Mksih buat yg sejauh ini masih mau ttp baca. Dan untuk beberapa sider yang udah mulai ngasih komen makasihhhh bgt, aku sayangg kalian🖤
•••Mata Galena memincing begitu melihat sesosok tubuh tegap terbalut baju kemeja biru toska itu memandang lurus kearahnya dengan tatapan hangat yang berhasil membuat hati Galena berdesir tak karuan.
Perlahan tapi pasti langkahnya mulai mendekati Darka, senyum tipis mulai terbentuk di wajah cantiknya. Entah mengapa gadis itu terlihat seperti terhipnotis oleh senyum hangat Darka yang jarang terlihat.
"Nggak mau duduk nih?" Tanya Darka membuat Galena jadi mengerjab tersadar.
"Eh iya," kata Galena kikuk sambil mendudukkan bokongnya
dikursi taman.Darka tersenyum kecil begitu melihat penampilan Galena yang sedikit berbeda. Tubuh mungilnya itu terbalut kemeja biru navy dengan rambut pirang lurus yang tergerai rapi. Jika dilihat penampilan keduanya terlihat cocok.
"Mau ngomongin apa?" Tanya Galena pelan dengan jantung yang masih berdesir tak karuan. Gadis itu sudah menyusun kalimat jika Darka megajaknya balikan.
"Gue mau nyanyi buat lo," jawab Darka sambil mengambil gitar yang tadi tergeletak di sampingnya.
"Nyanyi apa?"
"Dengerin aja, kalau mau ikut nyanyi juga boleh," jawab Darka sambil mulai memetik senar gitarnya.
Degup jantung Galena terpacu cepat saat Darka mulai bernyanyi, apalagi mata coklat gelap pemuda itu terus menatap hangat kearahnya.
"Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi yang terbalut hangatnya bekas pelukmu," bait pertama itu Darka nyanyikan seiring dengan tatapan matanya yang semakin menghangat.
"Aku tak akan lupa, tak akan pernah bisa tentang apa yang harus memisahkan kita..."
"Disaat ku tertatih, tanpa kau disini..." Entah mengapa saat Darka menyanyikan bait ini Galena dapat menangkap dengan jelas nada kegetiran dalam suara pemuda itu.
"Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini."
"Jika memang dirimulah tulang rusukku, kau akan kembali pada tubuh ini."
"Ku akan tiarap mati dalam pelukmu."
"Untukmu, seluruh napas ini.." dan pada bait ini Darka menyanyikan nya dengan mata tertutup seolah memberi isyarat pada Galena bahwa lagu ini memiliki makna khusus baginya.
Perlahan bibir Galena mulai ikut bernyanyi, gadis itu jadi memejamkan matanya seiring dengan air matanya yang muka mengalir. "Kita telah lewati rasa yang pernah mati, bukan hal baru bila kau tinggalkan aku. Tanpa kita mencari jalan untuk kembali tapi cinta yang menuntunku kembali padaku."
"Disaat ku tertatih! Tanpa kau disini! Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini." Keduanya terus bernyanyi dengan emosi yang sama. Rasa sakit, sesak, mendominasi rasa mereka.
"Jika memang kau terlahir hanya untukku,"
"Bawalah hatiku dan lekas kembali, ku nikmati rindu yang datang membunuhku."
"Untukmu seluruh napas ini."
"Dan ini yang terakhir aku menyakitimu, ini yang terakhir aku meninggalkanmu tak kan ku sia-siakan hidup mu lagi."
Sudah. Hanya sampai situ mereka menyanyikan lagunya karena Darka sudah menghentikan petikan gitarnya.
Mata Galena terbelalak kaget begitu melihat mata Darka berkaca-kaca, sebenarnya ada apa dengan pemuda itu?
"Darka, kamu kenapa?" Tanya Galena halus sambil memegang pundak Darka.
Darka tersenyum kecil, pemuda itu dapat melihat jelas ketulusan yang terlihat di mata Galena. Entah mengapa hal itu membuat hatinya menjerit tak terima begitu mengingat keduanya sudah tak terikat hubungan apapun.
"Galena, aku tau aku salah, aku selalu nyakitin kamu, aku selalu bikin kamu kesel, dan aku adalah orang yang bikin kamu nangis," ucap Darka membuat degup jantung Galena kembali terpacu cepat.
"Tapi kamu dengan sabar, dengan segala ketulusan kamu bisa ngertiin aku. Kamu cewek yang bisa nerima kekurangan aku. Kamu beda, kamu istimewa," lanjut Darka dengan tangan yang menggenggam erat jemari Galena.
"Dia pasti mau nembak gue!" Batin Galena kegirangan.
Helaan napas berat keluar dari mulut Darka, pemuda itu memejamkan mata sesaat dengan genggam tangannya yang semakin mengerat sebelum berkata, "dan karena lo teralu istimewa gue jadi takut bikin lo tambah terluka. Jadi lebih baik Lo lupain semuanya. Setelah ini kita bakal kembali ke fase sebelum kenal, lo bakal jalanin hari-hari tanpa gue yang cuma bisa bikin lo nangis."
Plak.
"Apa ini yang namanya dibikin terbang tinggi lalu dijatuhkan?! Aku pikir kamu udah berubah, ternyata? Sama sekali belum," seru Galena sambil bangkit berdiri menghempaskan genggaman tangannya dengan Darka.
Melihat reaksi Galena yang diluar prediksi nya itu membuat Darka jadi refleks ikut berdiri. "Itu keputusan terbaik buat kita Len, bukannya dengan kita pura-pura saling nggak ngenalin itu bisa bikin luka di hati lo berkurang?" Tanya Darka membuat Galena derdecih sinis.
"Lo goblok! Mana mungkin luka gue bisa berkurang?! Yang ada setelah ini luka gue bakal nambah dalam."
"Lo, Lo tuh udah terlalu dalam masuk ke hati gue Darka. Kalau rencana lo mau bikin gue sakit hati, maka lo udah berhasil."
"Nggak gitu Len," bantah Darka.
"Nggak gitu gimana? Kalau sejak awal lo emang mau bikin kita kaya orang asing tapi kenapa tadi lo seolah-oleh ngasih harapan ke gue?" Tanya Galena pelan dengan bahu yang mulai bergetar. Ya gadis cantik itu mulai menangis.
"Gue cuma mau semuanya berakhir dengan baik," jawab Darka sambil terus mengamati Galena.
"Berakhir dengan baik? Hah? Sampah! Ini adalah akhir paling buruk yang pernah gue alami," seru Galena kalab.
"Tapi nggak gi----"
"Lo jahat!" Seru Galena dengan isakan tangis yang semakin menjadi-jadi.
Darka mematung. Pemuda berwajah tampan itu masih menatap lurus punggung Galena yang mulai menjauh. Sebenarnya apa yang salah? Bukannya ini sudah baik? Mengapa gadis itu nampak terlihat terluka?
Tbc.
Ngambang gak?
BLM TAMAT!Ini Darka. Kalian mau ngucapin apa sama Darka? Siapa tau dia mau ngerespon🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Teen Fiction"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...