Part 25

1.5K 102 29
                                    

Galena menghela nafas jengah, gadis itu sudah berulang kali melirik arlojinya, seharusnya sudah sejak lima belas menit yang lalu Pak Rahman sopir pribadi nya menjemputnya namun hingga kini belum ada tanda-tanda mobil jemputan nya akan datang.

Ponsel di sakunya bergetar menandakan ada pesan masuk, dengan cepat tangan Galena merogoh saku baju nya.

Ayah: Al, pulang naik angkot atau taksi aja ya? Pak Rahman nganter bunda ke Bandung.

Galena mendengus kesal, mana mungkin angkot lewat jam segini, kalau naik taksi uang nya tak akan cukup. "ARGH! Ish nyebelin, tau gitu gue bareng Hilda aja," gerutunya keki sambil mengnetak-hentakan kakinya dengan kesal.

"Belum pulang?"

Galena menoleh dan mendapati Erlan sedang menatap datar ke arahnya, Galena terus berfikir apakah wajah Erlan memang begini sejak dulu? datar seperti jalan tol? atau ini hanya gaya-gayaan agar pemuda itu terlihat lebih Cool?

"Bisu!"

Galena mengerjab, pandangan sinis nya kembali terarah pada Erlan yang masih mempertahankan wajah datar tak berekspresi nya. "Gue nggak bisu!" seru nya kesal.

"Oh, jadi kenapa belum pulang?"

"Kepo banget sih lo!"

"Hm. Tadi nya gue mau berbaik hati mau nawarin lo bareng, ta---"

"Nggak perlu! Mending gue jalan sekalian olaraga!" potong Galena ketus.

Erlan mengangguk, tanpa pamit pemuda itu berjalan menuju motor ninja nya lalu memakai helm nya. Baru saja pemuda itu ingin melajukan motornya namun Galena sudah mencekal lengan nya membuat senyum kecil samar tercetak di wajah tampan nya.

"Gue bareng deh, kasihan lo, nanti di kira jomblo," kata Galena sambil menaiki motor Erlan.

Erlan terkekeh pelan sebelum berucap, "Jalan aja, sekalian olaraga," kata nya menirukan perkataan Galena barusan membuat Galena memukul pundak nya.

"Gak usah niruin omongan gue deh tai! plagiat bae," cibirnya.

"Hm."

Dengan kecepatan gila-gilaan Erlan melajukan motornya membuat Galena menjerit ketakutan saat motor Erlan hampir saja menabrak pengendara dari jalan yang berlawanan, beruntungnya Erlan dapat menghindar.

Galena menghela nafas lega saat Erlan tidak menerobos lampu merah, pemuda itu berhenti sebentar sambil mengecek ponsel nya.

"Kakak sama adik sama aja, mau bikin gue mati!" cibir Galena sambil merogoh sakunya untuk mengambil ponsel nya.

"Siapa? Gue sama Darka? Gue sama si bajingan itu nggak ada hubungan darah!" koreksi Erlan berapi-api, memang sejak dulu Erlan selalu engan mengakui bahwa Darka adalah adiknya atau lebih tepatnya Darka adalah kembaran nya, karena bagi Erlan Darka adalah penyebab ibu nya meninggal dan ia sangat membenci nya.

Mata Galena melotot sempurna saat membaca pesan dari Fanya, gadis itu bahkan tidak mendengarkan kata-kata dari Erlan karena bati nya sudah mengucap sumpah serapah.

Fanya: Gue bilang jangan deketin Darka sama Erlan, atau siap-siap hidup lo nggak aman!

Me: katanya mau bilangin? kok nggak ada suara nya? wah aneh nih.

Tbc.

MAAF KALAU JARANG UP, TUGAS NUMPUK SIH HEHE.

TARGET TAMAT TGL LIMA KEMARIN? HUHUUU TIDAK TERCAPAIIII.

Jangan lupa voment, jangan sider, aku gak suka:)

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang