Part 23

1.5K 124 33
                                    

Semoga suka konfliknya;)

***

"Wah! Hebat nih mantan gue, bisa dapetin inti Garelda dua sekaligus! Padahal gue cuman minta satu!"

Degh.
Degh.

Jantung Galena terpacu kencang saat suara khas itu kembali terdengar. Galena merasakan cekalan tangan Darka terlepas, tapi Erlan tidak, malah cekalan tanganya semakin mengencang.

"Maksud lo apa?" tanya Darka ketus.

"Oh, lo belum tau? Si Galena itu pacar gue yang pura-pura gue putusin biar deketin lo sama Erlan dan ter----"

"Kalian udah putus!" potong Darka murka dengan sorot penuh kebencian.

Dewa terkekeh pelan, memandang remeh kearah Darka. "Oh ya? Tapi gue rasa belum."

"Lo bohong!"

"Nggak. Tanya aja sama Galena."

Galena terbelalak, matanya menatap sendu kearah Dewa, pemuda yang dulu pernah ia prioritaskan Kenapa bisa seperti ini? Apa Galena punya salah sama dia? Sampai-sampai Dewa tega memfitnahnya.

"Eh? Nggak! Dewa bohong! Dia bahkan nggak tau apa-apa tentang gue!" katanya sambil mengeratkan tanganya pada tangan Erlan, entah mengapa kali ini ia suka aura dingin Erlan.

Lagi-lagi cowok ketua Yardana yang notabenenya adalah musuh besar Garelda itu terkekeh pelan, lalu memandang sinis kearah Galena. "Oh ya? Apa kata lo tadi, gue nggak tau apa-apa tentang lo? Masa? Gue aja ragu kalau mereka berdua tau nama lengkap lo!"

"Gue tau! Galena Patrecia!" Darka berseru lantang, tak memperdulikan orang-orang yang berlalu-lalang memandang heran kearah mereka.

"Oh, masa? Pinter banget lo nyembunyiin identitas lo. Hebat! Namanya itu emang Galena Patrecia, tapi Patrecia itu nama tengahnya, bukan nama keluarga nya."

"Gue nggak percaya!"

"Terserah. Tapi gue tau nama keluarga nya, mau tau nggak?" tanyanya membuat Darka penasaran.

"Nggak! Nggak perlu!" seru Erlan membuat Galena terkejut.

"Perlu!" sahut Darka cepat, menoleh marah pada Erlan yang masih pada ekspresi kalemnya.

"Oke, tapi jangan kaget. Namanya tuh, Galena Patrecia Danendra!"

DEGH!

"Mampus gue katahuan!" batin Galena sambil menunduk, tak mau melihat wajah syok Darka.

"Jangan percaya sama omongan si bangsat Ka!" saran Erlan.

"Gue nggak percaya!" kata Darka membuat Galena menghela nafas lega.

"Oke nggak masalah. Tapi apa lo nggak ngerasa heran sama Galena yang kadang dijemput sama mobilnya Pak Danu Danendra, pemilik sekolah lo?"

Darka diam. Pemuda berkulit kuning langsat itu nampak berfikir, memang benar ia sempat melihat Galena di jemput mobilnya Pak Danu, tapi apa benar Galena itu anaknya Pak Danu? Tapi jika benar untuk apa Galena menyembunyikan identitas aslinya?

"Lebih baik lo hati-hati sama cewek laknat ini. Dia aja nyembunyiin identitasnya, berarti bisa dong dia diam-diam memecah belah Garelda, ya nggak?"

"Nggak! Jangan percaya sama iblis ini Ka! Dia bohong!" seru Galena dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Gue bohong? Kalau lo nggak percaya lo cek rumahnya."

"Tunggu dulu. Tapi pas gue nganterin atau jemput Galena itu bukan di rumah Pak Danu!"

"Lo ke rumah neneknya, Alena sering nginap kesana, nemenin nenekanya," jelas Dewa santai tanpa beban, tak merasa kasihan pada Galena yang sudah pucat pasi.

Darka diam, sudah tak bisa berbicara lagi. Syok tentu saja, mungkin benar apa yang dikatakan Dewa barusan, jika Galena bisa menyembunyikan identitasnya berarti gadis itu juga bisa mengadu domba Garelda. Dan dia tak akan mau itu terjadi! Tak akan mau!

Dewa tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Darka yang syok, dan Galena yang pucat pasi, tetapi dia sedikit kesal melihat Erlan yang nampak tenang-tenang saja seolah apa yang dia katakan barusan sama sekali tidak berkesan.

"Gue cabut. Hm, gue saranin lo hati-hati sama cewek ini. Karna yang polos di luar belum tentu polos di dalam! Ingat itu man," pamitnya sambil melangkah mendekati motornya lalu pergi meninggalkan Darka, Galena, dan Erlan yang masih terdiam sibuk dengan pikiranya masing-masing.

"Lo bohongin gue Len?" tanya Darka dengan suara serak.

"Maafin gue, gue nggak mak----"

"Gue udah mulai terpikat pesona lo, dan lo bohongin gue? Brengsek!" potong Darka cepat sembari mengumpat kasar.

Galena menghela nafas pelan, berusaha menetralisir rasa sesaknya. "Ok-oke gue salah. Maaf Ka. Tap-tapi apa lo bisa janji ke gue jangan kasih siapa pun kalau gue anaknya Pak Danu Danendra?" tanya Galena hati-hati.

Tawa hambar Darka pecah seketika, bagi Galena ini tawa Darka pertama yang tidak ia sukai. "Tenang aja. Rahasia lo aman, semoga hidup lo tenang dengan banyaknya rahasia busuk lo!" kata Darka tajam sambil berlalu, meninggalkan Galena yang sudah membekap mulutnya menahan isak tangisnya yang semakin menjadi-jadi.

"Lo jangan nangis. Gue nggak suka," ucap Erlan sambil mengelus rambut Galena pelan.

"Gue salah. Tap-tapi maksud gue bukan buat mecah Garelda kok, gue puny---"

"Iya, gue tau. Gue percaya. Ayo pulang, kalau lo nangis disini terus dikira gue ngapa-ngapain lo."

"Iya. Makasih."

"Makasih kembali," balas Erlan sambil tersenyum tulus, bukan senyum samar seperti biasanya tetapi senyum lebar yang sangat jatang ia tunjukan.

Galena terkesima saat melihat senyum manis itu, entah mengapa senyum itu mampu menyejukan hatinya yang tadi terasa dijepit. "Lo ganteng kalau senyum," pujinya tulus berusaha melupakan sifat Erlan yang menyebalkan.

"Dari lahir."

"Iyain."

"Wajib."

Tbc.

Next? Dilarang keras komen : "kak kurang panjang nih" karena ini udah 837 kata! Padahal biasanya cuman 280-450 an.

Kira-kira Galena bakal sama siapa?
a.Erlan


b.Darka


c.Jomblo terosssss.


d.Dewa ajalah

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang