Part 41

1.4K 97 94
                                    

Aku tuh emang gini, gak bisa nulis dlm keadaan badmood_- jadi makasih untuk kalian yg udh spam Next, kalian tau g knp aku selalu minta spam Next? Karena biar aku ingat kalau ada yg nunggu aku up, dah itu aja nggak lebih, walau cuma beberapa yg nunggu up itu aja udh cukup.

Makasih buat yg nunggu❤️aku Zeyeng kalian❤️

...

Galena mengedarkan pandangannya pada sekeliling, taman ini kosong, hanya ada dirinya dan Dewa. "Delby nya mana?" tanya Galena membuat Dewa yang tadinya sibuk menatap lurus kedepan dengan rahang mengeras jadi menoleh kepadanya.

"Gue suruh pulang," jawabnya cuek membuat Galena semakin bingun dibuatnya. Tujuannya menemani Dewa itu untuk memberikan kejutan pada Delby tapi mengapa sekarang Delby malah disuruh pulang? Aneh sekali.

"Karena lo lebih penting, lo sekarang kacau," jawabnya seolah bisa membaca pikiran Galena.

"Kacau gimana maksud lo?"

Dewa menghela napasnya kasar, cowok itu membalik badannya hinga kini dia dan Galena jadi saling berhadapan. "Gue tau tadi lo sesak pas liat Darka sama cewek lain," jedanya membuat Galena memejamkan matanya sesaat berusaha menguasai tubuhnya yang mulai melemah. "Lo belum tau siapa cewek itu?"

Pertanyaan itu membuat Galena kembali membuka matanya, bahkan kali ini dia secara berani melakukan kontak mata dengan Dewa. "Siapa? Gue nggak tau!"

"Queena."

Jleb.

Rasanya bagai ada ribuan pisau yang menghujami hatinya begitu mendengar nama Queena disebutkan. Tapi tunggu dulu, dia tak bisa langsung percaya pada Dewa! Bagaimana bisa cowok itu tau wajah Queena sedangkan Galena sendiri selaku pacarnya Darka tak tau menahu tentangnya. 

"Gak usah bohong lo."

Dewa terkekeh pelan, pemuda itu tentu tau benar bahwa Galena kini sudah benar-benar stuck kepada Darka dan maka dari itu mana mungkin mempercayainya begitu saja?

"Terserah lo mau percaya atau enggak, coba lo telpon si Darka dan tanyain tadi dia kemana dan sama siapa, kita liat dia bakal jujur sama lo atau enggak," tantang Dewa membuat Galena melotot kecil.

"Oke!"

Dengan cepat Galena segera merogoh saku celananya lalu mengeluarkan ponselnya. Gadis itu langsung menelpon Darka.

"Halo? Kenapa?"

Galena melempar senyum penuh ejek kearah Dewa saat suara Darka menyapanya. "Kamu tadi kemana aja? Aku chat kok belum di balas," tanya Galena harap-harap cemas, gadis itu terus berdoa agar Darka jujur padanya.

Hening sesaat membuat degup jantung Galena semakin menggila. "Darka?" Panggilnya.

"Gue? Tidur seharian di rumah."

Mendengar itu membuat Dewa memamerkan senyum lebarnya yang berhasil membuat Galena keki bukan main.

"Yang bener? Tadi aku liat kamu di toko Boneka sama bunga," kata Galena sambil melirik kesal Dewa yang masih menampilkan senyum mengejeknya.

"Nggak, gue dirumah, tidur, gue pusing," tampik Darka membuat Galena menghela napas kecewa.

"Eum, oke, cepat sembuh, dan aku berharap yang aku liat emang bukan kamu."

"Ya, gue tutup ya?"

Setelah panggilannya diputus oleh Darka, Galena langsung menyimpan ponselnya kembali. Bibirnya cemberut kesal begitu kekehan menyebalkan keluar dari mulut Dewa.

"Gue kan udah bilang kalau Darka nggak bakal jujur, dia tuh nggak pernah nganggap lo pacar Len, lo tuh cuma pelarian, buka mata lo!"

Anggap saja Galena lebay, ya setelah mendengar ucapan Dewa barusan membuat Galena tiba-tiba terisak dengan bahu yang bergetar hebat. "Gue juga tau kalau Darka gak sepenuhnya cinta sama gue!" Cicitnya sambil menghentakkan kakinya ke tanah.

"Tapi ya gimana? Gue cinta sama dia! Cinta! Lo tau cinta gak sih?!" Lanjutnya berapi-api membuat Dewa merengkuh tubuhnya, mendekapnya erat.

"Nangis aja, ada gue," bisik Dewa semakin membuat tangis Galena pecah seketika.

"Gue harus gimana?!" Rengek Galena membuat Dewa jadi terkekeh geli, gadisnya ini sangat menggemaskan.

"Simpel kok. Gini deh, buat apa terus berusaha meyakinkan diri kalau orang yang lo suka juga suka sama lo padahal nyatanya dia nggak suka, buat apa? Buat bikin hati lo sakit sih iya!"

Galena tiba-tiba terdiam berusaha mencerna perkataan Dewa barusan. Memang benar selama ini dia tau betul bahwa Darka tak sepenuhnya jatuh cinta padanya namun dia tetap meyakinkan diri kalau Darka cinta padanya. "Gue udah stuck ke dia," cicitnya sambil menyenderkan kepalanya pada dada bidang Dewa.

"Ya itu masalahnya lo udah jatuh sejatuh-jatuhnya karena dia," cibir Dewa dengan intonasi ketusnya.

Gelang menghela napas berat, gadis itu menjauhkan badannya membuat rengkuhan Dewa jadi terlepas. "Jadi gue harus apa?" Tanyanya polos membuat senyum licik terbit di wajah Dewa.

"Coba sebutin kata-kata kotor," kata Dewa tiba-tiba membuat Galena melotot tak mengerti. Lagian apa hubungannya kata-kata kotor dengan masalahnya?

"Apaan sih gak nyam---"

"Udah cepat sebutin!" Potong Dewa sambil mendelik kecil membuat Galena menghela napas berat.

Galena diam sejenak, antara ragu tapi penasaran. "Eum, brengsek, tolol, bego, ogeb, gelo, udah," katanya membuat Dewa menepuk jidatnya frustasi.

"Ck, pantesan Darka berani selingkuh, lo aja tolol gini, yang lo ucapin itu gak ada kasarnya sama sekali ogeb!"

"Lo juga selingkuhan gue!"

"Itu mah beda lagi," elak Dewa membuat Galena memutar bola matanya jengah.

"Anjing, babi, bajingan, asu, anjir. Itu kata-kata kasar, ayo sebutin lagi!"

"Ogah!"

"Gue anuin lo disini kalau ogah!" Ancam Dewa membuat Galena melotot kesal.

"Eum, Anjing, babi, bajingan, asu, anjir. Tapi semua itu untuk apa?!"

"Lo juga belum ngerti?" Tanya Dewa dibalas gelengan kecil oleh Galena.

Dewa mendesah kesal, oke mulai sekarang pemuda itu akan sedikit lebih sabar menghadapi sikap polos mantannya ini. "Lo besok tanya ke Darka siapa Queena dan lo paksa Darka buat ngasih liat foto Queena," jelas Dewa semakin membuat Galena mengernyit tak mengerti.

"Terus? Ya kan nggak perlu kata-kata kasar!"

"Lo emang nggak perlu kata-kata kasar itu sekarang, tapi besok buat mutusin Darka lo perlu kata-kata itu," jawab Dewa santai membuat Galena menyadari satu hal:

Dia sudah membuat rencana untuk memutuskan hubungannya dengan Darka!

Tbc.

Next? Spam dulu;)

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang