Part 3

2.5K 304 324
                                    

"Ayolah Na, temenin gue sekali ini aja, gue mau ngomong penting sama calon pacar gue," renggek Hilda sambil sesekali menarik seragam Galena.

Galena mengumpat mendengar renggekan Hilda-sahabat barunya yang cerewet abis ini pandai sekali membuat Galena naik pitam.

Dengan terpaksa Galena melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah bersama Hilda yang sudah nyengir lebar bak orang gila semakin membuat Galena kesal, bagaimana tidak kesal jika sedang asyik-asyik melihat dance IKON eh malah ditarik-tarik suruh nemenin pdkt.

Satu kalimat: UNTUNG SAHABAT!

Galena memincingkan matanya memandangi wajah seorang pemuda yang tengah memandang datar padanya dan pada Hilda.

Mata Galena terbelalak kaget ketika menginggat kejadian tadi pagi, saat dia telat bersama seorang pemuda cuek yang tega dan acuh melihatnya dijambaki.

Jadi gebetannya Hilda si cowok kampret ini? Galena maju selangkah membuat Hilda mengernyit bingung, sedangkan Erlan tetap pada wajah datarnya.

Galena melotot melihat wajah datar Erlan yang memuakan, sungguh ia lebih baik melihat wajah songong Darka dari pada melihat wajah datar Erlan. "Lo yang tadi pagi biarin gue dijambakin cabe, kan?" tanya Galena ketus.

Erlan diam, mengamati wajah Galena dan baru inggat jika ia bertemu Galena tadi pagi saat ia telat, "hm."

Galena memiringkan kepalanya
lalu berkacak pingang melihat penampilan badboy cold versi Erlan, ia kemudian melirik Hilda sekilas yang nampak bingung apa yang baru saja Galena bicarakan.

Galena berdehem, "gue nggak nyangka lo bisa suka sama cowok cold kejam kayak si Erlan ini," cibir Galena.

"Emang kenapa Na?" tanya Hilda heran.

Galena mulai bercerita saat dia dihukum berjemur hingga Fanya menjambakinya dan Erlan yang tak peduli itu seakan tindakan Fanya adalah hal yang wajar.

Erlan mengernyit bingung, baru pertama kalinya ada seorang perempuan yang berani mengkritiknya, biasanya perempuan akan menjerit histeris saat melihatnya.

"Ha yang bener lo?" tanya Hilda tak percaya.

Galena mengangguk mantap, "iya! Dia cowok kampret!"

Erlan menatap Galena sengit, dia masih diam menunggu kelanjutan cerita Galena yang ia anggap terlalu berlebihan, baginya cewek berantam jambak-jambakan itu wajar-wajar saja dan itu tidak perlu dicegah, toh kalau capek juga berhenti sendiri.

Galena melotot tajam, "kenalin, gue Galena pacarnya Darka! Dan lo Erlan tai nggak akan jadi pacar gue!"

Erlan terkekeh pelan lalu menoel kepala Galena dengan cukup keras, "lo tuh ngayal? Mana mungkin Darka mau pacaran sama cewek alay kayak lo, dan satu lagi, gue bisa aja jadiin lo pacar gue dalam tempo satu hari!"

Galena berdecih, ia tidak suka lelaki sombong seperti Erlan, "gue tunggu!"

Erlan menyungingkan senyum miringnya membuat wajah datarnya terkesan horor, "sekali lagi. Gue bisa jadiin lo pacar gue dalam satu hari."

TBC

Btw jangan lupa polow ig aku ya: @Syavix_

Makasih udah bnyk yg ngasih smgt ke aku biar cpt up.


I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang