BAB 53: Surprize

128K 9.7K 674
                                    

Eva melemparkan batu kearah kolam renang untuk kesekian kalinya. Keanehan Arvin kemarin benar-benar berdampak buruk bagi pikirannya. Dia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa yang dilihatnya kemarin adalah sebuah realita, bukan bualan.

Ketika masih berstatus siswa di SMA Garuda gadis itu sudah tau seberapa urakannya Arvin. Dia adalah troublemaker sekolah. Namun sifat itu tak pernah ditunjukkan Arvin padanya.

Jika cowok itu menganggap para perempuan rendah maka beda halnya dengan Eva, Arvin selalu bersikap menghormati gadis itu layaknya perempuan yang sesungguhnya.

Hal itulah yang membuat Eva yang sudah dari awal jadi bahan bullyan malah bertambah lebih ngeri. Para fans Arvin merasa tidak terima jika Arvin berdekatan dengan Eva, si gadis culun (diwaktu itu).

"Eva! Lo dengerin gak sih gue ngomong."

"Iya Ndah, aku denger." Jawab gadis lugu itu malas.

"Kalau denger coba ulangi lagi."

Eva menoleh kesamping menampilkan cengiran lucu dihadapan Indah, membuat yang dilihat memutar bola matanya malas karena tau maksud dari cengiran itu.

"Gue bisa dibunuh Alex kalau gak bisa ajarin lo Va." Indah menggaruk kepalanya kasar.

"Kan ada Revan. Jadi semua bakal aman terkendali."

Cewek disamping Eva itu menghela napas panjang, "Ada aja jawabannya." Katanya membuat Eva terkekeh geli.

Kejadian dimana Alex kepergok Kepala Sekolah saat menonjok Arvin membuat dia mendapatkan hukuman berupa skors selama dua hari. Tentu saja hanya berlaku untuk Alex, tidak untuk Arvin. Karena pada kenyataannya Arvin tak memberikan perlawanan sedikitpun pada Alex kala itu.

Dan sekarang Eva mendapatkan imbasnya. Dia dilarang sekolah oleh Alex selama masa skors cowok itu. Alex terlalu takut jika ketidak adaannya disamping Eva akan dimanfaatkan oleh Arvin. Apalagi sifat Eva yang terlalu polos, pasti mau-mau saja disuruh apapun.

Tidak tanggung-tanggung. Karena kekhawatiran Alex yang terlalu besar, cowok itu sampai menyiapkan dua pengawal didepan rumah pacarnya. Dan saat matahari mulai muncul dia menugaskan para pengawal membawa Eva pergi ke rumahnya, lalu pulang kembali ketika hari mulai larut dengan masih didampingi dua pengawal sampai paginya lagi.

"Udah belajarnya?" Tanya Revan yang didampingi oleh Alex disampingnya.

Kedua gadis itu mendongak keatas sebelum akhirnya menggelengkan kepala. Bagaimana mau selesai kalau Eva saja kerjaannya hanya melamun dan tidak mendengarkan apa yang diterangkan oleh Indah.

Soal keberadaan Indah dan Revan disana, Alex lah dalangnya. Telinga cowok itu terlalu panas mendengar rengekan Eva yang meminta agar diizinkan sekolah, namun bukan Alex namanya kalau mudah ditaklukan. Dimana ada dia disitu ada kemenangan.

Dan sebagai gantinya, Alex menyuruh Revan datang ke rumahnya bersama Indah untuk mengajarkan pelajaran yang ditinggal Eva hari ini.

"Ck! Lama banget. Jadi gak nih Ndah ke kebun binatangnya?"

Mata Eva seketika berbinar bahagia, "Kalian mau ke kebun binatang?"

"Iya. Makanya cepetan paham biar gue sama Revan bisa cepet jalan." Ucap Indah ketus.

Gadis itu tertawa kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gak usah dijelasin, kasih aja catatannya. Nanti malam aku pahamin sendiri deh, pasti paham."

Indah mengangguk setuju, "Oke."

Eva tersenyum bahagia. Pandangannya beralih pada Alex yang berdiri disamping Revan, raut wajahnya dibuat semelas mungkin untuk mendapatkan hasil maksimal dihadapan Alex.

Lu-Gu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang