"Ck! Itu bocah dibilangin susah banget."
"Pingin gue ikat dikursi jadinya."
"Kira-kira ada gak sih pil penghilang ingatan?"
"Kalau ada udah gue beli kali dari dulu. Terus gue seselin tuh kemulut dia, biar ingatannya tentang masa lalu hilang semua."
Lily menoleh kearah Indah, "Termasuk kita dong?"
"Ya kecuali kita lah." Indah memutar bola matanya malas mendengar penuturan Lily.
Kini tatapan mereka kembali mengarah pada Eva yang sudah seperti Pak Satpam penjaga pintu kelas. Dia terus saja mondar-mandir kayak setrikaan semenjak pelajaran pertama berakhir.
Siapa lagi tujuannya kalau bukan Alex. Semenjak kejadian dua sejoli itu putus, Alex kembali menggeluti kegiatan lamanya. Masuk sekolah telat, suka bolos, dan selalu mendapatkan hukuman karena tidak membawa buku yang harusnya dibawa hari itu.
Eva sendiri sudah mengatakan pada pelayan di rumah Alex tentang apa saja yang dibutuhkan cowok itu saat pagi hari, tentu saja melalui telepon. Namun bukannya berhasil melaksanakan tugas, pelayan itu malah berakhir dipecat karena telah mengganggu tidur nyenyak majikannya.
"Bagas! Alex mana?" Tanya Eva saat mendapati Bagas memasuki kelas.
Bagas mendengus kesal, "Udah tau tuh cowok brengseknya minta ampun, masih aja lo perjuangin."
"Jawab Gas!" Eva mencubit lengan Bagas keras.
"Aaauu! Itu tangan apa capitan kepiting sih? Astaga." Bagas mengusap lengannya yang kena cubit, "noh pangeran pujaan hati lo masih dihukum bersihin taman sekolah."
"Kok gak kamu bantuin sih Gas? Kalian kan sama-sama telat. Tega banget sama temen sendiri."
"Orang gue udah selesai melaksanakan hukuman, ya gue balik kelas duluan lah." Tukas Bagas.
"Lah itu tamannya masih kotor, selesai melaksanakan hukuman gimana?!"
Bagas mengelus dadanya mencoba bersabar meladeni Eva, "Gue dapet hukuman nguras toilet, Chiko lari keliling lapangan, sedangkan Alex bersihin taman sekolah. Kan udah dapet tugas sendiri-sendiri, kalau udah selesai ya langsung cabut Eva!"
"Terus Revan sama Tito ngapain?"
Brak!
Bagas menggebrak pintu disampingnya dengan perasaan dongkol, "Udah ada dibelakang lo! Yang lagi leha-leha dibangku masing-masing itu siapa Eva?! Mereka berdua gak telat tadi."
"Makanya jangan pakek kacamata kuda, samping-samping gak kelihatan semua. Yang kelihatan cuman Alex seorang. Eee..." Bagas menyikut udara didepan Eva lalu melenggang pergi menghampiri Revan dan Tito.
Eva mengerucutkan bibirnya menatap punggung Bagas yang berjalan menjauh. Entah kenapa akhir-akhir ini semua orang nampak gregetan kalau berhadapan dengannya. Padahal perasaan Eva tidak salah dalam hal apapun, lalu apa yang membuat mereka gemas.
Tak mau berlarut-larut meratapi kebingungannya, Eva memilih melenggang pergi menuju kantin guna membeli minuman yang akan diberikannya pada Alex untuk menghilangkan dahaga.
*****
Flashback on...
"Alex?"
Cowok yang dipanggil namanya menoleh. Dia mendengus kesal mendapati Evalah yang memanggilnya. Alex sampai heran dengan gadis itu, sudah berulang kali dia mengusirnya sampai menggunakan kata kasar dan main tangan, tapi Eva tidak juga kapok dan malah semakin mepet. Membuat Alex jadi risih sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lu-Gu (Selesai)
Teen Fiction"Larilah sekencang mungkin, sembunyilah ditempat yang lo suka. Dimanapun lo berada gue pasti bisa nemuin lo." "Karena apapun yang udah gue klaim menjadi milik gue gak akan pernah gue lepasin." Ini tentang Eva, yang menghabiskan sisa hidupnya untuk...