Part 48

1.4K 103 87
                                    

Galena berjalan pelan menyusuri jalan kompleks rumahnya. Air matanya masih mengalir deras dengan bahu yang masih bergetar hebat menandakan gadis itu belum berhenti menangis.

Siapa yang tidak sesak jika sudah di terbangkan tapi tiba-tiba dijatuhkan?

"Gue sayang lo, Darka," cicit Galena sambil menghentikan langkahnya. Kini gadis itu mendongak menatap langit malam yang dipenuhi bintang.

Hatinya sesak, hatinya benar-benar rapuh dan pondasi kekutan yang dia bangun untuk terus bertahan dengan sikap menyebalkan Darka sudah hancur berkeping-keping tak tersisa.

Tin.

"Galena kan?"

Bariton khas itu membuat Galena jadi menoleh, gadis itu mengernyit begitu melihat seorang pemuda bermotor ninja hijau itu menyapanya.

Decakan kesal langsung keluar dari bibirnya begitu mengetahui bahwa pemuda itu adalah Dewa. "Ngapain lo?" Tanya Galena ketus malah membuat Dewa jadi terkekeh geli.

"Seharusnya gue yang nanya, ngapain lo malam-malam gini jalan sendirian?"

"Suka-suka gue lah," jawab Galena ketus, sembari menunduk, takut jika Dewa melihat mata sembabnya.

"Suara lo kenapa tuh? Serak ya?"

"Iya," cicit Galena.

Dewa mengangguk pelan, pemuda itu mengulurkan tangannya kearah Galena. "Ayo naik, gue anter pulang," ucap Dewa dibalas anggukan kecil oleh Galena.

Gadis itu menerima uluran tangan Dewa, lalu naik ke boncengan cowok dengan jaket Boomber biru dongker itu. Tangannya terulur memeluk pinggang Dewa dengan kepala yang bersender di punggung Dewa.

"Lo kenapa?" Tanya Dewa sambil tancap gas dengan kecepatan pelan.

"Wa, jangan antarin gue pulang dulu," ujar Galena mengabaikan pertanyaan Dewa barusan.

Dewa menghela napas berat, "siapa yang nyakitin lo?"

"Nggak ada, gue terluka gara-gara diri gue sendiri. Ini salah gue yang terlalu stuck ke orang yang ternyata nggak berharap sedikitpun dari rasa gue yang terlampau tinggi ini," kata Galena sambil terkekeh miris.

"Lo masih cinta sama Darka?"

"Iya. Tapi mulai sekarang gue bakal mencintainya dalam diam, gue sekarang udah rela kalau dia jadi milik orang lain asalkan dia bahagia."

Mendengar itu membuat senyum kecil tercetak di bibir Dewa, diam-diam rasa cinta yang dulu sempat ia pendam kembali muncul. "Cinta lo benar-benar tulus Len. Gue jadi nyesel dulu pernah ninggalin lo," aku Dewa.

"Semoga kisah cinta lo selanjutnya bisa ngebuat lo terus tersenyum sampai lo lupa kalau lo pernah jatuh sejatuh-jatuhnya," lanjut nya.

"Semoga aja. Disini yang bisa gue simpulkan tuh ya, jangan terlalu memupuk rasa cinta ke orang yang udah jelas nggak mengharapkannya," kata Galena dengan air matanya yang kembali mengalir turun membasahi jaket Dewa.

"Gue harap setelah ini Darka bisa bahagia, gue harap sikap dinginnya bisa hilang, dan gue harap bakal ada satu cewek istimewa yang berhasil naklukin hatinya. Mulai malam ini gue bakal mundur, dan mulai malam ini gue bakal ikhlas in dia buat siapa aja asal dia bahagia," lanjut Galena dengan suara seraknya.

"Dan gue harap hati lo juga segera memulih dengan tangis lo yang akan terganti oleh tawa lepas," sambung Dewa dengan senyum kecilnya.

Tbc.

Blm tamat. Gue bakal berusaha keras buat cerita ini ngena ke kalian, kalau nggak ngena? Yg penting gue udh berusaha☺️❤️

Next? Spam! Jgn sider dungs 🤣

Ternyata sakit hati itu g enakz nyesek cuk.

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang