w a r n i n g : dilarang berharap banyak di lapak ini 💅
----Galena bersorak gembira ketika selesai menyalin catatan dipapan tulis. Bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu tetapi Galena yang tertidur saat pelajaran terakhir terpaksa mencatatnya sekarang atas perintah gurunya.
Setelah selesai beres-beres gadis cantik itu mulai melangkah menuju parkiran sekolah, sesampainya diparkiran matanya memincing saat melihat seorang lelaki tertidur secara tak wajar di bawah pohon mangga dekat gebang SMA Danendra.
Galena melangkahkan kakinya menuju lelaki itu lalu kakinya menendang kaki lelaki yang ia kira sudah tak bernyawa. Alangkah kagetnya saat ia tau bahwa itu lelaki yang ia tadi temui di rooftop yang tengah bertengkar dengan mantan kekasinya.
Darka!
"Ganteng, masih hidup, kan?" bisiknya tepat di telinga Darka.
Hening. Darka tak menjawab membuat Galena panik bukan main, "Ganteng, bangun napa! jangan mati! nanti populasi cogan menurun!" seru Galena melengking membuat telinga Darka berdenyut nyeri.
Darka membuka matanya dan langsung melotot kesal pada Galena yang menghembuskan nafas lega saat mengetahui bahwa Darka masih hidup, "eh cewek aneh, lo ngapain teriak-teriak segala sih?" tanyanya kesal.
Galena ikut berdiri saat melihat Darka berdiri, "lah tadi gue kira lo mati, kan sayang jadinya populasi cogan menurun, lo juga sih ngapain tidur disini kayak gembel aja, mending tidur dirumah gue," cetus Galena polos.
Darka yang sedang tidak mood berdebat pun memilih berjalan kearah motor sport hitamnya, melihat ia diabaikan Galena mendengus kesal, lalu segera berlari dan duduk dijok motor Darka tanpa rasa takut sedikitpun saat Darka meliriknya marah lewat kaca spion, Galena malah tersenyum lebar melihat itu, sungguh gadis yang aneh.
Darka mendengus kesal saat melihat cengiran Galena lewat kaca spionnya, "turun!"
"Nggak!"
"Turun sekarang!" bentak Darka kesal.
"Enggak mau!"
Darka mengeram kesal, untunglah Galena ini perempuan, jika bukan entah sudah berapa bogeman mendarat dirahangnya karena telah membuat Darka jengkel, "gue kalo bawa motor ngebut loh, kalau nanti kecelakaan terus lo mati bukan salah gue," gertak Darka.
Galena mengulas senyum saat mendengar nada jengkel Darka, entah mengapa membuat Darka jengkel itu sangat menyenangkan, "kalau ngebut bagus dong, bisa dijadiin alasan gue meluk lo."
Darka menghembuskan nafasnya kesal, ia mulai mengendarai motornya dengan kecepatan penuh membuat Galena memeluknya erat dan sesekali berteriak saat Darka hampir menabrak pengendara yang lain.
Darka terkekeh pelan saat melihat ekspresi panik Galena lewat spion, "makanya dibilang nggak usah ikut gue kok maksa!" teriaknya.
"Bodo! KIRI WOY KIRI!" seru Galena membuat Darka membelokan motornya tiba-tiba.
Galena langsung turun dari motor Darka dan membenarkan rambutnya yang sudah acak-acakan karena tidak pakai helm, mana tadi rambutnya tidak diikat.
Darka terkikik melihat wajah masam Galena, "lain kali jangan nebeng gue."
Galena menggeleng tegas, "mau nebeng lagi ah, biar bisa meluk cogan, btw tadi keren, kita hampir nabrak tiang listrik, kalau kita nabrak beneran kira-kira viral nggak ya? kayaknya viral deh, kan ada cogannya, ya---"
Belum sempat Galena menyelesaikan ucapanya sebuah tangan sudah membekap mulutnya, "cerewet!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Teen Fiction"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...