BAB 5: Tuan Muda.

250K 18.4K 828
                                    

Sebuah tangan mungil merayap mencari ponsel yang sedari tadi berbunyi pertanda waktu bangun tiba. Eva menyipitkan mata, melihat layar terang yang menampilkan tulisan jam. Pukul 05:00, gadis itu berkedip beberapa kali memastikan penglihatannya tidak salah. Biasanya dia selalu bangun pada pukul 04:30 untuk membantu Inah-ibunya membersihkan rumah, tapi kali ini dia tidak mendengar bunyi alarm yang sudah diulang beberapa kali hingga berakhir dipukul 05:00.

Eva mencoba menggerakkan badannya yang terasa berat. Napasnya terhenti kala menyadari sesuatu, dia tidak tidur sendirian di kasur empuk itu. Ada seorang cowok yang juga tidur dengan nyaman, menyembunyikan kepala di cengkuk lehernya.

Perlahan tangan Eva menyentuh pundak Alex, mendorong pelan tubuh besar itu menyingkir dari badannya. Dia mengambil posisi duduk sebelum meringis kala matanya menangkap tubuh telanjang dada Alex yang kini sudah tidur terlentang. Sejak kapan cowok itu tidur tanpa memakai baju atasan? Padahal seingat Eva tadi malam Alex masih menggunakan kaos berwarna hitam.

Tunggu. Apakah Eva memperhatikan sampai sebegitu detailnya soal kaos yang dipakai Alex tadi malam?

Gadis itu menggeleng membantah pikirannya sendiri. Padahal ketika cowok itu memakai baju tubuhnya terlihat biasa-biasa saja, tapi pada kenyataannya dibalik baju itu ada tubuh atletis yang tersembunyi. Ditambah lagi enam kotak roti sobek yang seperti meminta dipegang sekarang.

Eva segera memalingkan wajahnya menghadap nakas sebelum nanti dia khilaf dan malah menyentuh dada bidang itu untuk yang ke... entahlah, dia tidak bisa menghitungnya jika dimulai dari pertama kali dirinya terlelap tadi malam.

Tangan lentiknya meraih gelas berisi air putih penuh diatas nakas lalu meneguknya perlahan. Senyenyak itukah tidurnya semalam? Hingga tidak terbangun tengah malam seperti biasa, dengan alasan kebelet pipis atau karena haus. Atau mungkin gara-gara capek karena Alex membuatnya banyak menangis sejak kemarin.

Atau ada hal lain?

Eva mengangkat kedua pundaknya tidak peduli. Dilihatnya kembali Alex yang berada dibelakangnya sebelum kembali meringis karena melihat lagi pemandangan yang mubazhir jika dilewatkan. Dengan segera Eva menarik selimut menutupi tubuh Alex sebatas pundak lalu berlari kecil menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan.

Dan juga pikirannya.

*****

"Nona tidak apa-apa?"

Eva mengerutkan kening mendengar pertanyaan seorang pelayan paruhbaya padanya. "Emang saya kenapa Bi?"

"Kemarin Tuan Alex..." Bibi menggigit bibir bawahnya.

"Oh Alex." Eva mengangguk paham, "galak banget ya Bi, tadi malem saya sampai nangis dibentak sama dia." Sekali lagi Eva melengkungkan bibirnya kebawah.

"Nona dan Tuan Alex ... pacaran?"

Eva menuangkan teh hangat kedalam cangkir yang sudah dia taburi dengan gula, lalu mengaduknya pelan. "Alex yang maksa."

Bibi menghela napas panjang. "Apakah kalian tidak bisa berpisah saja?" Ditiriskannya tumis kangkung kedalam piring, lalu membawanya ke meja makan.

"Bibi mau saya dan Alex pisah?" Eva menghentikan gerakan mengaduknya dan menatap pembantu Alex penuh pertanyaan.

"B-bukan begitu." Bibi yang terlihat panik langsung saja berlari menghampiri Eva, "tadi kan Nona sendiri yang bilang kalau Tuan Alex galak." Sambungnya sambil mengusap lembut bahu Eva.

Bagaimana Bibi tidak panik jika itu berkaitan dengan Tuan Mudanya? Bisa gawat jika pacar Tuannya mengadu lalu memecat dia. Belum lagi memberikan sedikit hukuman atas keteledorannya.

Lu-Gu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang