Part 40

1.4K 104 98
                                    

Selamat membaca, kalian harus inget pesan ku: 'ORANG BAIK ITU ENDINGNYA SELALU BAIK' 

Ngerti ga? Galena kan baik ya meski rada tolol*eh, jadi ya pasti....

JANGAN LUPA POLLOW IG: @GARELDA01 BIAR TAU TNTNG VISUAL SERTA SUARA ANAK GARELDA! DISANA JUGA UDH ADA SUARA GALENA!

***

Me: Darka, kamu dimana? Aku mau izin pergi sama Dewa ya, mau bantuin Dewa nyiapin kado buat ultah Delby.

Me: Darka? aku udah izin ya, nggak perlu cemburu^^

Me: Aku sayang kamu.

Galena tersenyum tipis melihat pesannya belum juga dibaca oleh Darka padahal dia sudah mengirimnya sejak dua jam yang lalu. Tapi gadis cantik berambut pirang itu tetap berpikir baik, mungkin saja Darka masih tidur, kan biasanya jika hari libur pria menyebalkan itu baru akan bangun pukul duabelas siang sedangkan sekarang baru pukul sepuluh.

"Alen? Itu pacarmu sudah datang," kata Neneknya membuat Galena berdecak sebal. Memang sudah kebiasaan neneknya selalu menyebut Dewa itu pacarnya padahal kan bukan, tapi mau bagaimana lagi, Galena malas berdebat, maka sebagai balasan gadis cantik itu hanya tersenyum lalu beranjak pergi menuju halaman rumahnya menemui Dewa yang masih duduk diatas motornya.

"Hai," sapa Galena riang membuat Dewa jadi mendongak, memandang Galena yang tatapan kagum.

"Cantik," pujinya tanpa sadar membuat Galena terkekeh pelan.

"Pacarnya Darka emang cantik," sengaja, ya, Galena sengaja membawa nama Darka agar Dewa ingat bahwa status mereka hanya mantan yang berbaikan bukan mantan yang balikan.

Mendengar nama Darka sudah disebutkan yang mampu dilakukan Dewa hanya tersenyum tipis, "Yaudah, yuk," katanya sambil mengulurkan tangan bermaskud membantu Galena naik ke atas motornya.

Galena tersenyum tipis, lalu gadis itu menerima uluran tangan Dewa. "Udah siap?" tanya Dewa sambil melirik Galena yang sedang mengancingkan pengait helmnya.

"Udah," jawab Galena.

Mendengar jawaban Galena, Dewa segera melanjukan motornya dengen kecepatan sedang. Jika boleh jujur Dewa sangat merindukan Galena yang dulu, Galena yang dulu selalu menemaninya saat latihan basket, Galena yang selalu mendengarkan keluh kesahnya, dan Galena yang selalu membuat tawa lepas terbit di wajah tampannya, ah yang lalu biarlah berlalu, sekarang saja Dewa sudah bersyukur Galena mau menjadi temannya, bukannya pacaran itu berawal dari pertemanan?

"Udah sampai, turun Len," ujar Dewa membuat Galena segera turun dibantu uluran tangan dari Dewa.

Setelah mereka melepas helmnya Dewa langsung mengandeng tangan Galena, membawanya memasuki toko boneka dan bunga. Galena sebenarnya agak risi saat Dewa mengandengnya, tapi jika dia melepaskan gandengannya ia takut Dewa merasa tersingung.

"Delby tuh sukanya yang gimana Len?" tanya Dewa membuat kening Galena berkerut heran, bagaimana bisa Dewa bertanya apa yang disukai Delby? Seharusnya kan dia sudah tau mengingat dia adalah pacarnya Delby.

"Eum, Lo nggak tau?"

Dewa menggeleng, "enggak, makanya gue nanya."

"Delby sukanya bunga mawar sama boneka Doraemon gitu," jawabnya sambil memegang boneka Doraemon berukuran sedang.

"Dewa mengangguk, yaudah ayo nyari," ajaknya dibalas anggukan singkat oleh Galena.

"Yang ini gimana? Doraemonnya bagus, lucu gitu," tunjuk Galena pada boneka Doraemon berukuran kecil.

Dewa mengamatinya sebentar, "yaudah, ambil aja," katanya cuek.

Galena maju, mengambil boneka itu lalu kembali berjalan mengekor dibelakang Dewa. "Tinggal bunga nya aja, dulu sih Delby suka bunga mawar yang di buket gitu," katanya.

"Yaudah, yuk cari."

"Itu!" Tunjuk Galena pada sebuket bunga mawar pink membuat Dewa mengernyit heran.

"Itu mah bunga kesukaan lo," ujar Dewa membuat Galena terkekeh pelan.

"Ingat aja lo."

"Yang spesial pasti gue ingget," balas Dewa membuat kekehan Galena terhenti, apa maksud Dewa barusan? Yang istimewa akan selalu di ingat? Galena istimewa? Ah mana mungkin.

"Kalau mau, ambil aja," kata Dewa membuat Galena langsung mengambil sebuket mawar pink dengan hiasan pita hijau laut.

"Darka juga pasti sering ngasi Lo bunga kan?"

Galena diam, kemudian gadis itu menggeleng kecil, selama berpacaran dengan Darka nggak pernah tuh dia dibelikan bunga. Darka saja tidak tau apa bunga kesukaannya. Miris sekali bukan?

"Kok diam?"

"Eh? Ah, anu, itu bunga mawar yang bagus buat Delby," ucap Galena mengalihkan pembicaraan.

Dewa menghembuskan napasnya pelan, "oke, ambil aja, terus kita bayar," katanya sambil berjalan terlebih dahulu meninggalkan Galena yang masih bergeming dengan mata sedikit menyipit.

"Darka?" Cicitnya membuat Dewa kembali menoleh kearahnya.

"Apa Len?"

"Itu, Darka sama siapa?" Tanyanya membuat Dewa ikut memincingkan mata, menatap seorang pemuda jangkung berhodie hitam serta seorang gadis berbaju biru toska.

"Gatau, emang Darka nggak bilang?" Tanya Dewa sambil menatap Galena.

"Enggak, ah paling temennya," jawab Galena dengan suara serak yang berhasil di tangkap oleh Dewa.

Dewa menghembuskan napasnya pelan, pemuda itu sudah berjanji pada dirinya jika Galena bahagia dengan Darka maka dia akan kembali mundur, tapi nyatanya? Gadisnya itu malah tersakiti! Ini tak akan ia biarkan!

"Ayo Len, kita ke kasir," ujarnya sambil menarik pelan tangan Galena.

Galena menurut, gadis itu segera mengekor dibelakang Dewa. Hari ini dia tau bahwa Darka mungkin belum benar-benar jatuh hati padanya, dan hari ini pula dia tau bahwa yang mencinta itu hanya dia, selama ini dia tak pernah tau bahwa dia sebenarnya mencinta tanpa dicinta.

Hari ini pula, dia tau bahwa yang terlihat perfeck di luar belum tentu perfeck di dalam. Hari ini juga dia tau bahwa lelaki yang berhasil menembus masuk kedalam hatinya itu sudah mengores luka dalam yang mustahil dapat sembuh.

Tbc.

Gaje? Maap.

Next? Spam Next dulu dong❤️

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang