Part 10

2K 220 200
                                    

"Lo ngapain nolongin gue? Suka ya? Cieee" tanya Galena dengan senyum lebar.

Darka mendengus jengah, kenapa sikap Galena selalu aneh seperti sekarang ini? menjengkelkan saja. "Cewek ya gini, perhatian dikit langsung diangap lebih. Nggak perhatian dibilang sok cuek, cewek tuh maunya apa sih?!" tanya Darka jengkel.

Galena diam sejenak, nampak berfikir. "Hm apa ya, kayaknya cewek itu cuman mau doinya peka, itu aja nggak lebih kok, dan berharap si doi nggak kepincut sahabatnya sendiri," ucapnya sambil menatap Darka lurus, pandangannya sendu yang membuat Darka tak menyukainya dan lebih memilih pandangan tololnya.

Tangan Darka terulur mengacak rambut Galena, membuat Galena kaget bukan main. "Lo lucu kalau lagi tolol. Gue nggak suka liat mata lo sendu gitu, nggak cantik," ucapnya lembut.

Galena tersenyum tipis menyadari sikap Darka perlahan berubah menjadi lunak padanya. "Makasih Darka. Eh, boleh nanya gak?" tanyanya sambil mengikuti Darka yang lanjut berjalan.

"Hm."

"Udah punya pacar belum?"

Seketika Darka berhenti membuat Galena menabrak pungungnya. "Lo jadi cewek frontal bangget. Emang kenapa kalau gue punya pacar?" tanyanya galak.

"Yeee, labil ish! Tadi alus sekarang kasar. Tinggal jawab aja apa susahnya?" desaknya kesal.

Darka mendengus kesal, melanjutkan jalannya menuju kantin. "Lo gak bakal kenal."

"Bodo! Nama pacar lo siapa? Mau tau, apa kecantikan gue ada yang ngalahin," ucapnya percaya diri membuat Darka menyentil hidungnya.

Darka duduk dikursi kantin, diikuti oleh Galena. "Brina," jawabnya.

Galena mengernyit, merasa asing dengan nama itu. "Kelas berapa? Kok nggak pernah denger?" tanyanya heran bercampur penasaran.

"Nggak famous. Anaknya jelek, dekil."

Galena terkekeh pelan. "Kalau jelek sama dekil kok dipacarin? Kenapa nggak sama gue aja yang nyaris sempurna?"

"Karena cinta nggak memandang fisik," sahut Darka cepat, terdengar seperti abg habis putus cinta atau sejenis nya.

Alis kiri Galena terangkat. "Lo suka sama dia?"

"Nggak lah. Cuman ada misi."

"Emang lo nggak takut karma ya Ka?" tanyanya hati-hati takut menyingung Darka.

Dahi Darka mengernyit lalu kemudian terkekeh geli, "gue tau ada karma kan gue yang bawa karma itu. Nih ya, ibaratnya gue itu si pangeran pengantar karma," ucapnya riang membuat Galena berfikir keras apa maksud Darka barusan.

"Udah gak usah dipikirin maksud gue tadi, nanti otak lo yang kecil itu meledak haha," ucap Darka bagitu menyadari raut serius Galena.

Galena mengangguk mengerti. "Oke, kalau putus kabarin ya."

"Buat?"

"Mau nyalon jadi pacar lo," jawab Galena dengan tawa terpingkal-pingkal membuat Darka menganggapnya tengah becanda tidak serius.

"Gue mulai suka gaya lo. Cewek nggak jaim gini udah langka, terus jadi diri lo sendiri walau banyak yang nyibir," ucap Darka halus sembari mengulurkan tanganya mengelus pipi Galena membuat Gelena tersenyum tipis, mengerti akan Darka mengangapnya becanda ternyata cukup menyakitkan.

TBC.

Lanjut?

Kesannya setelah baca?(b aja sya:v)

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang