Sebuah jari lentik menyusuri rak-rak yang berbaris rapi dalam ruang perpustakaan. Terdapat berlapis-lapis buku seperti melambai ingin dibaca. Eva menoleh keatas, kebawah, kekiri juga kekanan mencari buku yang sedari tadi jadi incarannya.
Sekarang memang belum menunjukkan jam istirahat, tapi karena guru yang mengajar berhalangan hadir dan lebih parahnya lagi tidak diberikan tugas maka semua siswa menggunakan kesempatan itu untuk berleha-leha.
Beda halnya dengan Eva. Dari pada harus mendengar celotehan Lily yang selalu saja punya topik pembicaraan mulai dari cogan, makeup, fasion, pelakor, warna tembok sekolahan, bahkan warna kulit Indahpun bisa jadi bahan pembicaraan. Lebih baik dia menuju ke ruang perpustakaan untuk menikmati kedamaian sambil membaca buku.
Lalu apa kabar dengan pacarnya?
Semenjak kejadian tawuran itu, Alex dkk diskors oleh pihak sekolahan selama tiga hari. Tapi pada kenyataannya bukannya mereka datang pada hari yang ditentukan malah mundur sampai seminggu dengan alasan ingin menunggu Chiko sampai sembuh.
Hingga hari yang dinanti oleh para siswi tiba. Kelima cogan yang sangat populer kembali menapaki lantai sekolahan.
Kehadiran mereka disambut dengan heboh oleh sebagian banyak siswi disana. Mereka berteriak histeris kala melihat komplotan cogan tersebut berjalan dengan sebagian muka nampak kebiruan, menurut mereka itu sangat keren.
Kini Alex sedang nongkrong bersama keempat sahabatnya. Walaupun cowok itu tak memberitahu mau kemana, tapi Eva tau kalau dia sekarang pasti berada di taman belakang sekolah. Karena setelah Eva menyandang gelar sebagai pacarnya, Alex tak pernah membolos keluar dari lingkungan sekolahan. Entah karena apa Eva juga tidak tau.
Eva berjalan kearah rak lain guna mencari buku Akuntansi yang belum juga dia temukan. Pelajaran Akuntansi adalah pelajaran yang paling dia benci. Walaupun guru sudah menerangkannya berkali-kali tetap saja dia merasa tidak paham.
Hingga mata Eva menemukan buku dengan sampul warna kuning bertuliskan 'Akuntansi'. Membuatnya tersenyum lebar lalu berjinjit guna mengambil buku tersebut.
"Suit... suit..."
Gadis itu menoleh saat mendengar suara siulan. Matanya menangkap seorang cowok yang nampak bersandar pada rak yang tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Cowok itu tersenyum miring menatap Eva, seolah dia adalah mangsa yang telah ditemukan.
"Alex?" Kata Eva kala menyadari orang tersebut adalah pacarnya sendiri, "bukannya kamu lagi kumpul sama temen-temen?"
Alex melangkah mendekati Eva lalu mengurung tubuh kecil itu dengan kedua tangan yang diletakkan di kedua sisi tubuhnya. Dia membelai lembut pipi mulus Eva sebelum memberikan kecupan ringan disana.
"Sepertinya berduaan bersama pacar lebih asik." Ujar Alex.
Eva menatap Alex dengan bibir bungkam. Tak mau berlarut-larut dalam situasi yang akan membuat jantungnya lari maraton, akhirnya Eva kembali meraih buku Akuntansi yang tadi belum sempat dia ambil, lalu membolak-balik sampulnya memastikan bahwa memang inilah buku yang dia cari.
Tiba-tiba Alex mengambil paksa buku yang dipegang Eva lalu dilempar kesembarangan arah dengan sorot mata tajam menatap gadisnya. Membuat Eva kaget sendiri karena ulahnya.
"Gue gak suka diabaikan!" Bentak Alex tepat dihadapan Eva.
"Siapa itu yang teriak tadi?! Kalau gak niat belajar, keluar!" Teriak Bu Diah sang penjaga perpustakaan.
Eva meringis menatap Alex yang suasana hatinya kembali berubah. Diliriknya buku Akuntansi yang tergeletak mengenaskan diatas lantai, kakinya melangkah untuk mengambilnya kembali tapi sekali lagi Alex menahan dengan cengkraman dilengan kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lu-Gu (Selesai)
Teen Fiction"Larilah sekencang mungkin, sembunyilah ditempat yang lo suka. Dimanapun lo berada gue pasti bisa nemuin lo." "Karena apapun yang udah gue klaim menjadi milik gue gak akan pernah gue lepasin." Ini tentang Eva, yang menghabiskan sisa hidupnya untuk...