Part 43

1.3K 91 63
                                    

Galena mendongak menatap langit malam dari balkon kamarnya. Gadis itu mendengus pelan dengan mata yang berkaca-kaca. "Gini nih kalau udah stuck ke satu orang, susah buat lupain!" gumamnya sambil menghapus kasar air matanya yang mulai turun membasahi kedua pipinya.

Galena memejamkan matanya sesaat berusaha menetralisir rasa sakit yang membuncah. "Len, lo tuh cantik, kenapa nggak coba cari cowok lain aja sih?!" tanyanya frustasi.

"ARGH! Gue nggak bisa jauh sama Darka! Bodoamat kalau dia nggak ngangap gue sebagai pacarnya, toh kalau gue udah capek ya gue berhenti sendiri, untuk saat ini gue belum capek, gue masih mau berjuang. Darka Garmilang Alatas, tunggu pembalasan gue," katanya sambil tersenyum tipis dengan kedua tangan mengepal kuat.

Malam ini ditemani sinar bulan serta kerlipan bintang, gadis cantik berambut panjang pirang itu sudah menguatkan tekat untuk terus berusaha, malam ini pula dia telah membuktikan bahwa luka goresan Darka di hatinya tidak sedalam cintanya, jadi biarlah dia berjuang, biarlah takdir dan semesta yang memutus, dan tugas kita hanya menjadi saksi bisu untuk takdir keduanya.

...

Derap langkah Darka yang terbungkus sepatu Converse biru dongker itu mengema di koridor. Jam sudah menunjukan pukul empat sore namun pemuda itu baru saja melangkah keluar area sekolah.

Matanya memincing begitu melihat seorang gadis berambut panjang lurus yang tengah berbicara dengan pemuda tinggi, entah mengapa Darka nampak mengenali keduanya.

Langkahnya semakin melebar, cowok berjaket parasut dengan lambang Garelda itu merangsak maju mendekati dua orang yang tengah berbincang di tempat parkiran motor.

"Galena?" Tanyanya ragu membuat gadis berambut panjang pirang itu jadi menoleh kearahnya.

"Iya, kenapa?"

Darka menggeleng pelan begitu melihat senyum Galena muncul. Cowok itu heran dengan gadis itu kenapa masih bisa tersenyum padahal ribuan anak panah darinya sudah menusuk hati, jadi  untuk alasan apa dia tersenyum kearahnya?

Jika saja dia Galena, maka Darka akan memutuskan hubungan keduanya bukanya malah tetap kekeh seperti ini. Buang-buang waktu saja.

"Mending lo pergi Ka, gue mau pacaran sama Galena," celetuk Erlan membuat Darka menatapnya tajam.

"Maksud lo apa? Apa lo lupa kalau Galena tuh pacar gue?" tanya Darka sinis.

Erlan berdecak sebal, "perasaan kemarin lo sendiri yang bilang kalau Galena pacarnya gue," ujar Erlan membuat Darka mengepalkan kedua tanganya berusaha menahan emosi.

"Iya, perasaan kamu yang bilang gitu kemarin," imbuh Galena lirih sambil menunduk tak berani melihat wajah Darka yang sudah mengeras marah.

Darka diam sejenak, pemuda itu nampak berpikir, apa ini waktu yang tepat untuk mengakhiri segalanya? Jika tidak segera di akhiri luka di hati gadis itu akan semakin dalam dan Darka tak ingin itu terjadi. "Gue mau kita putus," akhirnya kalimat sakral yang telah lama ia pendam itu berhasil ia utarakan membuat Galena yang tadinya menunduk jadi mendongak, menatap dengan sorot kaget kearahnya.

"Kam-kamu serius?" tanya Galena dengan mata yang sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Darka diam sejenak, pemuda itu tak kuat melihat mata Galena yang berkaca-kaca, tapi mau bagaimana lagi? Hubungan keduanya ini memang tidak sehat dan lebih baik segera di akhiri agar luka diantara mereka tidak semakin melebar. "Ya, gue serius," jawab Darka membuat tangis Galena pecah seketika.

Galena diam sejenak, gadis itu masih menangis tanpa suara dengan kedua mata menatap miris kearah Darka yang nempak santai tak terbebani. "Ap-apa aku boleh meluk kamu? Untuk terakhir kalinya," cicit Galena dibalas anggukan kecil oleh Darka.

Setelah Darka mengangguk Galena segera memeluknya, mendekapnya erat seolah engan kehilangan. Rasa sesak, sakit dan kecewa bercampur aduk di dalam hatinya, padahal tadi malam gadis itu baru bertekat untuk kembali berjuang tapi nampaknya takdir tak menyetujui tekatnya itu. Kini hatinya benar-benar porak-poranda, gadis itu sudah terjatuh terlalu dalam. 

"Ak-aku cin-cinta...Darka," cicit Galena membuat Darka memejamkan mata sesaat, pemuda itu masih engan membalas pelukan Galena.

Tbc.

INI BELOM TAMAT!

BELOMMMMMMM TAMAT!


I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang