E P I L O G

2.4K 97 114
                                    

Galena tersenyum kecil, gadis itu masih sibuk mencoret-coret bukunya, mengabaikan kedua temannya yang asik bergosip. Gadis itu mengores-ngores dengan asal, namun anehnya malah membentuk lambang hati dengan inisial DGA berada di dalamnya membuat Hilda yang sempat melirik jadi terkekeh geli.

"DGA? Darka Garmilang Alatas?" tanyanya sambil mencolek dagu Galena membuat gadis itu jadi salah tingkah merutuki ketololannya.

Gaisha berdehem, "kayanya ada yang kangen mantan nih," ucapnya menyindir Galena.

Hilda mengangguk, "Iya nih. Edisi kangen matan, rindu mantan," imbuh Hilda kembali membuat Galena jadi salah tingkah dengan pipi merona merah.

Galena terkekeh, gadis itu memang rindu Darka. Apa boleh dia berharap bahwa Darka akan kembali memperjuangkannya? Apa boleh hatinya kembali bergetar saat melihat senyum Darka yang kelewat manis itu? Nyatanya dia bersama hati kecilnya itu masih terperangkap pada pesona seorang Darka Garmilang Alatas.

"Cek Cek Cek."

"Bunyi nggak sih ini?"

"Oh bunyi."

Galena terbelalak, gadis itu tau benar bahwa suara menggunakan toa itu adalah suara Darka. Hai, apa yang akan dilakukan pria menyebalkan itu?

"Untuk yang ngerasa aja ya, gue nyuruh lo kelapangan sekarang. Hitungan satu sampe sepuluh."

Galena termenung, gadis itu merasa yang dimaksud Darka adalah dia. Tapi...jika bukan bagaimana? Bisa malu di hadapan mantan nih.

"Len! Cepetan lari!" Seru Hilda sambil mengoncang lengan Galena.

"Yang dimaksud itu gue?" Tanya Galena sambil menyimak suara Darka yang lanjut berhitung.

"Iya! Cepetan!"

Galena bangkit, gadis itu berlari sekuat tenaga. Larinya terhenti tepat di pinggir lapangan, gadis itu bingung harus lanjut atau tidak. Hari ini hujan cukup deras, jika gadis itu lanjut berlari maka dia harus kedinginan akibat air hujan yang membasahi seragamnya.

Tapi suara Darka yang terus berhitung membuatnya jadi kelabakan. Gadis itu memutuskan untuk berlari ketengah lapangan, mendorong siapa saja yang menghalangi jalannya.

Hingga larinya benar-benar terhenti tepat di depan Darka. Galena tercengang, gadis itu melihat Darka membawa sebuket mawar pink.

"Kali ini gue serius. Masih mau nggak ngasih kesempatan buat gue? Gue nggak akan nyakitin lo lagi." Tanya Darka terus terang membuat hati Galena menghangat bukan main, gadis itu bahkan tak peduli pada baju seragamnya yang sudah basah.

Apa sebesar itu efek getaran cinta?

"Gue mau," jawab Galena dengan kedua pipi bersemu merah saat anggota Garelda mulai menyanyikan lagu 'Virgoun-Bukti'

"Mau apa?" Tanya Darka membuat Galena jadi mendengus kesal.

"Mau jadi pacar lo!"

"Lah, siapa yang nembak lo?"

Galena terbelalak, gadis itu mengumpat kesal. "Oh gitu?!"

Darka terkekeh, pemuda tampan itu maju dua langkah membuat jaraknya dengan Galeja jadi terkikis. Dan...

Cup.

Galena terbelalak kaget refleks yang dilakukan gadis itu adalah menyentuh bibirnya. Ciuman pertamanya telah di ambil oleh Darka! Lelaki menyebalkan yang selalu membuat jantungnya berdebar tak karuan.

"Gue cinta lo," bisik Darka tepat di samping telinga Galena.

"Gue, gue juga," balas Galena.

Darka tersenyum, pemuda itu segera memeluk Galena. Hari ini, dibawah rintik hujan, disaksikan puluhan pasang mata dia sudah berjanji tidak akan menyakiti hati gadis pujaan hatinya itu.

Dan hari ini pula dia akan memulai dari awal, dia akan menjaga Galena sepenuh hatinya, dan dia tak akan membiarkan siapapun menyakiti gadisnya.

"Jagan ninggalin gue lagi," cicit Galena sambil mengencangkan pelukannya.

"Nggak akan. Kalau gue khilaf lo masih mau nunggu lagi 'kan?"

Galena mendengus, "masa khilaf mulu!" Cibirnya membuat Darka jadi terkekeh geli.

"Tapi kamu tetap cinta sama aku kan?" Goda Darka sambil melepaskan pelukannya.

Galena menatap dalam manik mata Darka, gadis itu tak menyangka bahwa akhirnya mereka bisa menyatu lagi, dia tak pernah menyangka bahwa sifat mereka yang bertolak belakang mampu membentuk kisah romasa yang berhasil membuat hatinya benar-benar stuck.

"Aku bakal tetap cinta sama kamu," balas Galena membuat Darka jadi tersenyum lebar.

Mereka diam sejenak, masih saling tatap mengabaikan rintik air hujan yang terus menghujam keduanya. Lalu tiba-tiba mereka tertawa begitu menyadari hubungan mereka itu hanya kurang komunikasi serta kejujuran.

"Love you," bisik Darka.

"Love you too," balas Galena sambil tertawa senang.

"Love you too," balas Galena sambil tertawa senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Itu Galena pas dia ketawa)

THE END.

YEEEEE AKHIRNYA TAMAT JUGA💜
Walaupun nih ya aku nggak iklas tamatin cerita ini:( tapi demi kalian aku tamatin deh hehe.

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang