kan! Katanya enggak!" Potongku lagi dengen ekspresi kesal.

Aku mencubit kecil tangan Gattan, dan kembali meneguk minumanku dengan kecepatan tinggi.

"Kamu dengerin aku dulu dong, aku lanjutin ya... Aku berusaha buat lupain Nadin dan sekretaris baru aku bersama Diana wajahnya mirip sekali dengan Nadin, dan"

Aku memotong lagi, aku gak mau mendengarnya. Nyatanya bahkan aku gak siap mendengar nama Diana lewat di telingaku.

"Cukup. Jujur aku gak suka mendengar kamu menyebut nama Diana. Dan aku sudah mau melupakan kejadian yang ternyata sakit banget buat di dengan penjelasannya, dan kalau kamu gak suka dengan sikap ke kanak-kanakan aku seharusnya kamu bilang sama aku biar aku berubah bukan malah kamu diam-diam menghianati aku"

Gattan terdiam.

"Kenapa diam? Apa sebenarnya memang ya karna Diana mirip Nadin jadi kamu gak bisa mencintai aku karna ada Nadin kedua? Gitu?"

"Enggak gitu. Aku minta maaf banget sama kamu, yang aku lakuin ini udah keterlaluan Li..."

"Iyalah! Aku ini cuma perempuan bodoh yang memberikan kesempatan kedua untuk masalah yang bisa di bilang udah gak pantas di beri maaf... mas kamu tau? Aku Lily gak pernah berkurang sedikitpun rasa cinta aku ke kamu walaupun sikap kamu dingin sekalipun" ujarku dengan nada ngegas.

Gattan mengambil tanganku di meja lalu menciumnya.

"Aku juga laki-laki bodoh yang udah menyia-nyiakan istri yang rasa cintanya gak akan pernah habis buat aku demi perempuan murahan, kamu mau tau? Kapan aku mulai mencintai Aldhisa Lily maurrany?"

"Kapan?" Tanyaku datar.

Gattan pura-pura mikir dan aku menunggu jawaban dia.

"Waktu aku kecelakaan, ada bidadari yang nangisin aku..." cetus Gattan lalu tersenyum meledek.

Aku menjambak rambut Gattan dan menatapnya dalam lalu membisik di telingannya "ihh! kamu pura-pura pingsan? Kamu prank aku ya?"

"Hahaaha! Air mata kamu jatuh ke mulut aku tau, rasanya asin"

"Gattan awas kamu ya aku prank balik nanti"-aku mencubit-cubit Gattan sampai seluruh pengunjung cafe melihat kita berdua yang heboh sendiri.

Wajahku memerah malu karena ternyata Gattan mendengar semua pembicaraan dramaku di mobil waktu dia kecelakaan.

"Li... cubit-cubitannya di rumah aja yuk, kalo disini malu di liatin orang.."

"Gak!"

"Kenapa?"

"Ada yang masih mau aku tanyain ke kamu, menurut kamu aku itu seperti apa? Jawab jujur!"

Gattan memegangi tangan kiriku, sambil menatap dalam aku yang sedang memainkan sedotan di minumanku.

"Kamu itu perempuan yang ya enggak cantik sih, tapi kamu manis, kamu juga lembut sebenarnya walaupun kadang suka ngegas ngomongnya! Kamu juga perempuan yang penyabar, galak, gak bisa memendam ke kecewaan, penasaran, gengsian, dan ada yang paling gak bisa di ubah di kamu"

Aku mengernyitkan alisku terheran.

"Kamu itu perempuan yang aku cintai"

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang