Salam kenal teman-teman🙏.
Disini Author tidak akan mengganggu proses membaca kalian sampai diakhir cerita nanti🤐.Untuk perkenalan tentang Author, nanti ada setelah cerita ini selesai. Jangan lupa vote dan komennya 😘
Selamat membaca😊
*****
"Hai sayang."
Seorang cowok bersandar pada tembok dekat pintu masuk kelas sambil menggoda setiap gadis yang berlalu lalang didepannya.
"Sayang-sayang! Mau nyawa lo melayang?!" Ancam seorang cewek yang kebetulan lewat.
"Galak bener. Abang kan jadi tambah cintah."
"Cinta dari hongkong! Kenal aja kagak."
"Kalau gitu kenalan dulu dong. Nama gue--" Si Cowok mengulurkan tangannya.
"Gak usah kenal-kenalan. Upilan juga, jorok ih!" Si Cewek menggeliat jijik kemudian berlalu pergi meninggalkan Cowok itu.
Cowok berkulit sawo mateng itu menegakkan tubuhnya, menatap kepergian cewek yang baru saja menghinanya upilan dengan tatapan tidak percaya. Chiko seorang cowok ganteng setelah bosnya dikata upilan? Ini penghinaan bagi kaum cogan.
"Kurangajar! Berhenti gak lo! Ganteng-ganteng gini dikata upilan." Teriak Chiko lantang.
Cewek itu memutar tubuhnya lalu berjalan mundur sambil menjulurkan lidah kearah Chiko. "Ngaca sana kalau gak percaya!" Dia tertawa lalu menghilang dalam belokan lorong.
Chiko berdecak kesal, dia mencari cewek yang sekiranya memiliki persediaan cermin didalam saku untuk memastikannya. Cowok itu tidak mau kalau ketampanan yang dia bangga-banggakan sirna hanya karena sebuah upil.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah tiga minggu libur karena kenaikan kelas. Para siswa langsung dihadapkan dengan adanya pembagian kelas baru. Mereka harus kembali beradaptasi dengan kawan baru dan rela terpisah dengan kawan lama. Kecuali bagi mereka yang beruntung kembali dipertemukan di kelas yang sama.
Tak ada yang bisa menentang keputusan pihak sekolahan. Mereka terpaksa menurut walaupun dengan berat hati. Keberuntungan ada hanya untuk orang-orang yang memang benar beruntung dan ... bagi mereka yang memiliki uang. Menyogok pihak sekolahan agar dapat ditempatkan di kelas yang mereka inginkan.
Tatapan Chiko tertuju pada seorang gadis yang berjalan mendekat. Bagaikan anak muda yang mulai menua, Chiko melupakan tujuannya tadi dan malah kembali menggoda.
"Hai cantik." Chiko menyisir rambutnya dengan tangan.
Gadis itu menoleh ke kanan dan kekiri mencari sosok yang disebut cantik oleh cowok didepannya. Dia tidak mau dikira terlalu percaya diri menganggap dirinya cantik hanya karena membalas sapaan itu.
"H-hai." Dengan perasaan ragu akhirnya gadis itu membalas. Tentu saja setelah memastikan bahwa tidak ada gadis lain disekelilingnya.
"Lagi cari apa? Kok bingung gitu. Sini Abang bantu."
Dia bernapas lega. Ternyata memang benar kalau dirinyalah yang disapa tadi. "Lagi cari kelas," jelasnya.
"Emang cari kelas berapa?" Tanya Chiko dengan dahi yang berkerut.
"Kelas XII IPS 2."
Chiko menegakkan tubuhnya lalu menggebrak pintu disampingnya, "Ini kelas XII IPS 2 Neng! Gak kelihatan tulisannya ya? Butuh kacamata? Nanti Abang beliin tapi Neng harus jadi pacarnya Abang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lu-Gu (Selesai)
Teen Fiction"Larilah sekencang mungkin, sembunyilah ditempat yang lo suka. Dimanapun lo berada gue pasti bisa nemuin lo." "Karena apapun yang udah gue klaim menjadi milik gue gak akan pernah gue lepasin." Ini tentang Eva, yang menghabiskan sisa hidupnya untuk...