Di scane ini kita bakal dipaksa mengingat part² awal kisah ini. Kalian tentu masih ingget sama Fanya si ketua geng The Ptincessses yg dulu sempat ngancam Galena buat jauhin Darka kan? Smga kalian ingat.
•••
Derap langkah Galena mengema di sepanjang koridor sepi. Rahangnya mengeras begitu membaca satu chat dari Fanya.
Fanya: Cabe. Abis putus langsung dapat yg baru.
Galena merasakan amarahnya tersulut, kontan saja dia langsung mengirim balasan.
Me: sirik!
Fanya membalasnya,
Fanya: Cabe busuk. Murahan nggak pantas buat Darka atau Erlan.
Galena kembali mengetik, kali ini dengan mata sedikit melotot kesal.
Me: Knp nggak ngomong langsung aja sih! Beraninya cuma di chat!
Lalu, satu balasan dari Fanya kembali datang membuat Galena jadi melangkahkan kakinya ke arah gudang dengan tangan terkepal kuat berusaha menahan amarahnya yang mulai tersulut.
Fanya: Oke, temuin gue di gudang sekarang kalau berani.
Galena menghentikan langkahnya begitu melihat Fanya sudah berdiri tepat di dalam gudang dengan kedua tangan terlipat di depan dada. "Mau lo apasih?" tanya Galena langsung, kesal saja dengan sifat Fanya yang sangat sok.
Fanya tertawa, "Baru putus sama Darka udah dapat Dewa. Lo tau nggak siapa Dewa? Dewa itu ketua pasukan Yardana musuh Garelda. Kalau mau jadi cabe murahan jangan sama anak Yardana, malu-maluin Danendra aja."
"Kenapa lo sok tau sih, emang lo siapa?!" bentak Galena.
Fanya maju satu langkah mengikis jaraknya dengan Galena. "Gue anaknya kepsek, gue cuma mau sekolah ini aman dari serangan cabe," kata Fanya sembari memamerkan senyum miringnya membuat Galena jadi refleks mendorong gadis itu.
Fanya mengeram, gadis itu jadi melotot tak terima kearah Galena karena telah berani mendorongnya. Dengan gerakan gesit bagai sudah terlatih Fanya segera balas mendorong tubuh Galena sampai gadis itu menubruk tembok.
"Arghh!" jerit Galena saat Fanya memelintir tangannya kebelakang membuat gerakan memberontaknya jadi terhenti.
Melihat kondisi Galena yang tak memungkinkan untuk melawan, dengan cepat Fanya mengeluarkan spidol permanen warna merah lalu mulai menuliskan kata 'Bitch' di pipi Galena. Lalu disambung dengan 'Murahan' di kening Galena.
Galena kembali memberontak, tapi cengkraman Fanya terlalu kuat seakan cewek itu sedang mengelurakan seluruh emosi terpendamnya.
"Lepasin gue!" seru Galena.
"Dasar cabe murahan!" kata Fanya sambil menarik pelan rambut Galena.
"Lo tau kan kalau Darka nggak cinta sama lo tapi kenapa lo mati-matian perjuangin dia?" tanya Fanya membuat Galena yang tadinya siap mengeluarkan sumpah serapah jadi diam seketika.
Melihat reaksi Galena seperti itu membuat senyum lebar perlahan terbit di wajah Fanya. "Apa lo udah dianuin Darka sampai-sampai lo nggak mau lepasin dia?"
"Jaga mulut lo!" seru Galena berang malah membuat tawa Fanya pecah seketika.
"Kenapa marah? apa karena yang gue omongin barusan benar?"
"Jaga mulut lo!" ulang Galena dengan penekanan pada setiap katanya.
Fanya kembali tersenyum lebar saat melihat sorot kemarahan sudah ada dalam manik Galena. "Lo bego Galena, Darka yang jelas-jelas nggak suka sama lo malah lo perjuangin. Pantesan Darka milih Queena orang lo bego," sindir Fanya membuat Galena jadi mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Fanya tersenyum, gadis itu mundur dua langkah berusaha kembali membuat jarak antaranya dengan Galena. "Gue cabut dulu ya, malas dekat-dekat sama orang bego entar gue ketularan lagi," kata Fanya sambil berbalik badan meninggalkan Galena yang sudah terjatuh lunglai, sempurna sudah kekalahannya.
Galena memejamkan matanya berusaha menetralisir rasa sakit yang membuncah. Tangisnya pecah dengan bahu bergetar hebat, hari ini kekalahnya sudah sempurna. Dan hari ini pula tekatnya untuk menjauh dari Darka sudah membulat, ya dia tidak akan stuck ke hati pria menyebalkan itu lagi.
Tbc.
Gaje, lebay, gua tau:(
Maaf.
Next? Spam:))
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Подростковая литература"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...