Temuin sesuatu yang jangal di part ini!
----
Seorang gadis cantik berjalan pelan menyusuri koridor sepi, berharap Darka atau siapun yang dia kenal mau mengantarnya pulang karena kepalanya sudah benar-benar pusing. Tadinya ia sudah mendapat tawaran dari Hilda, Gaisha, dan Zetta agar pulang bareng mereka saja tetapi ia menolak dan kini menyesal.
Langkah gadis berambut pirang itu terseok-seok, obatnya tertingal di rumah dan kini rasa sakit pada kepalanya sudah memuncak, ia menenggok ke arah gerbang yang sudah sepi, hanya ada geng The Princesses di sana yang mustahil menolongnya.
"Alena, kan?" suara bas khas itu membuat rasa sakitnya berkurang, gadis itu, Galena, mendongak menatap seorang pria yang duduk di motor ninja merahnya.
Senyumnya mengembang, bukan senyum bahagia karena bertemu orang yang ia kenal, melainkan senyum getir saat memorinya memutar kejadian berbulan-bulan yang lalu, saat ia masih menyandang sebagai primadona di Yardana Higsh Scool dan saat ia mempunyai pacar yang tak lain dan tak bukan adalah Dewa, ketua geng Yardana musuh besar Garelda.
Cowok itu membuka helm fulface nya, melontarkan senyum kecil kearah gadis yang pernah menjadi prioritasnya, "Hai Al, kenapa baru pulang?" tanya nya berusaha kembali akrab.
Galena menyeringai, kenangan saat si brengsek itu memutuskanya didepan banyak orang saat hari jadi mereka yang ke satu tahun hanya karena sahabatnya sendiri menikam hatinya, memporak-porandakan perasaanya, setetes air mata meluncur membasahi pipinya membuat pemuda itu turun dari motor untuk menghapus air mata itu namun segera ditepis oleh Galena.
"Al, lo masih marah sama gue?"
"Nggak!" jedanya, "MENURUT LO? SETELAH LO MUTUSIN GUE DI HADAPAN BANYAK ORANG? APALAGI PAS HARI JADI KITA YANG KE SATU TAHUN! DAN DENGAN ALASAN LO MENCINTAI DELBY, SAHABAT GUE SENDIRI!" teriaknya dengan napas tersengal-sengal, sudah tak peduli jika ada yang melihatnya atau geng The Princesses mencemoohnya.
Dewa mendekap tubuh Galena, berusaha memberikan kenyamanan dan mengurangi rindu yang ia buat sendiri. "Gue nyesel Al," katanya parau.
Galena diam, tak membalas pelukan itu, sibuk menghirup dalam-dalam aroma parfum yang 'dulu' amat ia sukai, namun kini semua sudah berbeda baginya, pelukan itu tidak berarti apa-apa, tidak sehangat dulu, semuanya sudah berubah saat Dewa mengakhiri hubungan mereka.
Kini Galena dan Dewa terpisah oleh tembok besar yang mereka buat sendiri, tembok tak kasat mata yang sulit di leburkan.
Galena mendorong Dewa sekuat tenaga menyebabkan pelukanya terlepas, rasa sakit dikepalanya sudah hilang, kini ia memandang sinis ke arah Dewa, lelaki yang pernah ia cintai, "Pergi, jangan injekin kaki lo dalam radius lima puluh meter dari gue," katanya pelan tetapi tak menyembunyikan nada tajamnya.
Dewa tersenyum getir, benar kata Delby bahwa Galena tak akan memaafkanya secepat yang ia kira, luka yang ia torehkan pada gadisnya itu sudah sangat dalam sehinga sulit untuk diobati. "Oke, gue pergi, maaf," pamitnya, lalu menaiki motornya dan menjalankanya dengan kecepatan tinggi.
Galena tersenyum getir saat melihat punggung itu menjauh, "Melepaskan mu itu sulit, tapi tidak akan ada yang betah jika sang pangeran menjamah dua wanita sekaligus, mungkin pergi yang terbaik."
TBC.
ADA TEKA-TEKI DI PART INI, KALAU KALIAN BISA MECAHIN HEBAT:]
Baper aku nulisnya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Fiksi Remaja"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...