58. Aku dingin

16.3K 664 41
                                    

5 menit menuju aku tampil, jantungku berasa mau copot, deg degan bukan main, bingung harus ngapain. Gak siap buat tampil jadi model baju india di depan banyak orang.

Pak Daniel terus menerus memperhatikanku yang sedang panik, jemarinya mulai mengambil alih tanganku yang kaku kebingungan harus apa dan bagaimana.

Bibirnya tersenyum dan seserius itu memandangku. Sebenarnya sikap pak Daniel begini akan membuatku semakim gugup dan tidak berani maju karena takut mengecewakannya.

"Kamu cantik Liii..." ujar pak Daniel.

Lampu sorot belum pada menyala di belakang panggung gelap hanya ada aku dan pak Daniel, model lainnya masih di rias, aku maju pertama dan scene paling lama di panggung, karena gaun yang aku pakai sangat berbeda dari yang lain.

"Kamu cantik dari luar dan juga dalam, kamu baik, kamu lugu, dan berani. Kamu pasti bisa" Cetus pak Daniel lagi.

Aku menelan ludah, dan tersenyum kepada pak Daniel, aku berharap yang memujiku seperti ini adalah Gattan, aku ingin Gattan mensuport aku dari balik panggung, nyatanya semua hanya harapanku yang tidak akan berbalik apa-apa.

"Pak Daniel kenapa ? Kok muji saya terus. Saya gerogi pak" kataku sambil mengerat tangan pak Daniel.

"Tangan kamu dingin, tapi kamu tidak pernah bersikap dingin dalam kondisi apapun. Kamu itu pandai Lii dalam mengkondisikan moody kamu. Kalau boleh jujur... saya senang berada di posisi seperti ini, bisa memegang tangan kamu dan berbicara hanya berdua sama kamu... saya tau kamu tidak akan pernah bisa melepas suami kamu itu, meskipun dia sudah berkhianat sekalipun. Andai saja saya yang seberuntung suami kamu, mungkin saya sudah hidup bahagia bersama kamu".

Kenapa pak Daniel bicara begitu, aku tidak mengerti apa alasannya. Aku justru tidak menyukai posisi ini, posisi sebelum aku naik ke atas panggung dan menampilkan yang mungkin bukan bakatku.

Aku benar-benar merasa menjadi perempuan baik dengan ucapan pak Daniel barusan. Mengapa pak Daniel harus bicara seperti itu di depanku, apa dia berharap lebih kepadaku? Andai benar aku bisa melepaskan Gattan. Aku mau menjadi istri pak Daniel, bukan soal harta tapi soal bagaimana pak Daniel menghargai perasaanku, bahkan dia juga yang menanggung semua perawatanku dari jelek hingga bisa menjadi model sekarang. Karna pasti cantik itu butuh modal.

"Pak Daniel, saya bersyukur bisa kenal bapak, apalagi ternyata umur kita tidak terlalu jauh, tapi bapak sudah sedewasa ini bicara sama saya. Pak... saya mau mengucapkan terima kasih karena sudah baik sekali sama saya. Maaf pak kalau saya tidak bisa membalas semua kebaikan pak Daniel. Tapi saya juga gak mau menyakiti pak Daniel, jika saya nantinya akan berpisah dengan mas Gattan dan menikah dengan pak Daniel, tapi di dalam hati saya masih berharap dicintai oleh Gattan, bukankah akan menyakiti pak Daniel, saya tidak mau pak itu terjadi. Lebih baik kita sama-sama tersakiti. Saya sendiri begitu juga pak Daniel, banyak sekali perempuan baik,cerdas yang bisa pak Daniel cintai. Mungkin sekarang belum menemukan, tapi Allah akan memberikan pada waktunya nanti".

"Hello ladies and gentlemen di malam hari ini ada yang spesial, marilah sama-sama kita tampilkan saja model-model cantik kita"

Gattan duduk tepat di depan ujung jalan model bergaya, bersama dengan Reino. Sebenarnya Gattan bingung mengapa Reino mengajak ke Fashion show ini sedangkan Gattan tidak pernah tertarik untuk melihat ini.

"Lu ngapain sih anjir ngajak gua kesini? Gak jelas lu! Ngapain kesini cuma liat-liat orang gaya-gaya" Protes Gattan.

"Ada yang spesial pake telor nanti tampil pertama, gua yakin lu ngenalin nih cewek!"

"Gua bilangin istri lu yee' lu ngajak liat cewek-cewek"

"Ini bukan buat gue, ini buat lu!"

🎶Bole chudiyan🎶

"Semangat Lii..." ujar pak Daniel sambil tersenyum.

Aku melemaskan kaki dan tanganku supaya tidak kaku. Berjalan seakan sudah biasa di panggung.

Heelsnya tidak terlalu tinggi, tapi bajunya berat karena banyak pernak-pernik. Senyum kepada semua tamu yang datang. Sebenernya aku kaku sekali senyumnya. Tapi aku tidak mau mengecewakan pak Daniel.

Tepuk tangan bersorak, aku melihat Ada Aca, Lussy, Mba Neny, Bella, Latifa, dan Naufal. Tidak ada yang spesial.

Langkahku berjalan ke ujung panggung, tanganku letakan ke pinggang, senyum terpancar, melihat kedepan dan balik putar.

"Itu Lily anjir!!!" Sontak Gattan kaget.

"Iye"

"Demi apa? Sumpah? Anjir dia cantik banget!"

"Bilang apa lu sama gua?"

"Tengkyu tengkyu, nanti selesai acara atau dia kebelakang panggung gua mau temuin dia"

"Coba kalo lu kerumah, sepi gak ada orang!"

Aku gak percaya Lily benar-benar cantik, aku nyesel pernah nyia-nyiakan dia dulu. Aku sayang kamu Lii... dan akan memperjuangkan kamu agar kita tetap bersama. Batin Gattan.

Gattan berjalan mencari pintu ke ruang rias, karena Lily sudah turun panggung.

Semua arah menuju ruang rias di tutup, semua di jaga ketat.

"Maaf bapak dilarang masuk, selain crew"

"Saya suaminya Lily!"

"Iya bapak, silahkan tunggu di depan yaa, karena mengganggu model yang lainnya"

"Liiii..."

Mendengar suara memanggil nama Lily, pak Daniel keluar dan menemuinya, ternyata itu Gattan.

"Biarkan dia masuk" ujar pak Daniel kepada crew yang menjaga pintu utama.

Tanpa berbicara lagi Gattan langsung mencari Lily.

Lily yang sedang mencopot sepatu dan aksesoris pun terkejut dengan kedatangan Gattan.

"Lii... aku liat kamu di panggung Lii... kamu cantik" ujar Gattan dan langsung menatapku.

Aku terdiam bingung mengapa Gattan bisa ada disini.

"Aku kangen kamu Liii... kenapa kamu kemarin gak jengukin aku sama sekali" cetus Gattan sambil memegangi tanganku.

Di ruang rias sepi, karena semua menunggu giliran di tampil di belakang panggung.

"Mas.. aku mau ganti baju. Maaf ya aku minta kamu keluar" ujarku dingin.

"Aku sayang kamu Lii!" Cetus Gattan.

"Keluar mas"

Gattan keluar dengan wajah melasnya karena aku bersikap dingin kepadanya.

Aku sebenernya juga tidak mau bersikap seperti ini kepadanya, apalagi aku sangat menyayanginya. Gattan aku sayang kamu dan maaf kalau aku tidak bisa lagi bersikap seperti dulu.

Air mataku mengalir begitu saja, aku melihat cermin dan melihat diriku yang sedang menangisi laki-laki yang dulu pernah mengecewakanku.

Aku tau Li.. kamu bersikap seperti ini karena kamu benci sama aku. Maafin aku Lii udah terlalu sering nyakitin kamu, aku terlalu jahat sama kamu, tapi aku serius aku sayang kamu saat ini. Dan aku takut kehilangan kamu, dan aku juga gak siap melihat kamu jadi milik orang lain. Aku akan perjuangin kamu Lii semampu aku. Kata Gattan dalam hati.

****

Aku Patung BagimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang