Darka mengajak Galena jalan keluar. Setelah cowok itu mulai sedikit ngeh bahwa akhir-akhir ini Galena sangat sering mengungkit Dewa-mantannya membuat Darka sedikit waspada, jangan-jangan pacarnya itu ingin balikan? bisa juga 'kan? secara jika dilihat sikap Dewa itu lebih hangat dari nya yang memungkinkan akan membuat hubungan keduanya kandas dan Darka tak mau itu terjadi, bagaimana pun hadirnya Galena sudah termasuk candu dihidupnya.
"Mau pergi kemana?" tanya Darka sambil tersenyum tipis saat melihat Galena mengenakan baju panjang bewarna biru dongker yang serasi dengan warna jaket yang dikenakannya.
Kening Galena berkerut heran gadis itu pikir Darka sudah memiliki rencana untuk mengajaknya pergi, ternyata? ah rupanya lagi-lagi dia terlalu berharap, "Kan kamu yang ngajak jalan, jadi ya terserah kamu dong."
Darka mengangguk paham, "Ke kuburan mau?"
"Ya enggak lah! serem!"
"Katanya terserah gue!" ucap Darka membuat Galena mengdengus jengkel, apakah semua kaum laki-laki selalu menyebalkan seperti Darka?
"Ke pasar malam aja gimana?" tawar Darka dibalas anggukan riang oleh Galena.
***
Sesampainya di pasar malam mata Galena langsung berbinar, gadis itu langsung menarik tangan Darka membuat pemuda itu terkekeh pelan. "Main game dulu ya!" usul Galena langsung disetujui oleh Darka.
Darka membayar satu kaleng untuk melempar membuat Galena mengernyit heran. "Kok cuma satu? seharusnya dapat tiga 'kan?"
"Emang boleh kalau cuma ngambil satu kaleng?" lanjut Galena.
Darka mengangkat alis kirinya, "kenapa gak boleh? kalaupun emang nggak boleh ya harus boleh," katanya ngotot membuat Galena berdecih sinis.
"Udah lo diam aja, dan lihat pasti gue bisa bawa pulang hadiah yang lo mau," ucap Darka membuat Galena mendengus kesal tetapi matanya langsung melotot sempurna saat lemparan kaleng Darka tepat sasaran membuatnya mendapatkan hadiah boneka Teddy Bear yang cukup besar.
Setelah lempar kaleng selesai banyak sekali permainan atau wahana yang mereka coba seperti lempar gelang, masuk rumah hantu, naik kereta api, dan ember kejut. Dulu Darka juga sering pergi ke pasar malam bersama Quenen, tapi sekarang semua sudah berubah, Queen sudah tidak disini lagi, tidak bisa lagi menemaninya ke pasar malam. Saar bayang-bayang Queena kembali muncul cepat-cepat Darka menggelengkan kepala berusaha mengusirnya lagian kini sudah ada Galena yang membuat hidupnya sedikit bewarna.
"Len, kalau boleh gue tau kenapa lo masih mau bertahan sama gue?" tanyanya membuat Galena yang tadinya sibuk melihat sekitar jadi mendongak dengan bibir tersneyum tipis.
"Karena cinta, nggak kurang dan nggak lebih," jawabnya enteng membuat Darka tersenyum tipis.
"Makasih ya, cinta dari lo besar banget, gue harap apapun yang terjadi setelah ini lo jangan ningalin gue," ujar Darka dibalas anggukan mantap oleh Galena.
"Love you Dar---"
Ponsel Darka berbunyi membuat Galena menghentikan ucapannya, gadis itu jadi mendengus jengkel. Berbeda dari Galena yang jengkel, Darka malah terlihat tersenyum kecil. "Sebentar ya Len," pamitnya sambil berjalan menjauh meninggalkan Galena yang mengernyit heran.
"Tumben nelpon, ada apa?" tanya Darka mengawali pembicaraan.
"Hm. Lo pulang sekarang," suara serak disebrang sana menyahut membuat Darka mengernyit heran, sejak kapan pria itu peduli padanya sampai menyuruhnya pulang? lagian ini baru jam delapan malam.
"Ada apa?"
"Pacar lo dirumah."
Kening Darka mengernyit heran, apa kata Erlan tadi? pacarnya di rumah? mana mungkin! jelas-jelas sekarang Galena sedang bersamanya dan lagi pula Galena tidak tau dimana rumahnya, pertanyaannya adalah pacar yang Erlan maksud itu yang mana? Galena atau bukan? "Pacar? Galena maksud lo? dia disini sama gue," ujarnya sambil melirik singkat Galena yang memandangnya dengan tatapan bertanya.
Darka dapat mendengar dengan jelas dengusan jengkel dari Erlan, "Pacar lo yang pertama! Queena!"
Mendengar itu Darka langsung tercengang, tubuhnya menengang dengan kedua mata melotot lebar. "Qu-Queena? bukannya dia di Singapura? Lo jangan bohong!"
"Buat apa gue bohong? Untungnya apa?"
Benar juga apa kata Erlan barusan, kalau dia berbohong untungnya apa? "Sek-sekarang dia dimana?" Tanya Darka tercekat.
"Di rumah, kata ortunya suruh tinggal di rumah kita dua Minggu, dia kangen lo."
Hening, Darka tak menyahut, pemuda itu masih syok, sebenarnya ada apa dengan hidup ini? Kenapa disaat dia sudah mulai menerima Galena masalalunya itu datang lagi. "Gue harus ngapain?" Cicitnya.
"Bego! Ya pulang lah!"
"Tapi gue baru sama Gal---"
"Lo sama Galena tuh baru dua bulan pacaran, sedangkan sama Queena? Satu tahun man."
Darka menghela napas lirih, pemuda itu langsung menutup telponnya lalu berjalan menghampiri Galena. "Dari siapa? Kok lama?" Tanya Galena.
Darka berdehem, pemuda berwajah tampan itu masih berusaha menguasai dirinya, hatinya memintanya untuk tetap berada di pasar malam bersama Galena tetapi pikirannya menyuruhnya segera menemui Queena. "Gue harus pulang."
Galena mengernyit, "ha? Ada apa?"
"Itu, hm Erlan sakit, gue harus jagain dia, yaudah yuk pulang," jawab Darka berbohong sambil menggandeng tangan Galena.
Galena menepis tangan Darka, gadis itu tau bahwa kini pacarnya itu tengah berbohong, lagian sejak kapan Darka peduli pada Erlan? "Jangan bohong!"
Darka menghela napas panjang lantas tersenyum tipis. "Please kali ini aja ngertiin gue," lirihnya sambil mengacak rambut Galena.
"Hm, iya udah kamu pulang aja, aku masih mau disini."
"Enggak, Lo pergi sama gue berarti pulangnya sama gue juga dong!"
Galena menggeleng kecil, "aku bilang aku masih mau disini! Mau cari arumanis!"
Darka menghela napas berat, bagaimana ini? Dia harus cepat-cepat pulang kerumah. "Iya udah, Lo jaga diri, gue mau pulang," pamit Darka sambil mencubit gemas pipi Galena.
"Ya, hati-hati sayang, jangan lupa kalau kamu udah punya pacar," seru Galena sambil tersenyum kecil saat punggung Darka mula menjauh.
Gadis itu tersenyum kecut saat punggung Darka sudah tidak terlihat, sejatinya tadi ia berharap Darka akan tetap mengantarnya pulang namun ada daya? Darka tetaplah Darka si cowok tidak peka yang berhasil menguasai hatinya.
Galena merogoh saku celananya, gadis itu menghidupka ponselnya lalu mengirim chat pada seseorang.
Me: Sibuk nggak? Gue butuh teman curhat nih, gue tunggu di taman dekat rumah nenek gue, mksih.
Setelah pesan itu terkirim ia segera berjalan keluar area pasar malam, biarkan malam ini langit malam serta semesta melihat semuanya kembali seperti awal, biarkan semuanya tau bahwa hatinya pun mampu berbalik arah.
Tbc.
Ada teka-tekinya, ada yg bisa mecahin? Kira² sehabis ini apa ya yg bakal terjadi........
Next atau udahan aja nih🤣? Kalau mau lanjut spam Next dulu dong, kalau nggak ya enggak usah lanjut 🤣. Btw untungnya silent readers itu apa seh?
KAMU SEDANG MEMBACA
I am stuck √
Teen Fiction"Bukannya gue malas perjuangin lo lagi, gue sih belajar menghargai diri sendiri aja, kalau gue tetap memperjuangin lo yang terus berlari tanpa memperdulikan gue yang terus mengejar, kan, percuma, nggak ada guna nya, kasihan guenya yang terlalu berha...