BAB 46: B'day Lily

132K 10K 597
                                    

Disebuah taman belakang rumah milik keluarga Herman seorang cowok menusuk-nusuk tanah dengan ranting pohon. Alex bersandar pada sebuah pohon besar lalu menghela napas lelah.

Entah kenapa pikirannya begitu runyam sejak semalam. Dia sulit tidur karena memikirkan tentang Eva. Bukan sebab sedang kasmaran tapi lebih kearah merasakan keanehan pada gadis itu yang semakin hari semakin terlihat.

Sepertinya banyak orang yang mengincar nyawanya, tapi kenapa? Apa kesalahan yang dilakukan Eva sampai membuatnya diburu oleh mereka.

Dan yang lebih membuat Alex keheranan lagi adalah suara rintihan cowok berjaket hitam kemarin. Suara itu nampak familiar ditelinganya tapi entah siapa pemiliknya.

Alex mengacak rambutnya frustasi. Diambilnya ponsel didalam saku lalu menelpon Bagas untuk menanyakan sesuatu.

"Kenapa Lex?" Terdengar suara game disebrang sana. Sepertinya cowok itu sedang bermain game.

"Gimana dengan cowok tadi malam?"

Tak ada jawaban. Pasti Bagas lebih konsen dengan game-nya dibanding pertanyaan Alex yang menurutnya sangat penting.

"Gas?!"

"Dia udah mati setelah lo tusuk."

"Ck! Dasar lemah. Padahal gue ingin tau kenapa dia mau bunuh Eva."

"Salah sendiri asal bunuh orang tanpa pikir panjang."

Alex memutar bola matanya malas, "Lo kenal sama tuh cowok."

Hening sesaat. Alex begitu ingin menghancurkan playstation yang saat ini ada didepan Bagas. Benda itu mengganggu keseriusannya dalam bertanya. Mau bertanya pada Chiko juga percuma, karena cowok itu sudah bilang dari jauh hari kalau hari ini dia ada les bela diri.

"Gue sama Chiko gak kenal. Mukanya juga gak familiar."

Tut... tut... tut...

Alex memutus sambungan telepon secara sepihak. Perasaannya mulai tidak enak. Sepertinya dia harus menjaga Eva lebih ketat lagi mulai sekarang.

*****

Eva dan kedua sahabatnya memasuki sebuah restauran ternama dengan tampang bahagia. Hari ini Lily sedang ulangtahun, dia bersedia mentraktir Eva dan Indah sepuasnya.

"Sepuasnya loh Ly?" Kata Indah mengingatkan.

"Ck! Iya-iya. Pesen aja kali." Lily menyedekapkan kedua tangannya sombong.

"Awas aja kalau kamu bo'ong." Kini giliran Eva yang mengancam.

"Gak akan. Ini hari ulangtahun gue, gue bakal jadi anak baik-baik untuk hari ini."

"Kalau disuruh cuci piring karena uang kamu kurang, kita gak ikut-ikutan ya." Ucap Eva yang diangguki oleh Indah.

"Enggak bakal. Udah deh tenang aja kalian. Gue bawa duwit banyak."

Mendengar hal itu Eva dan Indah tersenyum lebar. Dengan segera mereka memanggil pelayan dan mengatakan mana saja yang ingin di pesan. Sedangkan Lily hanya menggelengkan kepala kala melihat kedua temannya itu memesan banyak makanan yang entah muat atau tidak didalam perut mereka.

Setelah selesai dengan urusan Eva dan Indah, kini tatapan pelayan itu mengarah pada Lily lalu menawarkan pesanan padanya.

Dengan enteng Lily menarik buku menu tersebut lalu membacanya. Senyum merekah Eva dan Indah lama kelamaan mulai surut kala melihat raut wajah Lily yang mulai berubah. Perasaan tidak enak tiba-tiba menggerogoti hati mereka berdua, sepertinya akan ada musibah baru yang bakal menggemparkan seisi restauran.

Lu-Gu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang