Part 30

1.4K 121 57
                                    

Vote comment dulu deh.

Sesuai usul Jovan untuk menjauhi Galena, hari ini Darka memutuskan untuk tidak melakukan kontak dengan Galena, bahkan ratusan panggilan dan pesan yang cewek itu kirim tidak di balas nya. Tekat nya sudah bulat, dia ingin mengetahui apakah hatinya memang sudah berlabuh pada Galena atau belum.

June terkekeh pelan saat ponsel Darka kembali berdering, pemuda itu menjitak kepala Darka membuat Darka melotot kearahnya. "Udah berapa kali pacar lo telpon? banyak pulsa? apa jangan-jangan si Galena tuh mama minta pulsa, jadi pulsa nya banyak?" ledeknya membuat satu sikutan keras dari Darka mengenai perutnya.

"Kasihan, lagi galau, makanan nya aja di abaiin tuh!" ucap Chilo, ikut-ikutan meledek sambil menunjuk lotek Darka yang belum tersentuh.

"Gaboleh gitu sama makanan Ka, kasihan, masak nya tuh susah tau!" omel Yoyo membuat Darka mendengus, selalu saja begini, mentang-mentang Yoyo jago masak jadi sok sekali.

"Makan aja tuh kalau mau," katanya membuat Devan yang sedari tadi sibuk bermain ponsel jadi meletakkan ponselnya, tangan nya terulur untuk mengambil piring lotek Darka dan langsung mendapat sorakan dari anggota Garelda yang lain.

"Gimana rasanya, Ka? kangen ya? cintrong beneran berarti," goda Jovan sambil terkekeh pelan saat melihat wajah masam Darka.

"Eh, itu Galena kan?" tunjuk Viktor kearah perempuan berwajah kesal yang tengah berjalan cepat memasuki kantin.

"Iya tuh, kayaknya mau kesini deh, mau nyamperin ayang Darka," timbrung David dibalas umpatan oleh Darka.

"Kenapa nggak balas pesan gue? telpon juga nggak di angkat! nggak punya pulsa ya!" tanya Galena berapi-api setelah sampai di depan meja anak Garleda yang kini sibuk cengar-cengir seperti orang sinting sambil sesekali menyenggol lengan Darka.

"Tuh Ka, bebeb lo marah beneran, minta maaf sono," titah Boby membuat Darka berdecak sebal, heran sendiri kenapa anggota Garelda suka sekali mengodanya.

"Diam dong, biar Darka ngomong!" sebal Galena sambil berkacak pinggang serta mata melotot kecil kearah Boby.

"Hm, gue nggak mau ngomong, tuh."

"Itu tadi ngomong! ogeb emang," cibir Galena membuat Darka mengumpat kasar, sudah menjadi kebiasaan Galena kalau ngomong pasti ceplas-ceplos nggak disaring dulu.

"Ogeb-ogeb gini tapi lo suka kan?" goda Jovan membuat Galena tersipu malu, rona merah muncul di pipinya membuat Darka yang melihat itu jadi terkikik kecil, geli sendiri.

"Eum, iya juga, sih, abisnya dia ganteng sih, tatapan matanya itu loh, bikin meleleh, unch jadi emesss," pujinya dengan tangan yang  kini sudah berada di pipi Darka, mencubitnya dengan gemas.

Darka yang waktu itu hanya diam memfokuskan titik pandanganya pada wajah Galena, wajah berseri penuh keriangan gadis itu terlihat sangat lucu dan memesona. Sekarang dia sadar, rasa itu memang telah tumbuh, semakin hari semakin subur bahkan sebelum dia menyadari bahwa rasa itu memang benar-benar ada.

"Cinta datang karena terbiasa, benar juga," katanya tanpa sadar membuat gerakan tangan Galena terhenti.

Kini gadis itu balas memandang manik mata Darka, keningnya berkerut heran, setelah sadar gadis itu segera memalingkan muka, malu sendiri dengan pipi bersemu merah membuat anggota Garelda kompak menyoraki keduanya.

"Malu-malu babi nih cewek," cibir Viktor sambil terkekeh pelan langsung disambut celotehan tidak jelas dari yang lain membuat kantin semakin gaduh.

Tbc.

Next gak? enggak? yodah:v iya gitu:v

paansih, tanya sendiri jawab sendiri, terobosan terbaru emang:3

Udah mau masuk ke konflik utama nih jreng-jreng-jrengg.


I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang