Selamat membaca, semoga syukaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Setelah kejadian tadi siang di taman yang menguras tangis dan emosinya, Galena lebih memilih mengundang teman-teman barunya kerumah neneknya, hingga kini yang mengetahui Galena adalah putri dari Danu Danendra yang notabenen nya adalah pemilik Danendra Higsh Scool hanya Darka, Erlan, dan Dewa, Galena belum mau memberi tahu yang lain, dia ingin mendapat teman yang tidak melihat kekayaan ayahnya. Bukan nya di zaman sekarang teman itu bertopeng? bermuka dua?
"Jadi, lo tadi di apain Darka?" tanya Silvi yang sudah keki sendiri karena sedari tadi Galena hanya mengumpati Darka tanpa bercerita.
Galena berdecak, melotot kecil pada Silvi. "Ish! Lo kok maksa banget sih, bentar dong, gue nangis dulu, abis itu baru cerita," katanya sambil mengelap air matanya dengan tisu.
Zetta yang paling pengertian tentang masalah seperti ini hanya diam menunggu, gadis yang akhir-akhir ini jadi sasaran empuk para fans Jovanka ketua Garelda itu mengelus rambut Galena, mengusapnya dengan harapan agar Galena berhenti menangis. "Udah, kalau Alen nggak mau cerita ya gapapa."
"Yeeee, kalau cuman mau nangis doang nggak usah ngundang gue dong. Mending gue jalan-jalan sama June," cibir Silvi langsung mendapat pelototan dari Zetta.
"Kalau mau cerita sekarang aja Len," kata Hilda halus sambil meletakan ponselnya ke nakas.
"Iya Len, dari pada nyesek,"komentar Mentari.
"Nyesek? nggak ngaca neng? situ sama Viktor gimana," balas Silvi membuat Mentari melotot kecil.
Galena yang sudah pusing mendengar keluhan dan desakan dari teman-teman nya pun menghela nafas panjang, lalu gadis itupun mulai bercerita. "Gue tadi kan mau bilang maaf sama Darka, tapi dia malah marah-marah gak jelas! gue kan kesel! ish! untung sayang! pengen bangget rasanya gue tampol tuh orang!" cacinya dengan kedua tangan sibuk menarik-narik selimut.
Gaisha yang sedari tadi sibuk membaca komik pun angkat bicara, raut tak suka jelas terpancar dari wajah datarnya. "Udah gue bilang, kan, jangan deket-deket Darka!"
Galena mendengus, gadis itu mendelik marah. "Apa sih Sha? Kok lo kaya naksir gitu sama Darka?"
Gasiha terbelalak, pandangannya bertemu dengan mata tajam Hilda membuatnya menghela nafas pelan. "Eng-enggak! Terserah lo, gue udah wanti-wanti pokoknya, kalau sampai lo kenapa-napa gue nggak mau nolong."
"Gaje bangget lu Sha, terserah Alen lah mau deket sama siapa, bukan urusan lu!" ketus Hilda mendapat anggukan dari Silvi dan Galena.
"Iya nih, lo kalau suk--"
"Kalian ini apaan sih? Bisa diam tidak? kita disini hanya sebagai pendengar! tidak usah ikut komentar, bisa kan? saya capek denger ocehan nggak berguna kalian ini!" sunggut Zetta dengan wajah datarnya membuat yang lain diam, tak berani kalau mulut sarkas Zetta beraksi.
"Intinya ya Len, kalau kamu suka sama Darka ya perjuangin, kalau nggak ya lupain aja," lanjutnya membuat Galena mengangguk dan bertekat dalam hati agar tak terlalu memperdulikan ucapan pedas Darka, lagipula dia sudah sering mendengar ucapan pedas Zetta dan Silvi, jadi tak masalah bukan?
"Makasih udah jadi sahabat terbaik gue gaes, sini gue peluk, sini dong," kata Galena sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan langsung di sambut oleh sahabat-sahabatnya.
"Tetap gini ya, gue bakal sepi kalau nggak ada kalian," bisiknya tulus.
"Iya dong. Sahabat itu ada di saat kita di bawah dan di atas," balas Silvi.
Tbc.
Nggak tau knp kok I am stuck ini 99% pasti adegan Galena-Darka atau Galena-Erlan, ya kan? jadi ya part ini khusus buat Galena-teman2 wkwkwk.
Kalian kerasa nggak sih kalau part ini ada teka-teki?
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Teen Fiction"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...