Part 38

1.3K 93 92
                                    


Ganteng kan? Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng kan? Hehe. Mana nih yg hujat Darka-ku? Masih mau hujat nih? Wkwk.
***

Semalaman Darka tidak bisa tidur. Dia harus meladeni segala celotehan serta tingkah Queena yang rada menyebalkan, entah mengapa pemuda beralis tebal itu lebih menyukai sifat manja Galena daripada Queena, entah mengapa pula hatinya manjadi risau sebab kemarin meninggalkan Galena dipasar malam dan sampai saat ini belum memberi kabar pada kekasihnya itu.

Rambut acak-acakan serta raut wajahnya sudah bisa membuktikan bahwa pemuda itu kelelahan. Mata elangnya langsung menyapu semua yang ada dikantin. Darka menemukan Galena sedang makan dipojok kantin bersama seseorang. Tunggu dulu. Itu Erlan?! Kenapa bisa sedekat itu dengan Galena? Bahkan bisa membuat Galena tertawa lepas yang berhasil membuat amarahnya tersulut.

Dengan langkah cepat serta mata terus menyorot kebencian, Darka menghampiri Erlan. Tanpa aba-aba Darka langsung melayangkan bogeman membuat Erlan yang belum siap jadi terjungkal dari kursinya membuat seisi kantin menoleh kaget kearahnya.

"Bajingan!" umpat Darka sambil menendang kaki Erlan yang masih tersungkur dilantai.

Belum cukup sampai disitu, Darka kembali menarik kerah baju Erlan dan memukulnya dengan membabi buta, melampiaskan semua amarahnya selama ini. 

"DARKA! BERHENTI!" Teriak Galena histeris namun sama sekali tak digubris oleh Darka.

Galena yang merasa takut akan Darka yang tiba-tiba mengamuk hanya bisa diam apalagi kini seisi kantin juga ikutan diam tak berani melerai keduanya, yang Galena harapkan sekarang hanya anggota Garelda yang lain, semoga anggota Garelda ada yang ke kantin agar perkalihan sengit itu segera berakhir.

"Dar-Darka, stop," cicit Galena dengan air mata yang merebak turun. Sebenarnya ada apa dengan Darka? Mengapa pemuda itu memukul Erlan padahal Erlan hanya membantunya.

Darka yang tadinya sudah menyiapkan bogeman jadi terdiam begitu melihat Galena menangis ketakutan, kepalan tangannya mengantung diudara. Perlahan tapi pasti ekspresi Darka mulai melunak dengan langkap pelan menghampiri Galena yang sekarang duduk di samping Erlan.

"Len, ikut gue," panggilnya dingin membuat Galena yang tadinya mengusap darah di pelipis Erlan jadi mendongak menatap Darka dengan ekspresi ngeri.

"Kamu kaya moster tadi, aku takut," cicitnya malah membuat Darka terkekeh geli, dalam situasi apapun Galena ini selalu bethasil membuat suasana hatinya membaik.

"Eum sekarang mosternya udah berubah jadi pangeran, sekarang ikut gue ya," pintanya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Najis, Galena tuh pacar gue!" kata Erlan membuat Galena mengernyit heran serta Darka melotot nyalang.

"Lo sendirikan yang bilang, kemarin, masa nggak inggat?" jelas Erlan membuat Darka mengumpat dalam hati.

"Bilang? emang kam--"

"Jangan di dengerin! SEKARANG LO IKUT GUE!" Seru Darka yang mulai kembali terpancing emosi begitu melihat Erlan terang-terangan mengengam tangan Galena.

Galena menggeleng pelan dengan air mata yang kembali turun, "nggak, aku nggak mau!" tolaknya semakin membuat amarah Darka memuncak.

"IKUT GUE GALENA PATRECIA! LO TUH PACARNYA SIAPA?! GUE APA ERLAN?! JADI CEWEK KOK MURAHAN BANGET!" Teriak Darka kalap membuat air mata Galena kembali mengalir turun dengan hati yang menjerit kesakitan.

Galena mendesah lirih, gadis itu sangat benci bentakan, dia juga benci kalimat Darka barusan yang mengatainya sebagai gadis murahan. Galena benci itu! "Jangan ngebentak aku," cicitnya sambil menunduk dalam-dalam.

"IYA UDAH KALAU NGGAK MAU DIBENTAK SINI! KESAMPING GUE!" Seru Darka lagi membuat Galena jadi bangkit, menjauh dari Erlan lalu berjalan pelan kesamping Darka.

Tanpa aba-aba Darka langsung menarik lengan Galena secara paksa keluar dari kantin membuat Galena meringis pelan karena cengkaram Darka pada lengannya cukup kuat. Langkah Darka terhenti di taman belakang membuat cengkramannya juga terlepas.

"Kenapa tadi sama Erlan? lo bosen sama gue? kalau bosen bilang! jangan selingkuh!" tuduh Darka membuat Galena mengigit bibirnya berusaha menetralisir rasa sakit yang membuncah, lagian kenapa Darka bisa berpikiran seperti itu? mana mungkin dia selingkuh, orang hatinya benar-benar sudah stuck pada Darka.

"Kamu itu beda dari yang lain," kata Galena tiba-tiba membuat Darka mengernyit heran.

"Saat yang lain berlomba lomba ngasi gombalan ke aku kamu malah ngasih kata-kata pedas yang sering bikin aku terluka, kamu sadar ga sih kalau selama ini kamu selalu bikin aku luka? Tapi ga masalah, toh salah aku sendiri kenapa harus cinta sama kamu," lanjut Galena dengan suara serak serta air mata yang terus mengalir turun membuat Darka yang melihatnya jadi tecengang menyadari satu hal-selama ini dia selalu menyakiti hati orang yang membuat hidupnya bewarna.

"Bukan gitu maksud gue, Len."

Galena tersenyum tipis, "Iya aku tau, eum, tadi malam sebenarnya kamu kemana? jujur aja gapapa kok," tanya Galena mengalihkan pembicaraan.

Darka terdiam sejenak, apa mungkin ini saatnya Galena tau yang sebenarnya bahwa dia bukanlah satu satunya gadis beruntung yang dapat stuck dihatinya? "Kan gue udah bilang Erlan sakit ya ja---"

"Erlan baik-baik aja kok," potong Galena.

"Kalau gak percaya yaudah!"

Galena tersenyum tipis, sebenarnya dia tau Darka sedang berbohong tapi apa susahnya jujur? kenapa harus berbohong yang semakin membuat nya merasa tak dihargai. "Oke aku percaya."

"Bagus, boleh gak kalau gue meluk lo?"

Galena tercengan beberapa saat, kenapa Darka sangat aneh? tumben sekali pemuda itu meminta izin untuk memeluknya biasanya gandengan saja engan, tapi tak apalah, ini kesempatan emas yang tak boleh disia-siakan. "Boleh bangget kok," jawab Galena sambil merentangkan kedua tangannya lalu langsung disambut oleh Darka.

Darka menghirup aroma parfume Galena yang begitu menenangkan hinga ia tak sadar bahwa air matanya perlahan turun, "maafin gue tuhan, udah nyakitin hati cewek yang benar-benar tulus cinta ke gue, maaf, tapi gue mohon jangan jauhin gue sama Galena, biarin Galena tetap gak tau semuanya," batinnya sambil mengeratkan pelukan seolah Galena sangat berarti dihidupnya. Tanpa sadar pemuda itu telah salah mengambil langkah, tanpa sadar pula apa yang dilakukannya selama ini penuh keegoisan.

"Tuhan, aku harap hubungan ini tetap lanjut, aku cinta sama Darka tuhan," batin Galena sambil tersenyum tipis.

Tbc.

ada yang nangis ga sih selama baca i am stuck? ga ada ya? huh sedihnya.

Next ga? part selanjutnya Galena bahagia kok wkwk.

AkU tuh juga sayang sama Galena jadinya next part Galena bahagia kok wuwuwu, hebat kan? Iya jelas!

I am stuck √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang