Plak...
Waktu seakan berhenti. Semua orang tercengang melihat adegan yang barusan terjadi. Begitu pula dengan Indah dan Lily yang menutup mulut dengan tangan tidak percaya.
"Aw.... ssstt." Gumam Eva seraya memegang pipinya yang memerah. Bahkan sudut bibirnya kini mengeluarkan darah.
Orang itu memegang bahu Eva dan memaksa berhadapan kembali dengannya. Mata kelamnya menatap tajam kearah pada Eva yang dibalas dengan tatapan takut gadis itu.
"Lo selingkuh."
"Hah?"
"Katakan sejujurnya Eva! Lo selingkuh?!" Tanya Alex terkesan membentak.
"Aku gak pernah---"
"Kalau gak penah terus yang ini namanya apa?!" Alex menunjukkan ponselnya kearah Eva.
Eva membelalakan mata tidak percaya. Itu foto dirinya dan Joni waktu berada di gudang tadi. Difoto tersebut terlihat Joni yang menggenggam tangan Eva seraya tersenyum, sedangkan Eva menatap wajah Joni dengan raut wajah senang.
Tentu Eva ingat. Itu adalah foto dimana dia menyerahkan kacamata pada Joni. Tapi sialnya didalam foto itu kacamata Joni tidak terlihat karena terhalang oleh tangannya yang menggengam tangan Eva.
"Aku bisa jelasin. Itu gak seperti yang kamu lihat."
Alex menarik lengan Eva lebih mendekat hingga tubuh keduanya menempel. "Gue gak butuh penjelasan. Pulang sekarang!" Alex menyeret tubuh kecil Eva keluar dari kantin.
Sekilas Eva memandang kedua temannya lalu tersenyum tipis untuk menetralkan rasa khawatir yang Indah dan Lily rasakan. Tubuhnya terhayun kebelakang kala Alex menariknya kasar dan membawanya keluar dari lingkungan sekolahan tanpa mempedulikan tatapan takut yang diberikan seluruh siswa padanya.
"Sialan! Gue kecolongan." Seorang cowok meninju udara penuh amarah.
"Gue pastiin setelah ini lo bakal terima akibatnya Bitch."
*****
Alex menarik tangan Eva kasar masuk kedalam rumah mewah yang sudah dihafal gadis itu diluar kepala.
Sumpah demi apapun Eva sudah menjelaskan perihal kesalahpahaman tentang foto itu waktu berada dalam perjalanan pulang tadi. Tapi tetap saja Alex memilih bungkam dan fokus menyetir. Belum lagi dia membawa mobilnya secara ugal-ugalan membuat jantung Eva seakan ingin copot saja.
Setelah sampai di ruang tamu Alex langsung menghempaskan tubuh Eva begitu saja. Hingga gadis itu tersungkur diatas lantai.
"Pengawal! Pastikan dia tidak kabur sampai saya kembali nanti." Ucap Alex sambil melepas kancing kemejanya kasar lalu membuang baju itu beserta tasnya sembarangan.
Dari matanya, Eva bisa melihat Alex yang kembali keluar rumah dan pergi menggunakan mobil meninggalkannya. Dia menghela napas pasrah. Dipungutnya kemeja sekolah dan tas ransel sang pacar lalu mencoba berdiri lagi walau lututnya sedikit linu gara-gara kelakuan Alex yang menghempaskannya tadi.
Eva baru menyadari bahwa para pelayan yang berjumlah puluhan orang sedang menatapnya nanar. Pasti mereka merasa kasihan dengannya karena diperlakukan kasar oleh tuan muda mereka, bahkan kemungkinan besar berada dalam kurungan cowok itu selamanya.
"Tanduknya Alex lagi muncul." Eva terkekeh sambil memposisikan jari telunjuknya disamping kepala kanan. Sedangkan tangan kirinya dipakai untuk memeluk ransel dan seragam milik Alex.
Para pelayan terdiam. Tak ada yang berani menyahut barang sedikitpun. Walaupun begitu mereka juga tau kalau tawa yang dipasang Eva bisa saja palsu, gadis itu menggunakannya hanya untuk menenangkan hati mereka agar tidak terlalu khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lu-Gu (Selesai)
Teen Fiction"Larilah sekencang mungkin, sembunyilah ditempat yang lo suka. Dimanapun lo berada gue pasti bisa nemuin lo." "Karena apapun yang udah gue klaim menjadi milik gue gak akan pernah gue lepasin." Ini tentang Eva, yang menghabiskan sisa hidupnya untuk...