Part 36

1.3K 92 69
                                    

Jreng jreng jreng.
***
Kening Dewa mengernyit, dengan langkah ragu pemuda berjaket biru dongker berlambang Yardana itu menghampiri seorang gadis berambut panjang yang nampak terisak.

"Eum, Alena?" Panggilnya membuat gadis itu mendongak.

Mata Dewa langsung terbelalak kaget begitu melihat wajah Galena basah terkena air mata, ada apa dengan gadisnya itu? Siapa yang berani melukai gadisnya?! Hingga menangis seperti itu? "Lo kenapa?" Tanyanya sambil ikut duduk di bangku taman dengan tangan sibuk mengelus rambut Galena.

"Dar-Darka," cicit Galena sambil memejamkan matanya berusaha menetralisir rasa kecewa yang membuncah.

"Lo diapain?!"

Galena menggeleng pertanda bahwa dia belum ingin bercerita, Dewa yang peka akan maksud Galena langsung menarik gadis itu kedalam dekapannya. "Jangan nangis, ada gue," bisiknya berusaha menenangkan Galena yang masih terisak.

"Hiks, hiks, hiks, gue kangen lo Wa," cicit Galena membuat dekapan Dewa semakin erat.

Perlahan senyum tipis terbit dibibir Dewa, cowok berkulit putih yang menyandang sebagai ketua Yardana selaku musuh bebuyutan Garelda itu tau benar bahwa kini Galena sudah lelah, dia ingin bebas tak terikat oleh status apapun namun dia masih ragu. "Kalau lo cinta perjuangin, kalau enggak lepasin, yang digenggam terlalu erat itu nggak baik, bikin nggak nyaman," kata Dewa membuat jantung Galena terpacu cepat.

"Eum? Gue ngerasa aneh sama hubungan kita Wa," ujar Galena sambil melepaskan dekapannya membuat Dewa menaikan alisnya.

"Aneh gimana?"

"Kita mantan tap----"

"Gue cuma mau nebus kesalahan gue Len, apapun yang ditentuin tuhan buat hubungan kita kedepannya, gue udah terima, mau lo punya Darka atau Erlan bagi gue lo tetap Alena-nya Dewa," kata Dewa dengan senyum hangat membuat rona merah bersemu di pipi Galena.

"Kenapa Darka nggak kaya Lo? Hangat bukan dingin?"

"Karena kita beda, gue waras dan dia sinting, yang lo perlu tau cowok itu paling nggak suka dibanding-bandingkan Len."

"Kenapa?"

"Karena kita beda."

"Kenapa kita dulu pisah? Atau, eum, lebih tepatnya kenapa lo milih Delby?" Tanya Galena lirih dengan mata menatap kebawah.

Dewa menghela napas panjang, cowok itu tau benar, bagaimanapun Galena harus tau apa sebenarnya alasannya mengakhiri hubungan keduanya. "Gue itu masih cinta sama lo, terserah lo mau percaya apa enggak gue nggak peduli," jedanya sambil menyandarkan kepalanya pada bahu Galena, ini kebiasaan lamanya jika dia ingin bercerita pasti akan menyender di bahu Galena.

"Dulu gue nembak Delby dan mutusin lo karena bokap gue, lo tau sendiri kan gimana bokap lo sama bokap gue?"

Galena mengangguk paham, memang hubungan orang tuanya dengan orang tua Dewa itu tidak begitu baik menganggingat mereka adalah pemilik yayasan SMA yang bersaingan.

"Tapi kenapa harus Delby? Dia sahabat gue Wa!" Tanya Galena dengan air mata yang menetes turun.

"Karena, karena kalau gue milih yang lain Lo tetap bakal kekeh pertahanan hubungan kita, beda sama Delby yang notabenenya sahabat lo, gue yakin lo bakal milih ngalah dan ternyata perkiraan gue benar kan? Lo milih pindah sekolah, dan itu cukup bikin gue tau seberapa besarnya cinta lo ke gue."

"Kenapa nggak jelasin aja ke gue?! Kenapa harus putus?!"

"Gue udah berusaha jelasin, tapi lo selalu ngindar kan?"

Skak mat. Benar apa yang dikatakan Dewa barusan, bagaimana pria itu ingin menjelaskan kalau dia saja selalu menghindar? Jadi kesimpulannya adalah hubungan mereka itu kurang komunikasi.

"Terus kenapa lo sekarang deketin gue lagi?"

"Karena gue masih cinta," jawab Dewa enteng melupakan bahwa Galena kini bukan lagi kekasihnya membuat hati Galena berdesir tak karuan dibuatnya.

"Gue masih pacaran sama Darka! Ish!"

"Apa? Nggak denger?" Pancing Dewa sambil menegakkan tubuhnya.

"GUE PACARANNYA DARKA!" Seru Galena kesal.

"Iya emang gue ganteng!" Sahut Dewa ngaco membuat Galena mencubit lengannya dengan kesal.

"Gue gorok nih yeeee!!" Ancam Galena malah semakin membuat tawa Dewa pecah seketika.

"Iya gue juga cinta lo!"

"GAK NYAMBUNG GOBLOK!" Seru Galena sambil mengejar Dewa yang berlari dengan ekspresi mengejek terarah padanya.

Malam ini bulan, bintang, langit dan semesta melihat sebuah pertanda kisah yang akan kembali seperti awal. Malam ini bulan dan bintang menjadi saksi bahwa hati yang terus dipaksa menetap akhirnya mengeluh, lalu memutuskan untuk pergi perlahan.

Tbc.

SAIYA GAK SABAR NGELIAT REAKSI DARKA PAS KETEMU QUEENA HAHAHAHA. BUAT KALIAN YG TEAM GALENA-DARKA HARAP MUNDUR ADJAH WKWKWK, GANTI GIH JADI GALENA-ALONE WKWKWK.

MENDEKATI TAMAT? WOAAAHHHHH TIDAK SEPENDEK INI CUYUNG KUHHH, MUNGKIN TAMATNYA SEKITAR CHAP 55+ JADI TTP STAY YAK, KITA BAKAL LIAT INI ENDINGNYA HAPPY APAAA SAD.

Ekhem, ekhem, team Dewa-Gelana mana nih?????

Darka-Galena?

Gue-Doi?! Wkwkwkwkwk.

Silent readers? Ih ngga bgt deh_-

Next gak? Kalau mau next spam Next dulu donggg.

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang