Darka menopang dagunya dengan tangan kanannya, cowok itu masih memikirkan kejadian tadi pagi di lapangan, entah mengapa melihat mata Galena yang berkaca-kaca membuat hatinya sesak seperti ada yang menikam. Cowok itu segera bangkit dari kursinya lalu berjalan menghampiri Pak Pur yang sedang menjelaskan not musik.
"Pak izin ke toilet mau bera--"
"Sudah sana, tidak usah kembali sekalian," katanya ketus, sudah terbiasa pada sikap Darka yang izinya ke toilet eh sampai pelajaran selesai tidak kembali.
Mendengar itu Darka tersenyum lalu segera melangkah menuju rooftop, ingin merokok agar beban pikiranya berkurang. Langkahnya terhenti di depan gudang, indra pendengaran nya menangkap suara tangis dan ia merasa mengenal isak itu.
"Dear Delby, kalau lo bisa denger suara gue semoga lo tau gue itu kesel banget sama lo! gara-gara pacar lo itu gue dapat masalah, mana cowok yang gue taksir salah paham tentang Dewa! ini juga salah lo Deb, kalau aja lo nggak nikung gue ini enggak bakal terjadi hiks..."
JLEB.
Entah mengapa mendengar suara lembut itu terisak membuat hati Darka merasa bersalah. Darka semakin mendekat, menempelkan tubuhnya ke dinding agar tidak ketahuan Galena. "Bener kata lo Deb, gue itu bodoh, cinta itu yang bikin gue bodoh! gue harus jadi tolol biar bisa dapetin hatinya Darka! Deb gue bodoh kan?" rutuknya semakin membuat Darka merasa bersalah.
Dengan ragu-ragu cowok jangkung itu berjalan mendekat lalu menepuk pelan pundak Galena membuat gadis itu mendongak lalu cepat-cepat menghapus sisa-sisa air matanya yang menempel pada pipinya. "Eh, Da-Darka, ngapain Ka?" tanya nya dengan senyum lebar dan Darka tau itu senyum palsu untuk menyamarkan kesedihannya.
Darka menghela napas, kesal sendiri mendengar Galena berpura-pura tegar, itu semakin membuatnya merasa bersalah. "Nanti sore jam empat gue tungu di Cafe Karoniela, gue mau penjelasan lo tentang Dewa," katanya sambil memandang sekeliling gudang, masih engan memandang Galena.
"Oh, ok-oke."
"Gue nggak suka lo pura-pura, cukup jadi Galena yang asli tanpa dibuat-buat. Lo nggak perlu ngemis cinta ke orang lain karena lo itu cantiknya beda dan bakal banyak yang tertarik sama lo Na." katanya sambil mengacak puncak kepala Galena.
"Jadi, lo termasuk yang bakal tertarik sama gue atau enggak?"
"Nggak tau, belum bisa mastiin."
"Kenapa jawabnya nggak kayak Dilan yang jawab kalau sekarang belum, tapi nggak tau kalau nanti sore?"
"Gue Darka, bukan Dilan."
"Oh iya, Darkanya Galena ya, kan?"
"Iyain biar putri kecil bahagia," ujarnya membuat pipi Galena merona merah.
"Kenapa sikap lo berubah-ubah Ka? kadang hangat kadang dingin?"
"Biar kelihatan keren dikit," jawabnya sambil tersenyum tipis.
"Tapi lo udah keren kok," ungkap Galena jujur dengan kedua mata yang terus menatap Darka.
"Maunya keren parah, kece badai, biar punya pacar segudang hehe," gurau Darka disertai kekehan kecil.
"Kalau pacar lo segudang, gue musnahin semua biar tingal gue sendirian."
"Bagus, bunuh mereka sekalian."
"Gue mutilasi juga."
TBC.
Sebenarnya kesel sama sikap Darka yang kadang dingin kadang baperin, jadi pengen punya abang kan jadinya:(
YANG NAKSIR DARKA HATI-HATI NANTI DIMUTILASI GALENA:^
ADA YANG RINDU ERLAN NGGAK?
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Teen Fiction"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...