Part 8

1.9K 234 238
                                    

Galena membasuh wajahnya dengan air di toilet, lantas tersenyum melihat pantulannya di cermin. "Weh pantes banyak yang suka, orang gue cantik gini hehe."

Suara decakan sebal membuat Galena menoleh lalu menemukan Geng The Princesses yang menatap nyalang kearahnya. "Apa tadi lo bilang? Cantik? Pasaran gitu kok," cibir Atha.

Galena menaikan alis kirinya, "lah, kan gue emang cantik kak, jadi nggak salah kalau gue puji diri gue sendiri, ya gak? emangnya situ yang cebol?" tanya Galena lantang menyulut kemarahan The Princesses.

"Gue ini kakak kelas lo! Diajarin sopan santun nggak?" tanya Fanya kesal.

"Ah senioritas! Basi! Umur kita cuman beda satu tahun," cibirnya di balas kekehan kecil oleh Fanya, tipe kekehan meremehkan.

"Jadi lo nggak ngehormatin gue gitu?!"

Galena menggeleng tegas. "Nggak. Udahlah minggir, baru malas debat nih," ucapnya berusaha menyingkirkan Karin yang menghalangi pintu.

Fanya mendorong badan Galena dengan kasar, "kalau didepan Darka sama Erlan sok polos! Tapi pas depan gue aura aslinya keliatan!" bentak Fanya seraya bertepuk tangan.

Galena menyeringai, matanya menatap dingin Fanya, tatapan yang mampu membuat Fanya menelan ludahnya ngeri. "A-apa natap gitu?!"

Galena terkekeh pelan melihat reaksi Fanya. "Penakut. Ditatap aja takut, payah! Udah ah minggir!"

"Njir! Ngerendahin gue nih bocah!"

"Sikat Nya, sikat!" kompor Atha.

Sejurus kemudian Fanya sudah menarik rambut Galena dengan kuat membuat Galena berteriak kencang. "LEPASIN! TOLONG!" teriaknya nyaring.

Fanya semakin menarik rambut Galena disertai seringai bringas. "Udah gue bilang jangan cari masalah sama gue!" serunya.

"Gue nggak cari masalah sama lo goblok!" balas Galena tak terima lalu tersenyum kecil.

"Fan-Fanya ud-udah," ucap Atha grogi tetapi tak mendapat respon dari Fanya, gadis itu tetap saja menarik rambut Galena.

"Ck. Cewek ya gini, kalau nggak saling sindir ya jambak-jambakan," suara bariton khas itu membuat tubuh Fanya menegang.

"Eh Len, tuh rambut lo rontok nanti gak bisa tumbuh lagi loh. Botak," ucap Darka hiperbola sembari merapatkan tubuhnya pada tembok.

Galena membelalak kaget, ia tidak mau botak, rambutnya adalah anugrah yang benar-benar ia sukai dan ia tak akan membiarkan anugrah itu dirusak!

Bugh.

Dentuman tubuh Fanya yang terjembab kelantai akibat dorongan keras Galena membuat Darka membelalak kaget. "Gara-gara lo pala gue botak!" seru Galena histeris sambil menarik-narik baju Fanya dengan brutal membuat Darka terpaksa menariknya sebelum keadaan Fanya bertambah mengenaskan.

"Udah oy!"

"Nggak! Pala gue botak gara-gara dia, Darka!!"

"Lo nggak botak kok. Tetap cantik," ucap Darka membuat Galena berhenti memberontak lalu menoleh sepenuhnya pada Darka.

"Yang bener?"

Darka mengangguk, "iya," jawabnya meyakinkan membuat Galena menghela nafas lega.

Galena menoleh menatap Fanya yang terduduk dengan lengan baju sobek serta rambut acak-acakan. "Eh, itu Fanya kenapa?" tanyanya polos.

Darka menghela nafasnya lirih. "Gara-gara lo. Kan tadi lo abis berubah jadi HulkGalena."

Galena menutup mulut saking kagetnya. "Wah! gue bisa berubah jadi Hulk, ya walau pengennya jadi Rapunsel sih hehe."

Ucapan Galena membuat Darka menepuk jidatnya pelan, lagi-lagi harus menghadapi sikap aneh Galena.

TBC.

Brutal: ngamuknya orang polos:b

Next?

Komen/vote napa, biar nambah pasukan semanggat:3

Eh iya kapan-kapan bakal ada Geng Garelda lagi dan aku kasih tau siapa dan apa Geng Garelda itu.

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang