BAB 28: Terungkap

161K 12.8K 1K
                                    

Eva terus saja tertawa sambil sesekali menggelengkan kepala tidak percaya. Melihat hal itu Alex yang sedang mengemudikan mobil mendengus kesal. Bukannya dia tidak suka melihat sang kakasih bisa tertawa lepas, tapi masalahnya ada pada penyebabnya.

Flashback on...

Segerombolan orang diujung kelas nampak bungkam menatap Alex dan Eva bergantian. Cowok itu berkali-kali menggumamkan kata maaf sambil mencium setiap inci dari wajah cantik gadisnya. Membuat orang-orang yang melihat memincingkan mata.

Hanya ada pikiran negatif disana. Bagaimana tidak? Setelah menghilangnya Alex dan Eva selama tiga jam pelajaran, tiba-tiba mereka berdua datang dengan kondisi yang tidak dapat dikatakan baik. Alex berpenampilan acak-acakan, sedangkan Eva berjalan tertatih sambil meringis menahan sakit.

"Lex. Jujur sama kita semua. Lo apain Eva sampai dia meringis kayak gitu?" Tanya Bagas sesaat setelah Alex dan Eva duduk dibangku masing-masing.

Indah dan Lily pun juga ikut ngacir bergabung dengan komplotan cogan karena kepo. Untung saja Indah adalah pacar Revan, jika tidak mungkin mereka berdua akan diusir saat itu juga.

"Gue tindih tadi di perpustakaan." Ucap Alex polos.

"APA?!!" Teriak keenam orang yang berada disana, hampir bersamaan.

"Eh Lex! Eva itu udah polos, jangan lo polosin dong! Kasihan." Kata Revan geram.

"Ck! Lo ngomong apa sih Van?! Ngaco deh." Alex kembali mengecup kening Eva.

"Emang brengsek lo ya Lex!" Lily menggertakkan gigi menahan marah.

"Gue kan memang udah brengsek dari dulu." Jawab Alex santai.

"Sialan!" Indah sudah mengangkat tangan ingin menampar wajah tampan itu, tapi sayang Revan terlebih dahulu mencekal lengannya.

"Gak boleh ngomong kasar Ndah." Ucap Revan memperingati.

"Elo yang ngajarin!" Jawab Indah tidak terima.

Tito menggeleng tidak percaya. Disuasana yang sedang genting seperti ini, Indah dan Revan malah memperkeruh dengan masalah percintaannya.

"Lex gue saranin nanti pulang sekolah lo ke rumah Eva." Ucap Tito.

"Setiap hari gue juga gitu To..." Alex mengacak rambutnya frustasi. Gemas sendiri melihat teman-temannya terus saja mengintimidasi dengan alasan tidak jelas.

"Yang ini beda. Lo harus lakuin satu hal buat si eneng." Sambung Chiko.

Alex mendengus kesal. "Lakuin apa?"

Revan, Bagas, Chiko, dan Tito saling pandang. Mereka harus memiliki mental yang kuat sebelum mengatakan kenyataan yang akan membuat sang bos mungkin akan marah besar.

"LoharusbilangsamanyokapnyaEvakalaulobakaltanggungjawabbuatnikahintuhcewek." Ucap Bagas dengan nada cepat membuat Alex tambah cengong karenanya.

"Bisa dipelanin gak tuh tadi kalimatnya?" Pinta Alex.

Bagas menggeleng tegas. "Gak bisa."

Eva tertawa kecil. Dia memahami apa yang diucapkan Bagas barusan. Tentu saja cowok itu tak berani mengulangi kata-kata laknat tadi. Pasti dia takut mendapatkan tonjokan maut dari Alex.

"Mereka bilang apa?" Tanya Alex pada Eva saat menyadari bahwa gadis itu mengetahui sesuatu.

Eva mendekatkan wajahnya kearah Alex lalu membisikkan sesuatu ditelinga cowok itu. Tak lama kemudian rahang Alex mengeras menatap keenam orang yang mengintimidasinya, membuat mereka mengkerut karena takut.

Lu-Gu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang