Galena melirik, menengakkan tubuhnya saat melihat cowok jangkung itu membuka pintu Karolelia tempat ia menunggu. Cowok beralis tebal itu melangkah masuk dan langsung menoleh menemukan keberadaan Galena.
Darka mendekat, meraih kursi dan duduk di depan Galena. "Udah lama?" tanyanya basa-basi.
"Belum kok, eum mau pesan apa?"
Darka menggeleng, menatap Galena tagas membuat Galena ngeri sendiri. "Gue mau penjelasan, cepat. Gue nggak ada banyak waktu," ucapnya tegas.
Galena menelan ludahnya, menundukan wajahnya agar tidak terlihat oleh Darka, "Sebenarnya, gu-gue itu mantanya Dewa, gue sam-sama Dewa udah pacaran satu tahun dan di-"
"Satu tahun?!" potong Darka kaget sambil melotot pada Galena.
"Iya. Gue gini-gini setia tau, mau nyalon jadi pacar gue nggak?" gurau Galena sambil menaik turunkan alisnya, berusaha mencairkan ketegangan.
"Gue baru serius Galena Patrecia," tegas Darka dengan penekanan pada setiap kata nya.
Galena nyengir lebar, dan berikutnya sudah berganti murung. Gadis berparas ayu itu menghela nafas panjang sebelum bercerita kembali. "Jadi, seperti yang gue bilang, gue pernah pacaran sama dia satu tahun, dan pu-putus tepat di hari jadi gue sama dia yang ke satu tahun. Di-dia mutusin gue di tengah lapangan demi sahabat gue sendiri," jelasnya sambil terisak membuat Darka terpaksa mengulurkan tangan panjangnya untuk mengengam tangan Galena, bermaksud menyalurkan kekuatanya, tidak lebih.
"Pa-padahal, sahabat gue si Delby itu dulu cupu, dan gue ngerubah dia jadi cantik, gue dandanin dia, dan malah si Dewa brengsek itu suka sama dia! gue udah tau sejak satu bulan sebelum hari jadi, tapi gue pendam kecurigaan gue, gue mau yakin sama Dewa kalau dia bakal tetap stay ke gue, tapi nyatanya....."
Cerita Galena terhenti, tak bisa dilanjutkan karena isak tangisnya semakin menjadi-jadi apalagi bebarapa pasang mata pengunjung Cafe menatap heran bercampur risi kearah mereka berdua. "Oke gue paham, lo nggak sejahat yang gue kira," jedanya sambil menghembuskan nafas kasar. "Gue minta maaf," cicitnya.
Mendengar permintaan maaf Darka yang kaku membuat Galena mendongak, senyum kecil terbentuk di bibir merah mudanya. "Makasih udah mau dengerin penjelasan gue, gue harap setalah ini kita bisa sahabatan."
Darka diam, tampak ragu ingin membalas perkataan Galena barusan. "Hm. Kita teman," katanya pelan membuat Galena memekik tertahan saking senangnya.
"Darka ganteng kalau baik," pujinya sambil mengedipkan kedua matanya genit membuat Darka cepat-cepat melepaskan gengaman tanganya pada tangan Galena.
"Jangan gila di sini, bikin malu gue."
"Tapi mungkin suatu saat nanti sikap gue yang malu-maluin ini malah bikin lo kangen."
Pandangan Darka sesaat berubah seperti menerawang jauh sebelum berkata. "Mungkin," satu kata yang singkat, namun penuh serat arti membuat bibir Galena kembali membentuk seulas senyum.
TBC.
FIXS DARKA-GALENA TEMENANNNNNNNN.
Ada yang baper?
Sekarang tgl 8 Februari.
Pacar ku ultah nih, ada yang mau ngucapin gitu wkwk?Habedee manis. Semoga apa yang kamu inginkan tercapai. Intinya selamat ulang tahun. DAN aku cintak kamu, azekkkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Teen Fiction"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...